Berita Kaltara Terkini
Akses Jalan Long Midang-Bakelalan Akan Dibuka Usai Ditutup Warga Dayak di Krayan Nunukan
Masyarakat adat Dayak Lundayeh di dataran tinggi Krayan, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara pada Selasa (05/07/2022), menutup pintu sempadan Malaysia
TRIBUNKALTIM.CO- Masyarakat adat Dayak Lundayeh di dataran tinggi Krayan, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara pada Selasa (05/07/2022), menutup pintu sempadan Malaysia di Bakelalan.
Mereka blokade penutupan jalan batas Long Midang ( Krayan ) - Bakelalan ( Serawak ).
Blokade jalan perbatasan itu dilakukan sebagai bentuk protes atas kegiatan perdagangan di lintas batas Long Midang - Bakelalan, yang hanya boleh dilakukan oleh satu koperasi pemasok barang dari Serawak dan satu koperasi penerima barang dari Krayan.
Masyarakat menganggap hal itu sebagai bentuk praktik monopoli perdagangan yang sangat merugikan masyarakat adat Lundayeh di dataran tinggi Krayan.
Baca juga: Pemkab Nunukan Carter Pesawat Salurkan 701 Kg Sembako di Krayan Selatan
Ketua Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Tana' Tepun Krayan, Martinus mengatakan informasi yang ia peroleh, mengenai pembukaan semula pintu sempadan Malaysia di Bakelalan akan dilakukan pada Kamis (17/11/2022).
Namun menurut Martinus ada beberapa hal yang diputuskan oleh Pemerintah Serawak kurang memuaskan bagi masyarakat di Krayan.
"Keputusan yang mereka buat hanya menguntungkan mereka. Mereka boleh berdagang sampai ke ibu kota Krayan.
Tapi orang Krayan tidak boleh sampai ke kotanya di Lawas," kata Martinus kepada TribunKaltara.com, Minggu (13/11/2022), pukul 12.30 Wita
Baca juga: Dinas PUPR Perkim Kaltara Masih Hitung Biaya Buka Jalan Baru Hubungkan Krayan Induk-Krayan Selatan
Dalam aturan yang diputuskan oleh Pemerintah Serawak bahwa rakyat Indonesia yang masuk ke Malaysia melalui pintu sempadan di Ba'kelalan hanya dibenarkan bergerak dalam jarak 15 Km.
Sehingga hanya boleh sampai ke Long Semadoh dan tidak dibenarkan ke Kota Lawas.
"Dulu kami berbelanja atau membawa hasil alam jangankan di Serawak sampai ke Kota Kinabalu bah kita nih.
Tapi sekarang kenapa dibatasi," ucapnya.
Ia menyebut dampak dari pembatasan akses berdagang membuat masyarakat Krayan tak ada pilihan lain mengenai tawaran harga barang di pasaran.
"Kalau di Lawas banyak pilihan barang yang mau dibeli demikian juga tawaran harga jual barang yang kami bawa.
Kalau hanya sampai ke Long Semadoh harga semau mereka, kami tidak ada pilihan lain," ujarnya.