Video Viral

Jawa Barat Wilayah Paling Aktif Gempa, Sumbernya Zona Megathrust Hingga 5 Sesar

Jawa Barat wilayah paling aktif gempa, sumbernya zona megathrust hingga 5 Sesar

Penulis: Rafan Arif Dwinanto | Editor: Sandrio

TRIBUNKALTIM.CO - Intensitas gempa di sejumlah wilayah di Jawa Barat dalam beberapa waktu terakhir menunjukkan adanya peningkatan.

Pada Senin (21/11/2022), gempa dengan magnitudo 5,6 mengguncang wilayah Cianjur, Jawa Barat dan sekitarnya.

Kemudian, beberapa hari sesudahnya, pada Sabtu (3/12/2022), gempa bumi berkekuatan magnitudo 6,4 juga mengguncang wilayah Garut dan sekitarnya.

Terbaru, gempa bumi berkekuatan magnitudo 6,1 dan 5,8 mengguncang Sukabumi, Jawa Barat pada Kamis (8/12/2022) pukul 07.50 WIB.

Lantas, mengapa Jawa Barat sering diguncang gempa?

Dilansir dari Kompas.com, Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika ( BMKG) Daryono mengatakan, Jawa Barat merupakan daerah seismik aktif dan kompleks.

Baca juga: 3 Gempa Bumi di Jawa Barat, Ternyata Ada 4 Sesar Aktif, Termasuk Patahan Lembang

Baca juga: Terbaru! Terjawab Kenapa Sering Terjadi Gempa Bumi Akhir-akhir Ini, Begini Kata Ahli Soal Penyebab

Guncangan aktif imbuhnya, bisa berasal dari darat maupun laut dengan aktivitas yang cukup intensif.

Bahkan menurutnya, Jawa Barat merupakan daerah paling aktif aktivitas gempanya.

"Kalau dihitung-hitung, di antara Pulau Jawa, Jawa Barat yang paling aktif aktivitas gempanya," ujarnya, Minggu (4/12/2022).

Menurut Daryono, gempa Jawa Barat sangat kompleks karena terdapat banyak sumber gempa.

Sumber gempa yang berasal dari laut yakni ada subduksi, sesar dasar laut, zona megathrust maupun zona intraslab.

Sementara itu, untuk sumber gempa yang berada di daratan yakni banyaknya sesar aktif di Jawa Barat.

Sejumlah sesar aktif itu di antaranya Cimandiri, Garut Selatan, Lembang, Padalarang, Balibis, serta masih ada sesar-sesar yang belum terpetakan seperti sumber gempa yang membangkitkan gempa Cianjur.

"Kalau ternya banyak gempa, ya karena sumbernya banyak," katanya lagi.

Dengan pertimbangan di atas, wajar jika gempa terjadi dalam waktu berdekatan ataupun bersamaan. Serta suatu kebetulan ketika gempa aktif secara bersamaan.

"Mereka itu memiliki sumber sendiri-sendiri, punya akumu.asi sendiri-sendiri, punya waktu matang sendiri-sendiri, punya waktu rilis sendiri-sendiri. Jadi itulah fenomena teknonik seperti itu," katanya lagi.

Sebelumnya, Daryono menjelaskan Indonesia kerap diguncang gempa bumi karena dampak dari banyaknya sumber gempa.

Indonesia imbuhnya, memiliki enam zona subduksi lempeng dan 13 segemen megathurst.

"Itu generator atau pembangkit gempa dahsyat," ujarnya, dikutip dari Kompas.com (15/11/2019).

Segmen megathrust itu menurutnya ada di barat Sumatera, selatan Jawa, utara Sulawesi, laut Malku, utara Papua, dan masih banyak lagi.

Oleh karena itu potensi tsunami juga sangatlah tinggi.

Selain sumber-sumber di atas, Indonesia juga mempunyai zona sesar aktif yang merupakan lempengan yang patah dan bergeser.

Setidaknya ada 295 titik dan siap terjadi secara bergantian.

Dan apabila menjumpai kejadian gempa yang berdekatan lokasi dan waktunya, hal itu bukan karena saling picu atau saling menjalar.

"Itu hanya kebetulan saja, jadi sampai saat ini pun secara empiris untuk membuktikan sebuah gempa dapat memicu gempa lain, itu masih sulit untuk dibuktikan," pungkasnya. (*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved