DPRD Bontang Bakal Sidak Asrama Baru HMB yang Disegel Pemasok Material Bangunan di Makassar

TRIBUNKALTIM.CO, BONTANG - Penyegelan bangunan baru asrama Himpunan Mahasiswa Bontang (HMB) di Makassar, disorot Komisi III DPRD kota Bontang.

Bahkan rombongan Komisi III DPRD Bontang akan meninjau langsung asrama tersebut.

Pasalnya, aksi penyegelan yang dilakukan pemasok material itu dikarena tak terima lantaran pihak kontar belum melunasi pembayaran dari pembelian bahan bangunan milik yang bersangkutan. 

Menurut Ketua Komisi III DPRD Amir Tosina, kejadian ini harus cepat disikapi. 

Terlebih asrama yang telah serah terima oleh pihak kontraktor mesti mulai ditempati para mahasiswa Bontang yang kuliah di Makassar. 

"Sangat disesalkan kejadian ini, Harusnya Pemkot Bontang cepat bergerak. Kalau begini bikin malu lah," kata Amir Tosina, Sabtu (4/3/2023). 

Kata Amir, rencananya Komisi III akan menjadwalkan sidak di Makassar. Hal itu untuk mengetahui kondisi terkini yang terjadi di sana. 

Pembangunan aarama di Makassar itu sebenarnya telah sejak lama diusulkan. Namun baru tahun lalu, pemerintah merealisasi usulan tersebut. 

"Nanti kita cek, karena sepengetahuan saya, asrama sudah serah terima dari pihak kontraktor karena baru selesai dibangun," sambungnya.

Dikonfirmasi terpisah, Kepala Bidang Tata Ruang dan Bangunan, PUPRK Bontang, Robysai Manassa Malisa mengatakan, bangunan itu masih dalam tahap pemeliharaan. 

Soal adanya tunggakan kepada pemasok material itu disebut tanggung jawab dari kontraktor. 

"Asrama sudah selesai tapi masih pemeliharaan dan masih tanggung jawab kontraktor," singkat Roby. 

Sebelumnya, bangunan baru Asrama HMB di Makassar disegel pemasok material sejak, Sabtu (25/2) lalu.

Penyegelan tersebut ditandai dari coretan dinding yang bertuliskan ‘Janji-janji terus asrama ini disegel sampai hak kami dibayarkan pihak kontraktor/Pemda. 

Diketahui, pada 2022 lalu Pemkot Bontang menggelontorkan anggaran pembangunan Asrama di Makassar dengan pagu senilai Rp 1,5 miliar. 

Berdasarkan laman Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) proyek itu dikerjakan oleh CV Punggawa Tehnik dengan nilai kontrak Rp 1,2 miliar. (*)