Berita Kaltim Terkini
Soal Rice Miling untuk Suplai Beras ke IKN, DPRD Kaltim Setuju Jika Sektor Hilir Dibenahi
Upaya Pemprov dan Pemkab serta Pemkot untuk berupaya dalam ketahanan pangan dan memenuhi kebutuhan di daerah terus digencarkan
Penulis: Mohammad Fairoussaniy | Editor: Samir Paturusi
TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA- Upaya Pemprov dan Pemkab serta Pemkot untuk berupaya dalam ketahanan pangan dan memenuhi kebutuhan di daerah terus digencarkan.
Sektor pertanian kini tengah jadi isu hangat semenjak inflasi mulai naik di sejumlah daerah yang mengandalkan supply dari luar daerah, termasuk Kaltim.
Wakil Ketua DPRD Kaltim, Seno Aji menyadari Pemprov dan Kabupaten/Kota sedang terus menggiatkan kegiatan pada sektor dasar kebutuhan memenuhi pangan di dalam daerah.
Pihaknya mendukung penuh upaya tersebut, sehingga Kaltim di berbagai sektor lain tak hanya pertanian, mampu bergantung pada hasil daerah sendiri, juga pengaktifan rice miling
Baca juga: Penyertaan Modal Capai Rp 12,5 M, Proyek Rice Milling Unit Malah Mangkrak di PPU
Baca juga: Plt Bupati PPU Hamdam Sebut Akan Evaluasi Rencana Pembangunan Rice Milling Unit di Babulu
Baca juga: Progres Pembangunan Rice Milling Unit di PPU Tak Jelas, DPRD Pertanyakan Soal Lahan Proyek RMU
"Kalau kita mendorong penuh untuk arah pertanian pada umumnya ya. Jadi perikanan, perkebunan, pertanian. Kalau untuk pertanian sebenarnya kita sudah menaruh satu rice miling di Jahab, Kukar, yang itu juga dalam skala besar, dan saat ini kami sudah berdiskusi dengan Bupati untuk memakai itu," terangnya, Jumat (28/10/2022).
Di daerah Jahab juga terdapat dua daerah terdapat rice miling dan hal ini bisa jadi pemenuhan daerah serta dukungan terhadap ekspor dan Ibu Kota Nusantara (IKN).
"Target kita di tahun 2023 ini supaya bisa digunakan untuk ekspor pemenuhan IKN. Jadi, selain itu juga kalau saya dari Partai Gerindra, kita sudah bekerjasama dengan DPR RI Komisi IV untuk selalu memberikan alat-alat pertanian ke kelompok tani. Tinggal nanti kita memetik hasilnya, baru hilirnya kita benahi," ujar legislator Gerindra Kaltim ini.
DPRD Kaltim, lanjut Seno, setuju bahwa sektor hilir dari ketahanan pangan dapat dibenahi seluruh stakeholder.
Baca juga: Penyertaan Modal Rice Milling di Penajam Telah Cair Rp 12.5 Miliar, Progres Nihil
Dimana dinilainya belum maksimal, karena di Benua Etam baru memberikan mentahnya saja berupa gabah mentah.
"Nanti kita sudah mulai menjual beras dari Kukar. Dua alat tersebut belum mampu, karena yang satu memiliki kapasitas 30 ton seharinya, sementara satu lagi 50 ton sehari. Saya pikir ini belum mampu, dan nantinya akan ada dorongan lagi nanti," pungkasnya. (*)