Berita Nasional Terkini
Doa Ridwan Kamil untuk Aipda Sofyan, Anggota Polsek Astanaanyar yang Gugur Akibat Bom Bunuh Diri
Doa Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil untuk Aipda Sofyan, anggota Polsek Astanaanyar yang gugur akibat bom bunuh diri.
TRIBUNKALTIM.CO - Bom bunuh diri di Mapolsek Astanaanyar, Rabu (7/12/2022) pagi mengakibatkan Aipda Sofyan, anggota Polsek Astanaanyar gugur.
Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil mengunggah doa untuk Aipda Sofyan, korban tewas akibat bom bunuh diri di Mapolsek Astanaanyar.
Di akun Instagram pribadinya, Ridwan Kamil mengunggah foto Aipda Sofyan, tak lupa pria yang akrab disapa Kang Emil ini juga menuliskan doa.
Wakil Ketua LPSK, Edwin Partogi mengatakan, "Informasi yang kami peroleh total korban 11 orang dengan rincian satu meninggal dunia, 10 luka. Satu orang dari masyarakat sipil, sedangkan 10 nya adalah anggota kepolisian."
Sebagai informasi, sebelum meninggal dunia, Aipda Sofyan sempat dirawat secara intensif di ICU RS Immanuel, Bandung.
Dikutip TribunKaltim.co dari Instagram pribadi Ridwan Kamil menuliskan doa untuk Aipda Sofyan.
"TURUT BERDUKA CITA,
Atas gugurnya Aipda Sofyan, Polisi yang bertugas di Polsekta Astana Anyar Kota Bandung saat melindungi sesama anggota kepolisian di kejadian aksi terorisme di lokasi tersebut.
Insya Allah almarhum husnul khatimah dan semoga keluarga yang ditinggalkan diberi kekuatan dan kesabaran.
Kita tidak pernah takut dan tidak akan pernah kalah oleh aksi kekerasan dan aksi terorisme manapun. Kita bangsa yang kuat yang selalu bersama-sama menghadapi apapun, baik pandemi, krisis ekonomi, ancaman radikalisme maupun terorisme.
Baca juga: Terbaru! Terkuak Hubungan Bom Cicendo Bandung dan Bom Bunuh DIri Polsek Astaanyar, Ini Kata Kapolri
Kita kuat karena kebersamaan dan persatuan.
Doa terbaik kami menyertaimu Aipda Sofyan.
Merdeka!"

Diketahui, Ridwan Kamil turut memantau insiden pengeboman bunuh diri di Mapolsek Astanaanyar, Kota Bandung, Jawa Barat, Rabu (7/12/2022) pagi.
Dikutip TribunKaltim.co dari kompas.com, pria yang akrab disapa Kang Emil itu langsung ke lokasi kejadian tak lama setelah aparat kepolisian mengamankan tempat kejadian perkara.
Kang Emil terpantau masuk ke tempat kejadian bersama Kapolda Jabar Irjen Suntana.
"Masyarakat harap tenang polisi sudah mengambil alih tindakan," ucap Emil di lokasi.
Kag Emil menuturkan, keterangan resmi akan disampaikan oleh Kapolda Jabar sesuai kesepakatan bersama Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Jabar.
"Teknisnya nanti Pak Kapolda akan menyampaikan kronologinya. Saya enggak bisa statment. Sudah disepakati oleh Forkopimda, Pak Kapolda yang akan statement," katanya.
Kang Emil meminta masyarakat Bandung dan Jawa Barat tetap tenang dan dia memastikan bahwa situasi sudah terkendali.
Baca juga: Erick Thohir Disebut Lebih Unggul dari Ridwan Kamil sebagai Cawapres, bisa Melengkapi Figur Capres
"Dari saya hanya satu, masyarakat Kota Bandung, Jawa Barat, harap tenang, situasi aman terkendali. Lain-lain, teknis bagaimana Pak Kapolda satu jam dari sekarang akan menyampaikan detail.
Dari saya yang disampaikan itu saja, masyarakat harap tenang, situasi aman terkendali," jelasnya.
Sebelumnya diberitakan, bom bunuh diri terjadi saat anggota Mapolsek Astananayar sedang melakukan apel pukul 08.20 WIB.
Seorang pria datang mencoba menerobos apel dan mengacungkan senjata. Tiba-tiba ledakan terjadi. Pelaku tewas di lokasi dan tiga anggota polisi luka-luka.
Santunan Rp 15 Juta dari LPSK
Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) memberikan santunan sebesar Rp 15 juta kepada keluarga Aipda Sofyan yang menjadi korban meninggal dunia akibat aksi bom bunuh diri di Polsek Astana Anyar, Rabu (7/12/2022).
Wakil Ketua LPSK, Edwin Partogi menjelaskan penyerahan santunan tersebut diberikan langsung ke istri Aipda Sofyan di Rumah Sakit (RS) Immanuel, Bandung.
"Sudah memperoleh santunan Rp 15 juta, diterima istrinya," kata Edwin seperti dikutip TribunKaltim.co dari Tribunnews.com di artikel berjudul Aipda Sofyan Gugur akibat Bom Bunuh Diri Polsek Astana Anyar, LPSK Beri Santunan Rp 15 Juta.
Edwin menjelaskan meski santunan diterima oleh istri Aidpa Sofyan, prosesi pemberian ditemani oleh paman korban.
Menurut informasi yang diperoleh LPSK, total korban aksi bom bunuh diri tersebut berjumlah 11 orang dengan rincian satu korban luka dari warga sipil.
Baca juga: Detik-detik Bom Bunuh Diri di Polsek Astanaanyar Bandung Meledak, Tubuh Terduga Pelaku Hancur
Sementara sisanya adalah anggota Polsek Astana Anyar.
"Informasi yang kami peroleh total korban 11 orang dengan rincian satu meninggal dunia, 10 luka.
Satu orang dari masyarakat sipil, sedangkan 10 nya adalah anggota kepolisian," jelasnya.
Kapolrestabes Bandung, Kombes Pol Aswin Sipayung mengungkapkan pelaku bom bunuh diri sempat menerobos masuk ke Polsek dan menodongkan senjata ke para anggota.
"Polsek Astana Anyar sedang melakukan apel pagi tiba-tiba ada orang masuk ke Polsek mengacungkan senjata tajam, menerobos barisan apel pagi dan seketika anggota menghindar," ujarnya dilansir dari siaran langsung YouTube Kompas TV.
Kemudian, bom pun meledak di depan lobi Polsek Astana Anyar dan pelaku tewas di tempat.
Akibatnya, gedung Polsek Astana Anyar mengalami kerusakan.
"Kami gambarkan bahwa pintu gerbang polsek, lokasi apel pagi yang rusak seluruh bagian luar depan polsek hancur," kata Aswin.
Pelaku Terlibat Bom Cicendo
Terpisah, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengungkapkan pelaku bom bunuh diri adalah mantan narapidana kasus bom Cicendo, Agus Sujatno alias Agus Muslim.
Listyo menyebut Agus sempat dipenjara di Lapas Nusakambangan selama empat tahun dan baru bebas pada September tahun lalu.
"Dari hasil pemeriksaan sidik jari dan juga kita lihat dan face recognition, identik pelaku Agus Sujatno atau Agus Muslim."
"Yang bersangkutan pernah ditangkap atas kasus Bom Cicendo dan sempat dihukum empat tahun dan di bulan September-Oktober 2021 dia bebas," ujar Listyo di Mapolsek Astananayar, Rabu (7/12/2022) dikutip dari Kompas.com.
Listyo menjelaskan bahwa Agus termasuk mantan napi yang sulit dilakukan deradikalisasi.
Sehingga perlu upaya yang lebih untuk dapat menyadarkannya.
"Yang bersangkutan ini sebelumnya ditahan di LP Nusakambangan."
"Artinya dalam tanda kutip masuk kelompok masih merah."
"Maka proses deradikalisasi perlu teknik dan taktik berbeda karena yang bersangkutan masih susah diajak bicara, cenderung menghindar, walaupun sudah melaksanakan aktivitas," pungkasnya.
Baca juga: Daftar Barang Milik Terduga Pelaku Bom Bunuh Diri di Polsek Astana Anyar, Ada Kertas Ini di Motornya
(*)
Berita Ridwan Kamil lainnya
Berita bom bunuh diri lainnya
Berita Polsek Astanaanyar lainnya