HUT Kota Balikpapan

Profil Gus Muwafiq, Ulama Gondrong yang Mengisi Tabligh Akbar di HUT Kota Balikpapan 2023

Acara tabligh akbar Gus Muwafiq dijadwalkan berlangsung pada Sabtu (11/2/2023) pukul 15:00 Wita di Masjid Madinatul Iman Islamic Center Balikpapan.

Editor: Syaiful Syafar
nu.or.id
KH Ahmad Muwafiq atau Gus Muwafiq, ulama nyentrik berambut gondrong yang bakal mengisi tabligh akbar dalam peringatan HUT Kota Balikpapan 2023. 

TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Peringatan HUT Kota Balikpapan tahun ini bakal dimeriahkan tabligh akbar yang menghadirkan ulama berambut gondrong, KH Ahmad Muwafiq atau yang biasa disapa Gus Muwafiq.

Acara tabligh akbar Gus Muwafiq dijadwalkan berlangsung pada Sabtu (11/2/2023) pukul 15:00 Wita di Masjid Madinatul Iman Islamic Center Balikpapan, Kota Balikpapan, Kalimantan Timur.

Ini bukan kali pertama Gus Muwafiq berdakwah di Balikpapan.

Pengumuman acara tabligh akbar yang menghadirkan Gus Muwafiq dalam peringatan HUT Kota Balikpapan 2023.
Pengumuman acara tabligh akbar yang menghadirkan Gus Muwafiq dalam peringatan HUT Kota Balikpapan 2023. (Instagram @pemkot_balikpapan)

Sebelumnya, pada 2019 lalu, kiai nyentrik dengan rambut gondrongnya ini juga pernah mengisi ceramah dalam peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di kediaman Walikota Balikpapan, Rahmad Mas'ud.

Baca juga: Jadwal Lengkap Rangkaian Acara HUT Kota Balikpapan 2023, Tabligh Akbar Gus Muwafiq dan Konser Soneta

Lantas, siapa sebenarnya Gus Muwafiq?

Berikut profil singkatnya.

Profil Gus Muwafiq

KH Ahmad Muwafiq atau lebih dikenal dengan Kiai Muwafiq atau Gus Muwafiq lahir di Lamongan, 2 Maret 1974.

Dia adalah salah satu ulama Nahdlatul Ulama (NU) yang kini tinggal di Sleman, Yogyakarta.

Gus Muwafiq dikenal sebagai salah satu orator NU zaman sekarang karena kedalaman ilmu dan kemampuan orasi yang dimiliki.

Selain ulama yang paham ilmu agama, Gus Muwafiq juga mendalami berbagai ilmu lain, salah satunya ilmu sejarah dan peradaban yang disampaikan dengan bahasa yang lugas dan mudah diterima.

Gus Muwafiq pernah menjabat sebagai asisten pribadi KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur), termasuk saat Gus Dur menjabat sebagai Presiden Republik Indonesia.

Gus Muwafiq merupakan santri yang sudah lama mengenyam pendidikan di beberapa pesantren, sehingga pemahaman keagamaan yang dimiliki sangat mumpuni dan khas dengan pemahaman Islam yang dianut mayoritas muslim Indonesia.

Gus Muwafiq sangat sering membahas isu-isu terbaru dan memberikan penjelasan secara rinci yang mudah diterima.

Baca juga: Prihatin! Gus Muwafiq Bandingkan Anak Muda Indonesia dengan Amerika dari Segi Nasionalisme

Gus Muwafiq juga dikenal sebagai kiai dengan pemahaman sejarah yang sangat mendalam, mulai sejarah peradaban manusia secara umum, sejarah agama Islam pada masa kenabian, hingga sejarah nusantara.

Begitu pun sejarah agama Islam di Indonesia, mulai awal perkembangan hingga saat ini.

Gus Muwafiq dapat menjelaskan dengan jelas dan mudah dipahami tentang setiap maksud dan makna filosofis dari setiap ajaran dan anjuran para kiai tentang khas dakwah di nusantara.

Gus Muwafiq memiliki ciri khas bersuara lantang dan berambut gondrong.

Ia dikenal sebagai seorang orator sejak menjadi aktivis mahasiswa saat kuliah di Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Puncaknya, saat ia menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Mahasiswa Islam se-Asia Tenggara.

Saat ini, Gus Muwafiq mengasuh salah satu pondok pesantren di daerah Sleman, Yogyakarta.

Meskipun jadwal pengajian yang harus dihadiri sangat padat, namun Gus Muwafiq tetap berusaha mengasuh santri-santrinya dalam konteks kehidupan pesantren.

Bahas soal Alfatekah di Depan Jokowi

Selain aktif mengisi ceramah di berbagai daerah, Gus Muwafiq juga pernah diundang ceramah di Istana Negara.

Bahkan dalam ceramahnya, dia berani membahas soal lafal "Alfatekah" di depan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Hal itu disampaikan oleh Gus Muwafiq saat mengisi tausiah Maulid Nabi Muhammad SAW di Istana Negara Bogor, Rabu (21/11/2018) malam.

Awalnya Gus Muwafiq menceritakan tentang perjalanan Islam di seluruh dunia.

Ia menceritakan bahwa Islam di dunia ini terus berkembang mengikuti perkembangan zaman.

Tak hanya itu, Al-Qur'an juga terus berkembang sejak zaman Nabi Muhammad SAW, kemudian setelah beliau wafat, hingga saat ini.

Menurutnya, saat zaman Rasulullah SAW, Al-Qur'an itu tidak ditulis.

"Kenapa? Karena para sahabat hapal Al-Qur'an," ujarnya.

Kemudian setelah Rasulullah meninggal, tambahnya, para sahabat berinisiatif untuk menulis Al-Qur'an.

"Sahabat menulis Al-Qur'an, untuk tabi'in yang tidak ketemu Rasulullah SAW," jelasnya.

Dari situ, Al-Qur'an terus berkembang dan melakukan penyempurnaan.

Nah, pada saat sahabat Rasulullah meninggal dunia, tabi'in mengajar bawahnya, dan menyempurnakannya lagi.

"Al-Qur'annya sahabat terlalu pintar, hanya lungkik-lungkik saja, seperti cacing, kemudian dikasih titik-titik," tambahnya lagi.

Kemudian Al-Qur'an terebut disebar lagi ke generasi pertamanya.

"Hilang titik-titik maka nggak cukup, lalu dikasih fatah, kasrah, dhomah atau sakal," ujarnya.

"Disebar lagi, karena yang baca Al-Qur'an Islam rahmatan lil alamin, bukan lagi orang Arab semata," tambahnya.

Gus Muwafiq kemudian mencontohkan beberapa bacaan ayat Al-Qur'an yang keliru dan berbeda di berbagai negara dan daerah.

"Orang Andalusia baca Al-Qur'an waddluha keliru menjadi waddlukhe. Orang Turki mustakim jadi mustakin," jelasnya sambil mencontohkan pelafalannya.

Hal itu juga rupanya terjadi di Indonesia yang mana memiliki bahasa daerah yang berbeda-beda.

"Masuk ke Indonesia, dibaca oleh orang Padang lakanud keluarnya lakanui, karena orang Padang kalau bilang Muhammad bilangnya Muhamme," ujarnya disambut tawa para hadirin termasuk Jokowi.

Presiden Jokowi kala itu tampak serius mendengarkan tausyiah tersebut.

"Orang Sunda ketika baca allazina, sebagian besar jadi alad zina," lanjut Gus Muwafiq.

Pembahasan itu kemudian berlanjut ke Jawa.

"Begitu masuk ke Jawa, ketemu huruf honocoroko, Alhamdu karena punyanya "kho" gak punya huruf "ha", maka Alhamdu jadi Alkamdu, Alfatihah menjadi Alfatekah," ujarnya kemudian tertawa.

Contoh yang disampaikan  Gus Muwafiq itu juga disambut tawa seluruh hadirin.

Tak ketinggalan, Presiden Jokowi juga ikut tertawa mendengar contoh yang disampaikan Gus Muwafiq tersebut.

"Nah ini, orang kalau ngerti proses modifikasi Al-Qur'an pasti tahu, ketika masuk ke semua negara pasti berbeda. Alfatihah jadi Alfatekah, dan ini yang dialami oleh Bapak Presiden RI," jelasnya.

"Itulah makanya Islam bergerak, maka dibuat sebuah ilmu untuk seluruh umat Islam di dunia yang disebut tajwid," tambahnya lagi.

Pernah Dikira Tukang Sulap

Saat mengisi ceramah di Kota Balikpapan, Kalimantan Timur, Rabu (20/11/19) malam, Gus Muwafiq bercerita pernah dikira tukang sulap.

Menurut Gus Muwafiq, ia pernah dikira tukang sulap oleh orang Jerman yang datang ingin belajar agama dan ingin melihat adanya Tuhan.

"Ada itu orang Jerman datang, ingin ditunjukkan Tuhan."

"Saya menyerah karena tidak tahu caranya dan sulit."

"Akhirnya saya tunjukkan yang gaib, keluar asap dari kuburan."

"Bule itu malah tertawa dan mengatakan saya tukang sulap," ujar Gus Muwafiq saat mengisi ceramah di halaman kediaman Walikota Balikpapan Rahmad Mas'ud kala itu, dalam peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW.

Gus Muwafiq saat mengisi ceramah Maulid Nabi Muhammad SAW di halaman kediaman Walikota Balikpapan, Rahmad Mas'ud.
Gus Muwafiq saat mengisi ceramah Maulid Nabi Muhammad SAW di halaman kediaman Walikota Balikpapan, Rahmad Mas'ud, Rabu (20/11/19) malam. (TribunKaltim.co/Miftah Aulia Anggraini)

Baca juga: Kapan HUT Kota Balikpapan? Ini Sejarah dan Asal Usul Nama Kota

Cerita Gus Muwafiq tersebut mengundang gelak tawa para jamaah yang hadir.

Sampai pada akhir ceritanya, ia terus berusaha menunjukkan adanya keberadaan Tuhan untuk bisa membantu orang Jerman tersebut dalam proses pencarian agama.

Dalam cerita panjangnya, Gus Muwafiq berpesan bahwasanya kebenaran itu merupakan hidayah yang bisa datang kepada siapapun.

"Hidayah bisa datang lewat mana saja, lewat siapa pun perantaranya. Maka ketika hidayah sudah terlihat jangan menunggu lebih lama lagi untuk mendekat," pungkas Gus Muwafiq. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved