Berita Berau Terkini
Kecelakaan Perairan Kasus Tertinggi di Bumi Batiwakkal, BPBD Berau Keluhkan Masih Kurangnya Personel
Kasus karamnya speedboat di perairan Derawan beberapa waktu lalu, menjadi alarm bagi pemerintah daerah untuk meningkatkan kesiapsiagaan.
Penulis: Renata Andini Pengesti | Editor: Aris
TRIBUNKALTIM.CO, TANJUNG REDEB - Kasus karamnya speedboat di perairan Derawan beberapa waktu lalu, menjadi alarm bagi pemerintah daerah untuk meningkatkan kesiapsiagaan.
Sesuai data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Berau, kasus kecelakaan di perairan menempati peringkat tertinggi yang menyumbang korban jiwa selama tahun 2022.
BPBD mencatat, sepanjang tahun lalu, terdapat 9 kasus orang tenggelam, 8 di antaranya tak dapat diselamatkan.
Hal itu diakui Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Berau, Novian Hidayat yang mengakui kejadian orang tenggelam mencapai 9 kali insiden, dimana korbannya 8 orang laki-laki dan 1 orang perempuan.
Baca juga: Cuaca di Berau Hari Ini, Berpotensi Cerah di Sebagian Wilayah
“Ada beberapa kendala yang dialami petugas saat di lapangan. Kurangnya personel dan sarana pendukung menjadi penyebab utama proses evakuasi bencana,” jelasnya kepada Tribunkaltim.co, Jumat (6/1/2023).
Dengan demikian, guna meminimalisir angka kerugian yang diakibatkan bencana di tahun 2023 karena tidak tertangani dengan baik, Lanjut Novian, pihak BPBD akan berupaya melakukan meningkat pengetahuan dan keahlian petugas.
Selain itu, BPBD akan meningkatkan sosialiasi kepada masyarakat dan aparat di kecamatan hingga desa untuk bisa terlibat dalam penanganan bencana.
“Yang paling kita hindari adalah timbulnya korban meninggal dunia. Jadi dikatakan suatu daerah itu tangguh, tanggap dan sikap apabila saat bencana tidak muncul korban jiwa,” tandasnya.
Baca juga: 5 Sektor Pajak Berau Diklaim Lampaui Target
Sementara itu, sepanjang tahun 2022, BPBD mencatat adanya bencana akibat manusia maupun alam masih cukup banyak.
Kasus kebakaran rumah dan bangunan sepanjang tahun 2022 mencapai 33 kali dengan total korban yang mengalami kerugian 179 orang. Angka tersebut lebih banyak dibanding 2021 sebanyak 27 kali kejadian.
Terbanyak selanjutnya adalah, kebakaran hutan dan lahan sebanyak 34 kali dengan total luasan lahan yang terbakar 87,5 hektare lebih kecil dibanding 2021 sebanyak 45 kali.
Di posisi ketiga ada bencana hidrometeorologi, seperti banjir sebanyak 16 kali dengan total korban yang terdampak 2.857 orang sementara untuk tahun 2021, bencana banjir terjadi 21 kali. Adapula tanah longsor di tahun 2022 tercatat 6 kali kejadian sedang 2021 nihil. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.