Mata Lokal Memilih
Aher Didorong jadi Cawapres Anies Baswedan untuk Naikkan Elektabilitas PKS di Pemilu 2024
Aher didorong jadi calon wakil presiden Anies Baswedan untuk naikkan elektabilitas PKS di Pemilu 2024.
TRIBUNKALTIM.CO - Simak informasi seputar bursa cawapres di Pilpres 2024.
Politisi PKS, Ahmad Heryawan alias Aher didorong jadi calon wakil presiden Anies Baswedan.
Belakangan taktik politik itu untuk mendongkrak nilai elektabilitas PKS di Pemilu 2024.
Pengamat politik dari Universitas Padjadjaran (Unpad) Firman Manan menganalisis pertemuan calon presiden Anies Rasyid Baswedan dengan mantan gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan menjelang Pemilihan Presiden 2024.
Selengkapnya ada dalam artikel ini.
Baca juga: Tak Hanya Aher, kader PKS juga Usul Gubernur NTB Zulkieflimansyah jadi Pendamping Anies Baswedan
Firman Manan menilai nama Ahmad Heryawan (Aher) adalah kandidat yang didorong PKS, bahkan elite-elite PKS menyebut bahwa PKS mengerucutkan nama dengan mendorong Aher untuk posisi cawapres mendampingi Anies Baswedan yang sudah dideklarasikan NasDem.
"Tentu ini bagian dari mengkomunikasikan kemungkinan potensi Kang Aher untuk dipasangkan dengan Mas Anies yang sejauh ini terlihat sebagai kandidat tunggal bila poros koalisi NasDem, PKS, dan Demokrat terwujud," ujarnya saat dihubungi, Minggu (30/10/2022).
Firman pun menyebut PKS memiliki kepentingan untuk urusan ini.
Sebab, jika berbicara soal pasangan, katanya, bagaimanapun Anies Baswedan sudah terhubung dengan NasDem sebagai partai yang mendeklarasikannya.
"PKS butuh pasangan yang bisa terhubung dengan Anies untuk pileg."
"Jadi, kandidat pilpres bisa memberikan efek elektoral pada PKS."
"Tentu wajar kemudian PKS mendorong nama Aher sejauh ini menjadi kandidat tunggal PKS," ujarnya.
Baca juga: Ingatkan PKS tak Paksakan Aher Jadi Cawapres Anies, NasDem: Kalau Maksa Ya Bubar
Lalu apa yang akan terjadi selanjutnya? Firman Manan menyampaikan bahwa ada permasalahan, yakni koalisi itu perlu memenuhi threshold 20 persen sehingga tiga partai itu harus berkoalisi.
Tetapi, masalahnya apakah NasDem dan Demokrat sepakat dengan nama Aher.
"Kan sampai sekarang Demokrat masih mendorong mas AHY dan NasDem justru mengajukan nama alternatif, yakni Jenderal Andhika Perkasa dan Khofifah."