HUT Kota Samarinda

HUT Kota Samarinda 2023: Ternyata Begini Asal Usul Nama Samarinda, Ada 4 Versi yang Beredar

Hari ini, Sabtu (21/1/2023) Kota Samarinda merayakan ulang tahunnya yang ke-355. Asal usul nama Samarinda, ternyata ada 4 versi, simak selengkapnya

Editor: Amalia Husnul A
samarindakota.go.id
Logo Kota Samarinda. Hari ini, Sabtu (21/1/2023) Kota Samarinda merayakan ulang tahunnya yang ke-355. Asal usul nama Samarinda, ternyata ada 4 versi, simak selengkapnya 

TRIBUNKALTIM.CO - Hari ini, Sabtu 21 Januari 2023, Kota Samarinda merayakan ulang tahunnya yang ke-355.

Diketahui, Kota Samarinda adalah ibukota Provinsi Kalimantan Timur.

Apa arti dan dari mana asal usul nama Kota Samarinda ini?

Ternyata ada 4 versi yang beredar terkait asal usul nama Kota Samarinda

Hari ini, Kota Samarinda genap berusia 355 tahun, yang berarti telah memiliki sederet sejarah panjang.

Sejarah panjang Kota Samarinda ini juga menjadi bagian dari asal usul dari penamaan kota. 

Selengkapnya berikut asal usul nama Kota Samarinda dilansir TribunKaltim.co dari berbagai sumber.

Asal Usul Nama Samarinda

Mengutip samarindakota.go.id, ada beraneka versi mengenai latar belakang terciptanya nama Samarinda.

Versi pertama, berdasarkan persamaan ukuran tinggi rumah-rumah rakit/terapung penduduk Bugis Wajo di Samarinda Seberang yang tidak ada yang lebih tinggi antara satu dengan yang lain, sehingga disebut "sama-rendah", yang juga bermakna tatanan kemasyarakatan yang egaliter.

Versi kedua, berdasarkan persamaan ukuran tinggi Sungai Mahakam dengan daratan di tepiannya yang sama-sama rendah.

Sampai awal dasawarsa tahun 1950-an setiap air Sungai Mahakam pasang naik, sebagian besar jalan-jalan di Samarinda selalu terendam air.

Baca juga: Jelang HUT Kota Samarinda, Wakil Ketua DPRD Helmi Abdullah Sebut Pro Bebaya Dirasakan Warga

Terlebih lagi jika sedang pasang besar, ada beberapa jalur jalan yang sama sekali tidak dapat dilintasi kendaraan karena ketinggian air yang merendamnya.

Guna menanggulangi masalah tersebut, sejak awal 1950-an dilakukan penurapan lalu jalan ditinggikan hingga berkali-kali.

Pada tahun 1978 ketinggian total bertambah 2 meter dari permukaan awal sehingga jalan tidak lagi terendam kecuali Mahakam pasang luar biasa.

Sumber: Tribun Kaltim
Halaman 1 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved