Viral Pengakuan Ismail Bolong

Jejak Ismail Bolong di Samarinda, Miliki Rumah Mewah dan Kerap Berbagi, 'Kami Panggil Beliau Bos'

Rumah Ismail Bolong terlihat mencolok. Didominasi warna putih, rumah mewah Ismail Bolong memiliki sejumlah pilar besar.  Rumah ini pun dibatasi pagar

Penulis: Rita Lavenia |

TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Video pengakuan pengusaha tambang batubara, Ismail Bolong berbuntut panjang.

Sebabnya, dana puluhan miliar diduga mengalir ke sejumlah petinggi polisi. 

Lalu siapa sebenarnya Ismail Bolong ini?

Penelusuran TribunKaltim.co, Ismail Bolong menempati sebuah rumah mewah di kawasan Kecamatan Sungai Pinang, Samarinda, Kalimantan Timur. 

Rumah Ismail Bolong terlihat mencolok. 

Didominasi warna putih, rumah mewah Ismail Bolong memiliki sejumlah pilar besar. 

Rumah ini pun dibatasi pagar besi berwarna cokelat.

Sementara di sisi rumah Ismail Bolong, berdiri rumah kayu yang amat sederhana. 

Meski luas dan dipenuhi pilar-pilar besar serta tanaman hias, kediaman Ismail Bolong terlihat sepi dari luar rumah.

Dari balik pagar besi cokelatnya, tampak mobil Lexus dan Fortuner putih beserta beberapa sepeda motor terparkir di teras dan garasi.

Ketua RT setempat yang bernama Titus Sidete mengaku mengenal dekat Ismail Bolong

Sebabnya, dirinya dan Ismail Bolong berasal dari Bone, Sulawesi Selatan.

Namun demikian, Titus mengaku terakhir berjumpa dengan Ismail Bolong pada Kamis (3/11/2022) lalu.

Saat itu Ismail Bolong mendatangi acara pernikahan warga setempat.

"Setelah itu tidak pernah lagi bertemu. Nomornya juga semua sudah ganti," paparnya.

Titus juga menyebutkan bahwa Ismail Bolong telah tinggal di kawasan tersebut selama sepuluh tahun.

"Dia punya empat anak. Yang tinggal di rumah itu kurang lebih sepuluh orang, sudah termasuk pembantunya ya," katanya.

Menurutnya, sejak pertama datang, Ismail Bolong sudah menjadi anggota Polri.

Kendati menjadi anggota Polri, Titus mengaku mengetahui usaha sampingan Ismail Bolong di Kalimantan Timur.

"Setahu saya memang usaha tambang," ungkapnya.

Dari usaha tambang tersebut, Ismail Bolong memiliki rumah mewah di kawasan tersebut.

Sepengetahuan Titus, Ismail Bolong dan keluarga merupakan sosok yang santun dan rendah hati. Mereka kerap berbaur dan berpartisipasi ketika ada kegiatan di lingkungan warga.

"Ada kegiatan apa saja pasti beliau bantu. Soal nilai (bantuan tunai) beliau tidak pernah keberatan,

Ada yang nikahan, perbaikan dan program pemerintah pasti dia bantu. Apalagi kalau orang sakit dan dia tahu, pasti sangat cepat membantu," urainya. 

Terkait video Ismail Bolong yang vilar beberapa hari terakhir, Titus mengaku kaget. 

"Jujur saya kaget sekali ada kasus seperti itu. Tapi lepas dari itu di mata kami beliau sangat berjiwa sosial tinggi. Itulah mengapa kami di sini memanggil beliau Bos," ucapnya. 

Untuk diketahui, dalam videonya yang viral, Ismail Bolong menyeret sejumlah nama anggota Polri yang menerima setoran uang gratifikasi dari bisnis tambang ilegalnya.

Adalah Kabareskrim Komjen Agus Andrianto dan Eks Kasat Reskrim Polres Bontang AKP Asriadi yang namanya disebut oleh Ismail Bolong.

Kini AKP Asriadi menjabat sebagai Kasat Reskrim Polres Kubar.

AKP Asriandi membantah menerima uang dari Ismail Bolong.

Sementara itu, Kabareskrim Komjen Agus Andrianto belum juga bersuara soal namanya di pusaran kasus tambang ilegal Ismail Bolong.

Mantan Kadiv Propam Polri Ferdy Sambo tidak mau berkomentar terkait adanya isu yang menyebut Kabareskrim Polri Komjen Pol Agus Andrianto menerima uang dari pusaran tambang ilegal.

Diketahui, isu itu berawal dari mantan anggota Polri bernama Ismail Bolong yang menyebut menyetor uang kepada Komjen Agus.

Sambil menempelkan kedua tangannya, Ferdy Sambo meminta agar hal itu ditanyakan kepada pihak yang berwenang.

"Tanyakan ke pejabat yang berwenang aja ya," kata Ferdy Sambo setelah menjalani sidang pembunuhan berencana Brigadir Yosua di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Selasa (8/11/2022).

Baca juga: Ismail Bolong Akui Ada Keterlibatan Anak Buah Ferdy Sambo, Pengacara Hendra Kurniawan Angkat Bicara

Bantahan AKP Asriadi Eks Kasatreskrim Polres Bontang

Eks Kasat Reskrim Polres Bontang AKP Asriadi juga angkat suara perihal video viral pengakuan seorang laki-laki bernama Ismail Bolong yang menyeret namanya.

AKP Asriadi yang kini menjabat Kasat Reskrim Polres Kubar menampik kabar tersebut.

Menurutnya, hal itu tidaklah benar.

“Enggak ada itu, makanya ini saya mau klarifikasi langsung kepada yang bersangkutan, termasuk penyebar video itu. Pada intinya orang bebas mau berkata apa, yang jelas tidak ada itu,” katanya saat dikonfirmasi.

Sebelumnya, dalam video viral tersebut, Ismail Bolong mengungkapkan bahwa dirinya pernah memberikan uang sebesar Rp 200 juta ke AKP Asriadi yang pada saat itu menjabat sebagai Kasatreskrim Polres Bontang.

Bahkan dijelaskan Ismail Bolong, uang tersebut langsung diberikannya kepada AKP Asriadi di ruangannya.

"Sedangkan untuk koordinasi ke Polres Bontang, saya pernah memberikan bantuan sebesar Rp 200 juta pada bulan Agustus 2021 yang saya serahkan langsung ke Kasatreskrim Bontang AKP Asriadi di ruangan beliau," cuplikan video Ismail Bolong yang viral, dikutip dari Tribunnews.com.

MEWAH-Rumah mewah Ismail Bolong  bercat putih di kawasan Kecamatan Sungai Pinang Kota Samarinda Kalimantan Timur, Selasa (8/11/2022).Tampak mobil Lexus dan Fortuner serta beberapa motor diparkir di halaman rumah dan garasi. (TRIBUNKALTIM.CO/RITA LAVENIA)
MEWAH-Rumah mewah Ismail Bolong bercat putih di kawasan Kecamatan Sungai Pinang Kota Samarinda Kalimantan Timur, Selasa (8/11/2022).Tampak mobil Lexus dan Fortuner serta beberapa motor diparkir di halaman rumah dan garasi. (TRIBUNKALTIM.CO/RITA LAVENIA) (TRIBUNKALTIM.CO/RITA LAVENIA)

Baca juga: Diduga Terima Uang Koordinasi dari Ismail Bolong, Kabareskrim Dilaporkan ke Propam

Video Ismail Bolong Sempat Beredar di Media Sosial

Awalnya, Ismail Bolong mengaku melakukan pengepulan dan penjualan batu bara ilegal tanpa izin usaha penambangan (IUP) di wilayah hukum Kalimantan Timur.

Keuntungan yang diraupnya sekitar Rp5 miliar sampai Rp10 miliar tiap bulannya.

“Keuntungan yang saya peroleh dari pengepulan dan penjualan batu bara berkisar sekitar Rp5 sampai Rp10 miliar dengan setiap bulannya," kata Ismail Bolong dalam videonya.

Kemudian, Ismail Bolong juga mengklaim sudah berkoordinasi dengan Kabareskrim Komjen Agus Andrianto yakni memberikan uang sebanyak tiga kali. Pertama, uang disetor bulan September 2021 sebesar Rp2 miliar, bulan Oktober 2021 sebesar Rp2 miliar, dan bulan November 2021 sebesar Rp2 miliar.

“Uang tersebut saya serahkan langsung kepada Komjen Pol Agus Andrianto di ruang kerja beliau setiap bulannya, sejak bulan Januari 2021 sampai dengan bulan Agustus yang saya serahkan langsung ke ruangan beliau,” lanjut dia.

Tiba-tiba, Ismail Bolong membuat pernyataan membantah melalui video juga hingga tersebar.

Dalam video keduanya itu, Ismail Bolong memberi klarifikasi permohonan maaf kepada Kabareskirm Komjen Agus Andrianto atas berita yang beredar.

“Saya mohon maaf kepada Kabareskrim atas berita viral saat ini yang beredar. Saya klarifikasi bahwa berita itu tidak benar. Saya pastikan berita itu saya pernah berkomunikasi dengan Kabareskrim apalagi memberikan uang. Saya tidak kenal,” kata Ismail.

Ismail Bolong mengaku kaget videonya baru viral sekarang. Makanya, ia perlu menjelaskan bahwa bulan Februari itu datang anggota Mabes Polri dari Biro Paminal Divisi Propam untuk memeriksanya. Saat itu, Ismail Bolong mengaku ditekan oleh Brigjen Hendra Kurniawan yang menjabat Kepala Biro Paminal Divisi Propam Polri.

“Bulan Februari itu datang anggota dari Paminal Mabes Polri memeriksa saya untuk memberikan testimoni kepada Kabareskrim dalam penuh tekanan dari Pak Brigjen Hendra. Brigjen Hendra pada saat itu, saya komunikasi melalui HP anggota Paminal dengan mengancam akan membawa ke Jakarta kalau tidak melakukan testimoni,” lanjut Ismail.

Habis itu, Ismail Bolong tidak bisa bicara karena tetap diintimidasi sama Brigjen Hendra saat itu. Akhirnya, Anggota Biro Paminal Mabes Polri memutuskan membawa Ismail Bolong ke salah satu hotel yang ada di Balikpapan.

“Sampai di hotel Balikpapan sudah disodorkan untuk baca testimoni, itu ada kertas sudah ditulis tangan nama oleh Paminal Mabes dan direkam HP dari Anggota Mabes Polri. Saya tidak pernah memberikan uang kepada Kabareskrim,” ungkapnya.

Berdasarkan data yang diperoleh, kasus dugaan penambangan ilegal yang dibekingi anggota Polri dan Pejabat Utama Polda Kalimantan Timur sudah diproses oleh Divisi Propam Polri, yakni Kepala Biro Paminal Divisi Propam Polri Brigjen Hendra Kurniawan.

Laporan hasil penyelidikan itu diserahkan Brigjen Hendra kepada Irjen Ferdy Sambo, saat itu menjadi Kepala Divisi Propam Polri pada 18 Maret 2022. Adapun, surat nota dinasnya bernomor: R/ND-137/III/WAS.2.4/ 2022/RoPaminal.

Adapun, kesimpulan hasil penyelidikan tersebut ditemukan fakta-fakta bahwa di wilayah hukum Polda Kalimantan Timur terdapat beberapa penambangan batu bara ilegal yang tidak dilengkapi izin usaha penambangan (IUP).

Namun, tidak dilakukan upaya tindakan hukum dari Polsek, Polres, Polda Kalimantan Timur dan Bareskrim Polri, karena adanya uang koordinasi dari para pengusaha tambang ilegal. Selain itu, ada kedekatan Tan Paulin dan Leny Tulus dengan pejabat Polda Kalimantan Timur. (tribun network/thf/Tribunnews.com)

(*)

UPDATE BERITA VIRAL PENGAKUAN ISMAIL BOLONG

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved