Memilih Damai
Akademisi UI: Kandidat Berlomba Pinjam Citra Jokowi di Pilpres 2024, Kekuatan Figur yang Terpenting
Akademisi Universitas Indonesia (UI) menyebut tren politik identitas dan politik uang masih akan terjadi di Pilpres 2024.
Ia pun tak malu mengatakan, politik elektoral juga akan diwarnai politik uang kendati, perannya tak signifikan.
"Di Pilpres nanti isu ketokohan dan popularitas yang utama. Bersanding dengan sentimen kedaerahan, agama, dan keterwakilan kepentingan kelompok," jelasnya.
Contoh kasus, pada Pilres 2004, 2009, dan 2014, Jusuf Kalla meraih suara di atas 71 persen di Sulawesi.
"Ada aspek kedaerahan yang bermain. Sejalan dengan klantilisme," jelasnya.
Baca juga: Alasan Jokowi Ingatkan Capres-Cawapres Pilpres 2024 Jangan Politisasi Agama dan Politik Identitas
Menurut Direktur LSI, Jayadi Hanan, citra diri dan kualitas personal yang diingkan masyarakat dari capres hanya soal empat hal.
Pertama, merakyat; kedua, rekam jejak, pengalaman dan kemampuan mengatasi krisis; ketiga apakah tegas dan berwibawa dan pintar berintegritas.
"Sejauh ini, dari tiga kandidat capres, Gandjar, Prabowo dan Anies, tidak ada yang memiliki secara lengkap kriteria itu," kata Jayadi Hanan.
Anak Muda Berebut Suara
Guru Besar Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Fatah Palembang, Prof Drs HM Sirozi PhD mengingatkan, siapapun calon presiden yang bersaing pada Pilpres 2024 nanti jangan sampai mengabaikan kelompok pemilih pemula, yaitu generasi Z.
Hal itu disampaikannya dalam talkshow Memilih Damai, Membaca Suara dari Daerah: Sumatera, beberapa waktu lalu.
Dilihat dari pemilih pemula atau generasi Z, yaitu anak muda yang usia antara 17 sampai 23 tahun, lalu ada namanya generasi milenial itu usia 24 sampai 39 tahun, yang merupakan generasi yang dibesarkan di era digital.
"Pemilih pemula sekarang ini, saya kira memang akan akan punya satu karakter yang berbeda dan selera politik yang juga berbeda, tapi sebelumnya kita harus melihat secara kuantitatif," ujarnya, TribunSumsel.com dengan judul Akankah Capres 2024 Mendadak Gaul Demi Raih Suara Gen Z dan Millenial, Prof Sirozi Ingatkan Hal ini
Baca juga: Pemimpin dari Luar Pulau Jawa Minim, Akademisi Unhas: Harus Punya Keunggulan Individu Luar Biasa
Ia melanjutkan, jika ia membaca data dari statistik, generasi Z itu merepresentasikan 28 persen dari penduduk Indonesia dan generasi milenial merepresentasikan 24 persen.
"Sehingga kalau dikombinasikan, merepresentasikan hampir 58," pungkasnya.
(*)