Berita Mahulu Terkini
Mulai Hari Ini Harga Beras di Long Apari Mahakam Ulu Mencapai Rp 800 Ribu per Karung 25 Kg
Harga kebutuhan pokok di dua kampung di Kecamatan Long Apari, yang berada di wilayah ulu Kabupaten Mahulu masing-masing Noha Tivab dan Long Apari.
Penulis: Febriawan | Editor: Aris
TRIBUNKALTIM.CO, UJOH BILANG – Harga kebutuhan pokok di dua kampung di Kecamatan Long Apari, yang berada di wilayah ulu Kabupaten Mahakam Ulu (Mahulu) masing-masing Noha Tivab dan Long Apari mengalami lonjakan tinggi. Kondisi ini pun sangat dikeluhkan warga.
Harga beras misalnya. Disebutkan, harga beras per karung untuk ukuran 25 kilogram (Kg) mencapai Rp 800.000 atau sekira Rp 32 ribu per Kg. Jauh dari harga normal. Hal ini dikarenakan terjadinya kelangkaan barang kebutuhan pokok di wilayah perbatasan tersebut.
Salah satu faktor kelangkaan kebutuhan pokok di dua desa ini, seperti disampaikan Wakil Bupati (Wabup) Mahakam Ulu Yohanes Avun, Rabu (18/1/2023) adalah karena sulitnya akses transportasi. Ini merupakan dampak kemarau panjang yang menyebabkan sungai Mahakam tidak bisa dilayari kapal angkutan sembako.
Yohanes mengatakan, akses utama untuk mengangkut kebutuhan pokok maupun material ke daerah di hulu sungai Mahakam hanya bisa menggunakan jalur air atau sungai. Sehingga saat kondisi air surut, cukup menyulitkan.
Baca juga: Pembentukan Polres Mahulu Jadi Sejarah
“Kalau air surut, apalagi dalam kondisi cuaca kemarau begini, sulit. Kapal atau longboat tidak bisa mengangkut banyak. Sehingga butuh biaya tinggi. Bahkan kadang tidak bisa lewat. Itu yang menyebabkan barang sulit diangkut, dan dampaknya harga menjadi tinggi,” kata Yohanes.
“Jadi akibat kemarau yang panjang ini persediaan bahan pokok di sini semakin sulit,” ujarnya.
“Informasi terkini yang kami terima, di daerah yang paling atas (di Long Apari) salah satunya, kalau musim kemarau persediaan kebutuhan pokok selalu sulit, harga juga tinggi. Seperti harga beras, sekarang sudah mencapai Rp 800 ribu yang ukuran 25 kilogram,” sebut dia.
Dia menjelaskan tingginya harga sembako di hulu bukan karena barang itu langka. Melainkan biaya ongkos angkut bila air surut yang cukup mahal.
Baca juga: Kapolres Mahulu Silaturahmi dengan Wakil Bupati, Wabup: Pelayanan kepada Masyarakat Lebih Dekat
Sebab perahu yang digunakan untuk mengakut barang tidak bisa melawati riam karena dangkal. Melainkan mereka harus melangsir barangnya sedikit swsikit melalui riam.
" tidak bisa sekalian. Sedikit sedikit, hal ini lah yang mengakibatkan harga barang naik. Karena ongkos angkut yang naik," jelasnya.
Wabup mengatakan, untuk langkah lebih cepat, Pemkab Mahulu telah meminta kepada Pemerintah Kecamatan (Long Apari dan Long Pahangai) untuk segera mengajukan surat permohonan tanggap darurat dengan tetap mengacu pada prosedur yang berlaku.
Baca juga: Kapolda Kaltim Lantik AKBP Anthony Rybok, Bupati Ajak Kapolres Mahulu Bersinergi
Selanjutnya, Pemerintah Kabupaten Mahulu mengaku bersedia untuk mengambil kebijakan, seperti menyalurkan bahan kebutuhan pokok dengan menggunakan jasa angkutan subsidi. Pemkab Mahulu juga bakal melakukan pengawasan ketat terkait penyaluran bahan pokok tersebut, serta memastikan harga bahan pokok kembali normal.
Dalam kesempatan itu, Wabup mengimbau kepada para pedagang, maupun distributor untuk tidak menaikkan harga dengan terlampau tinggi. Yang akibatnya sangat membebani masyarakat.
“Ya sewajarnya saja lah. Yang jelas, kita memang sudah paham kondisinya. Karena memang sulit aksesnya. Tidak ada jalan lain, selain lewat jalur sungai. Kalau surut, ya tidak bisa apa-apa lagi,” imbuhnya. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.