Video Viral

Hasil Mobilisasi Parsial, Rusia Dapat Tambahan 200 Ribu Tentara Baru Lawan Ukraina

Hasil mobilisasi parsial, Rusia dapat tambahan 200 ribu tentara baru lawan Ukraina

Penulis: Rafan Arif Dwinanto | Editor: Djohan Nur

TRIBUNKALTIM.CO - Lebih dari 200.000 orang telah mengikuti wajib militer dan akan menjadi tentara Rusia sejak Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan mobilisasi parsial pada 21 September 2022.

Dilansir dari Kompas.com, hal itu disampaikan oleh Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu pada Selasa (4/10/2022).

"Sampai hari ini lebih dari 200.000 orang telah masuk tentara," kata Shoigu dalam pertemuan yang disiarkan televisi.

Mobilisasi parsial Rusia ditujukan untuk menopang pasukan Moskwa di Ukraina.

Itu diumumkan Putin setelah serangkaian kemunduran militer Rusia di Ukraina.

Kremlin menyebut hasil mobilisasi parsial itu baru "sebagian" karena pihaknya telah menargetkan untuk merekrut 300.000 orang.

Sebagaimana dikutip dari AFP, Shoigu mengatakan mereka yang dimobilisasi sedang dilatih di 80 tempat pelatihan dan enam pusat pelatihan.

Mobilisasi Kremlin telah menyebabkan beberapa protes dan eksodus pria usia militer.

Puluhan ribu orang Rusia dilaporkan telah melarikan diri dari wajib militer, terutama ke tetangga bekas Soviet.

Pemerintah Kazakhstan mengatakan pada Selasa bahwa lebih dari 200.000 orang Rusia telah menyeberang ke negara mereka dalam dua minggu.

Putin turun tangan pekan lalu untuk menenangkan ketakutan dan mendesak pihak berwenang untuk "memperbaiki semua kesalahan" dalam pelaksanaan program mobilisasi parsial.

Shoigu pada Selasa menuntut agar komandan militer dan angkatan laut membantu dengan cepat menyesuaikan rekrutan untuk berperang.

Dia meminta mereka untuk melakukan pelatihan tambahan dengan orang-orang yang dimobilisasi di bawah bimbingan perwira dengan pengalaman tempur.
Shoigu mengatakan orang yang dimobilisasi hanya dapat dikirim ke zona pertempuran setelah menjalani "pelatihan dan koordinasi tempur".

Menteri Pertahanan Rusia juga meminta pusat perekrutan tentara untuk tidak menolak sukarelawan "jika tidak ada alasan serius". (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved