Piala Dunia 2022
Gagal Cetak Gol Saat Timnas Brasil Dipermalukan Kamerun, Gabriel Jesus Jadi Penyerang Paling Buruk
Gagal buat gol saat Timnas Brasil digulung Timnas Kamerun, Gabriel Jesus jadi penyerang paling buruk.
TRIBUNKALTIM.CO - Gagal buat gol saat Timnas Brasil digulung Timnas Kamerun, Gabriel Jesus jadi penyerang paling buruk.
Gabriel Jesus resmi jadi penyerang tengah terburuk dalam sejarah Timnas Brasil di Piala Dunia usai gagal mencetak gol ke gawang Kamerun.
Timnas Brasil bertanding melawan Timnas Kamerun pada matchday 3 Grup G Piala Dunia 2022.
Duel tersebut dihelat di Stadion Stadion Lusail, Doha, Qatar, Jumat (2/12/2022) waktu setempat atau Sabtu dini hari WIB.
Baca juga: Starting XI Belanda vs Amerika Serikat di Piala Dunia 2022, USA Bukan Lawan Mudah Bagi Van Dijk cs
Hasilnya, Timnas Brasil dipermalukan 0-1 dari Timnas Kamerun.
Gol yang mebuat Timnas Brasil kalah dicetak oleh bomber Timnas Kamerun Vincent Aboubakar (90+2').
Dengan kekalahan tersebut, Timnas Brasil tetap lolos ke babak 16 besar usai mengumpulkan 6 poin.
Bomber Arsenal Gabriel Jesus mendapatkan kesempatan bermain sebagai starter.
Pemain yang berkarier di Arsenal itu bermain selama 64 menit sebelum digantikan oleh Pedro.
Namun, meski bermain sebagai starter, Gabrier Jesus tetap gagal mencetak gol.
Hal tersebut kemudian membuat Jesus jadi pemain tipe nomor 9 paling buruk dalam sejarah Timnas Brasil di Piala Dunia.
Pasalnya, menurut laporan Sport yang dikutip dari BolaSport.com, dia telah gagal mencetak gol dalam 8 pertandingan atau 505 menit di Piala Dunia (2018 dan 2022).
Baca juga: Terbaru! Terjawab Siapa Saja yang Masuk 16 Besar Piala Dunia 2022, Ini Daftar Tim/Negara yang Lolos.
Bahkan pada laga melawan Timnas Serbia dan Timnas Swiss (Jesus masing-masing bermain selama 11 dan 17 menit), pemain berusia 25 tahun itu tak mampu melepaskan satu pun tendangan ke gawang.
Di sisi lain, dalam laporan yang sama, penyerang Timnas Brasil lainnya memiliki catatan lebih negatif, seperti Denilson yang tidak mencetak gol dalam 12 pertandingan di Piala Dunia 1998 dan 2002, atau Paulo Cesar Caju dengan 9 pertandingan antara Piala Dunia 1970 dan 1974.
Namun, dalam kedua kasus tersebut, tidak satu pun dari mereka yang bermain sebagai penyerang utama.