IKN Nusantara
Ternyata 5 Desa di Sekitar IKN Nusantara Langganan Banjir, BBWS Bakal Kerja Keras
Ternyata 5 desa di sekitar IKN Nusantara langganan banjir, BBWS bakal kerja keras
Penulis: Rafan Arif Dwinanto | Editor: Djohan Nur
TRIBUNKALTIM.CO - Banjir adalah permasalahan klasik di Jakarta.
Masalah ini pula yang menjadi salah satu pertimbangan agar pemerintah memindahkan Ibu Kota Negara ke Kalimantan Timur pada 2024 nanti.
Namun, siapa sangka meski terbilang masih hijau, daerah Ibu Kota Nusantara atau IKN Nusantara yang berada di Kecamatan Sepaku ternyata akses jalannya masih rawan banjir. Bagaimana ini bisa terjadi?.
Dilansir dari Kontan, Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Kalimantan IV Harya Muldianto mengatakan, ada sekitar lima titik di sekitar IKN Nusantara yang masih banjir.
Ini menjadi tantangan tersendiri untuk segera diatasi sebelum pemindahan ibu kota benar-benar dilaksanakan.
"Ada beberapa hal yang menyebabkan banjir ini terjadi dan untuk mengatasinya kami akan memasukkan sejumlah program di 2023," kata Harya saat Media Briefing Perkembangan Pembangunan IKN di Hotel Novotel Balikpapan, Jumat (4/11).
Penyebab banjir ini antara lain penyumbatan aliran air di gorong-gorong jembatan atau jalan di daerah, serta bertambahnya permukiman di sepanjang daerah aliran sungai Sepaku yang melintas didaerah ini.
Harya bilang setidaknya ada lima titik rawan banjir di sekitar IKN, yakni Desa Bumi Harapan, Kelurahan Sepaku, Desa Sukaraja, Desa Tengin Baru, dan Desa Pamaluan.
Iya berharap masalah ini bisa segera teratasi mengingat akses jalan menuju IKN Nusantara bakal terganggu bila banjir ini tak diatasi terlebih bila terjadi peningkatan curah hujan di sekitar kawasan IKN.
Di sisi lain, pemerintah juga akan menyiapkan 14 embung atau penampungan air di area Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP).
Embung tersebut akan dibangun dengan fungsi bukan hanya pengendalian banjir dan penampungan air ketika musim kering, tetapi juga sebagai upaya memeperindah kota serta mendinginkan suhu udara yang terkadang terasa cukup panas mengingat wilayah IKN Nusantara tak jauh dari garis khatulistiwa.
Di sisi lain, progres pembangunan Bendungan Sepaku Semoi di Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, telah mencapai 74,32 persen.
Kementerian PUPR menargetkan bendungan ini sudah impounding (pengisian air awal) pada awal 2023.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono menyampaikan, Bendungan Sepaku Semoi diproyeksikan sebagai infrastruktur penyediaan kebutuhan air baku dan pengendalian banjir di kawasan Ibu Kota Nusantara.
"Dengan adanya Bendungan Sepaku Semoi penyediaan air baku IKN masih cukup hingga 2030," ujarnya saat mendampingi Presiden Joko Widodo meninjau progres pembangunan infrastruktur dasar di IKN, Selasa (25/10/2022), dikutip dari laman Kementerian PUPR.
Menurut dia, ke depannya Kementerian PUPR juga akan menambah penyediaan air baku di IKN dengan membangun Bendungan Batu Lepek dan Bendungan Selamayu.
"Sementara untuk pengendalian banjir di IKN jaringan drainase-nya sedang kita desain untuk segera dikerjakan," tukasnya.
Direktur Jenderal Sumber Daya Air Jarot Widyoko menambahkan, Bendungan Sepaku Semoi memiliki daya tampung sebesar 10,6 juta m3 akan dioptimalkan sebagai infrastruktur penyedia air baku IKN dengan kapasitas 2.500 liter/ detik.
Di samping itu, bendungan ini juga dapat mengendalikan banjir di kawasan IKN Nusantara hingga 55.26 persen.
Hingga saat ini, progres konstruksi Bendungan Sepaku Semoi telah mencapai 74,32 persen.
"Sesuai kontrak, bendungan ini ditargetkan selesai pada akhir tahun 2023, namun berdasarkan arahan Menteri PUPR, akan dipercepat," kata Jarot. (*)