HUT Kota Samarinda

HUT Kota Samarinda 2023: Terungkap Latar Belakang Tanggal 21 Januari Ditetapkan sebagai Hari Jadi

Banyak yang belum mengetahui kenapa tanggal 21 Januari ditetapkan sebagai HUT Kota Samarinda, ibu kota Provinsi Kalimantan Timur.

Editor: Syaiful Syafar
wikimedia.org
Lambang Kota Samarinda. Banyak yang belum mengetahui kenapa tanggal 21 Januari ditetapkan sebagai hari jadi atau HUT Kota Samarinda, ibu kota Provinsi Kalimantan Timur. 

TRIBUNKALTIM.CO - Hari Ulang Tahun atau HUT Kota Samarinda akan diperingati pada hari Sabtu, tanggal 21 Januari 2023.

Tahun ini, HUT Kota Samarinda memasuki edisi ke-355.

Namun, banyak yang belum mengetahui kenapa tanggal 21 Januari ditetapkan sebagai hari jadi Kota Samarinda, ibu kota Provinsi Kalimantan Timur.

Keputusan menetapkan tanggal 21 Januari sebagai HUT Kota Samarinda ternyata tidak lepas dari faktor sejarah.

Mengutip situs resmi pemerintah samarindakota.go.id, tanggal 21 Januari 1668 adalah hari yang diperkirakan dari salah satu versi sebagai awal kedatangan orang-orang suku Bugis Wajo yang kemudian mendirikan permukiman di Samarinda Seberang.

Meskipun demikian, sebelum rombongan Bugis Wajo datang ke Samarinda, sudah ada peradaban komunitas Kutai Kuno dan Banjar di wilayah Samarinda.

Baca juga: Arti Tema dan Logo HUT ke-355 Kota Samarinda, Membangun Kota Peradaban

Tim penyusun sejarah Samarinda yang mengadakan seminar pada 21 Agustus 1987 memutuskan, telah terjadi peristiwa kedatangan rombongan Bugis Wajo yang dipimpin La Mohang Daeng Mangkona di wilayah Kerajaan Kutai Kartanegara pada 21 Januari 1668.

Penetapan tanggal 21 Januari 1668 ini berdasarkan estimasi/asumsi pelayaran selama 64 hari ditambahkan sejak tanggal 18 November 1667, sehingga diperoleh tanggal 21 Januari 1668.

Adapun latar belakang perantauan orang-orang Bugis Wajo dari tanah Kesultanan Gowa (Sulawesi Selatan) itu karena menolak Perjanjian Bongaya setelah Kesultanan Gowa kalah dalam perang melawan pasukan Belanda.

Raja Kutai saat itu, Aji Pangeran Dipati Maja Kusuma ing Martapura mengabulkan permintaan tersebut kemudian memberikan lokasi kampung dataran rendah yang baik untuk usaha pertanian, perikanan, dan perdagangan kepada mereka.

Kesepakatannya, orang-orang Bugis Wajo harus membantu segala kepentingan Raja Kutai, terutama dalam menghadapi musuh.

Baca juga: HUT Kota Samarinda 2023: Daftar 10 Walikota dari Masa ke Masa

Semula rombongan tersebut memilih daerah sekitar muara Karang Mumus (sekarang daerah pesisir Selili).

Tetapi daerah ini terdapat kesulitan dalam pelayaran karena daerah yang arusnya berputar (berulak) dan banyak kotoran sungai.

Selain itu terlindung oleh ketinggian Gunung Selili.

Dengan kondisi seperti itu, Raja Kutai memerintahkan La Mohang Daeng Mangkona bersama pengikutnya membuka perkampungan di tanah rendah bagian seberang Samarinda, sekarang dikenal dengan sebutan Samarinda Seberang.

Sumber: Tribun Kaltim
Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved