Harlah Nahdlatul Ulama
1 Abad NU: Sejarah Berdirinya Nahdlatul Ulama, Tokoh Ulama, dan Latar Belakang
1 Abad NU: Sejarah berdirinya Nahdlatul Ulama, tokoh ulama, dan latar belakang hingga tujuan berdirinya NU.
Namun, KH Mas Alwi Abdul Aziz kemudian mengusulkan nama Nahdlatul Ulama.
Alasannya, konsekuensi penggunaan kata nahdlatul adalah kebangkitan yang telah terangkai sejak berabad-abad lalu.
Hal ini mengingat bahwa Nahdlatul Ulama bukanlah hasil yang tiba-tiba mengingat ulama Aswaja memiliki sanad keilmuan dan perjuangan sama dengan ulama-ulama sebelumnya.
Hal inilah yang kemudian membuat organisasi NU sebagai kelanjutan dari komunitas dan organisasi-organisasi yang telah berdiri sebelumnya, dengan cakupan dan segmen yang lebih luas.

Tokoh yang Terlibat dalam Berdirinya Nahdlatul Ulama (NU)
Pada hari bersejarah itu beberapa tokoh terlibat dalam pendirian organisasi NU antara lain:
- KH Hasyim Asy’ari Tebuireng (Jombang, Jawa Timur)
- KH Abdul Wahab Chasbullah (Tambakberas, Jombang, Jawa Timur)
- KH Bishri Syansuri (Jombang, Jawa Timur)
- KH Asnawi (Kudus, Jawa Tengah)
- KH Nawawi (Pasuruan, Jawa Timur)
- KH Ridwan (Semarang, Jawa Tengah) KH Maksum (Lasem, Jawa Tengah)
- KH Nahrawi (Malang, Jawa Tengah)
- H. Ndoro Munthaha (Menantu KH Khalil) (Bangkalan, Madura)
- KH Abdul Hamid Faqih (Sedayu, Gresik, Jawa Timur)
- KH Abdul Halim Leuwimunding (Cirebon, Jawa Barat)
- KH Ridwan Abdullah (Jawa Timur)
- KH Mas Alwi (Jawa Timur)
- KH Abdullah Ubaid dari (Surabaya, Jawa Timur)
- Syekh Ahmad Ghana’im Al Misri (Mesir)
Adapun beberapa ulama lainnya yang juga hadir pada saat itu tak sempat tercatat namanya.
Baca juga: 40 Link Twibbon Harlah 1 Abad NU 2023 Terbaru dan Cara Pasang, Cocok Kirim ke Sosmed
Substansi Berdirinya Nahdlatul Ulama (NU)
Melansir laman Gramedia, berdirinya Nahdlatul Ulama tidak dapat dipisahkan dengan dukungan ajaran Ahlus Sunnah wal Jama’ah (Aswaja) yang bersumber dari Al-Qur’an, Sunnah, dan Ijma (keputusan ulama terdahulu).
Menurut K.H. Mustofa Bisri hal memiliki tiga substansi di dalamnya, yaitu:
1. Syariat Islam: sesuai dengan salah satu ajaran dari empat Madzhab (Hanafi, Maliki, Syafiy, Hanbali).
2. Perspektif tauhid (ketuhanan): mengikuti ajaran Imam Abu Hasan Almaty Ali dan Imam Abu Mansur Al Maturidi
3.Dasar-dasar Imam Abu Qosim Al Junaidi di bidang tasawuf
Proses mengintegrasikan ide-ide Sunni berkembang.
Cara berpikir Sunni di bidang ketuhanan bersifat eklektik: memilih pendapat yang benar.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.