Liga Italia
Daniele Massaro Puji Napoli, Tapi Yakin AC Milan Mampu Balikkan Keadaan Setelah Piala Dunia 2022
Legenda AC Milan, Daniele Massaro, angkat bicara mengenai Napoli, yang kini menjadi pimpinan klasemen Liga Italia Serie A.
Singgung Pelatih Real Madrid
Daniele Massaro, mengungkap sebuah panggilan sayang untuk sahabat dekatnya, Carlo Ancelotti, yang kini melatih Real Madrid.
Massaro dan Ancelotti merupakan teman karib dan selalu berbagi kamar saat laga tandang AC Milan selama lebih kurang lima musim.
Ancelotti membela AC Milan pada 1987-1992 sementara Massaro pada rentang 1986-1995.
“Capoccione, big head (kepala besar), terlalu banyak otak,” kata Daniele Massaro diselingi tawa, begitu ditanya soal Carlo Ancelotti.
Secara harfiah, capoccione bermakna kepala besar.
Baca juga: Update Liga Italia: Fabrizio Romano Ramalkan Nasib Rafael Leao di AC Milan, Sulit Tolak Chelsea
Namun, dirilik dari segi makna, kata itu sering dilekatkan kepada orang yang berpendirian kuat atau bisa pula keras kepala.
Daniele Massaro belum selesai bercerita soal sahabat dekatnya, Carlo Ancelotti.
Ternyata, nyaris setiap pagi, Massaro punya sebuah rutinitas dengan Ancelotti.
“Ya, saya sering membantunya menekuk lutut setiap pagi,” kata Massaro.
“Ancelotti sangat sulit bangun setiap pagi. Saya lebih mudah bangun. Namun, berkat profesionalisme Ancelotti, kita bisa lihat dia sekarang, tim yang dia latih selalu bisa juara,” tutur Massaro menambahkan.
Semasa aktif menjadi pemain, Carlo Ancelotti yang mengantar AC Milan juara Liga Champions pada 1989 dan 1990, memang pernah diterpa cedera lutut hebat.
Baca juga: Siaran Langsung Liga Italia Malam Ini, AC Milan vs Fiorentina, Akses Nonton Via Link TV Online
Ancelotti bahkan harus pensiun dini di usia 33 tahun karena problem cedera lutut tersebut.
Namun, karena gantung sepatu lebih awal pula Ancelotti bisa langsung menekuni dunia kepelatihan, profesi yang membawanya kepada gelimang kesuksesan.
Massaro melihat ada kemiripan Ancelotti dengan pelatih legendaris AC Milan yang disebut-sebut meletakkan dasar sepak bola modern, Arrigo Sacchi.