Mata Lokal Memilih
Penjelasan Keuskupan Agung Medan Soal Video Viral 70 Pastor Dukung Anies Baswedan di Pilpres 2024
Berikut penjelasan lengkap Keuskupan Agung Medan soal video viral 70 pastor dukung Anies Baswedan.
TRIBUNKALTIM.CO - Simak informasi seputar Anies Baswedan dalam bursa capres di Pilpres 2024.
Kabar viral terbaru berhembus dari Medan, dimana 70 pastor deklarasi dukungan untuk Anies Baswedan maju di Pilpres 2024.
Kontan kabar terkait video tersebut jadi sorotan publik.
Namun Keuskupan Agung Medang buru-buru memberikan klarifikasi terkait video vira 70 pastor dukung ANies Baswedan tersebut.
Berikut penjelasan lengkap Keuskupan Agung Medan soal video viral 70 pastor dukung Anies Baswedan.
Selengkapnya ada dalam artikel ini.
Baca juga: Jalan Kepepet Jokowi di Pilpres 2024 Bisa Dukung Anies Baswedan, Ganjar Pranowo Utama, Prabowo?
Baru-baru ini viral video yang diunggah oleh Live Medan Tv News dengan judul 70 Pastor Dukung Anies, Pelantikan dan Deklarasi Anies di Medan Petisah.
Atas viralnya video tersebut Keuskupan Agung Medan mengeluarkan surat bantahan yang menyatakan bahwa video tersebut tidaklah benar.
Video tersebut sempat membuat heboh warganet. Namun setelah dibantah Keuskupan Agung Medan video tersebut langsung dihapus.
Baca juga: AKHIRNYA Anies Baswedan Angkat Suara Soal Aher jadi Cawapres, Ngaku Chemistry Tumbuh Sudah Lama
Berikut isi klaRifikasi lengkap Keuskupan Agung Medan yang dikirimkan ke Redaksi Tribun Medan.
"Para saudara-i terkasih, salam damai sejahtera untuk kita semua.
Baru-baru ini telah beredar youtube dengan judul 70 pastor dukung Anies dan ini disampaikan pada saat Pelantikan dan Deklarasi Bapak H. Anies Rasyid Baswedan di Medan.
Statementnya dalam youtube tersebut bahwa ada 70 pastor di Pematangsiantar mendeklarasikan mendukung Anies dan sudah ada beberapa pastor di Medan yang membuat youtube yang menyatakan bahwa Anies lah harapan bangsa yang bisa mempersatukan bangsa di Indonesia yang belakangan ini mulai terkotak-kotak.
Terkait dengan youtube itu kami perlu menyampaikan bahwa hal itu tidak benar.
Dalam Gereja Katolik, para klerus (pastor) tidak boleh atau bahkan dilarang terlibat politik praktis, seperti misalnya menjadi tim sukses, atau terlibat langsung dalam partai politik dan menyampaikan dukungan ke publik terhadap figur tertentu (bdk Kitab Hukum Kanonik 287 paragraf ke-2).
Gereja Katolik selalu menjaga dan memelihara persatuan multi etnik, suku dan agama. Karena itulah Gereja Katolik tidak pernah berpijak pada salah satu poros entah itu partai atau tokoh tertentu. Tegasnya Gereja Katolik tetap menjaga netralitas.