Wawancara Eksklusif

Kasus Stunting Balikpapan Meningkat, Dra. Alwiati, A.Apt Jalankan Strategi Penurunan sejak Remaja

Warning, Balikpapan mengalami kenaikan angka prevalensi stunting, di tahun 2021 17,6% kemudian di 2022 naik menjadi 19,6%.

|
TANGKAPAN LAYAR YOUTUBE TRIBUN KALTIM OFFICIAL
BAHAS STUNTING - Kepala Dinas DP3AKB Balikpapan, Dra. Alwiati, A.Apt (kiri) saat hadir dalam Talkshow Tribun Kaltim beserta Penyuluh KB Ahli Utama BKKBN, Dr.Ir Listyawardani, M.Sc khusus membahas kasus stunting. 

Memang ada beberapa terkait dengan pola asuh. Pola asuh penting sekali. Maka pada saat pembekalan terhadap TPK (Tim Pendamping Keluarga) kami menambahkan satu materi tentang psikologi bagaimana memberikan pengetahuan tentang pola asuh dan komunikasi publik.

Tentu saja TPK adalah ujung tombak karena dekat dengan keluarga supaya keluarga mau terbuka. Kemudian kami di OPDKB (Organisasi Perangkat Daerah Keluarga Berencana) tugasnya adalah melaksanakan intervensi sensitif.

Intervensi spesifik sebenarnya sudah dilakukan dan dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan bersama puskesmas. Banyak dari CSR yang sudah membantu Puskesmas dalam melaksanakan kegiatan pemberian PMT pada balita.

Kami pun memiliki strategi memberikan PMT (Pemberian Makanan Tambahan) tidak hanya pada balita tetapi juga pada ibu hamil. OPDKB itu bekerja di Hulu. Kita berharap tidak bertambah lagi kasus stunting di Balikpapan.

Jadi kami bekerja di hulu, dari Dinas Kesehatan juga punya program paket catin (calon pengantin) yang kita sinergikan dari aplikasi Elektronik Siap Nikah & Hamil (elsimil).

Pada saat catin mendaftarkan dirinya di Puskesmas untuk memeriksakan kesehatan, dia diberikan satu paket dimana didalamnya juga sudah disediakan paket penambah darah, supaya catin mulai minum tablet tambah darah.

Kemudian Kami juga memberikan program ke remaja melalui bina keluarga remaja di puskesmas, di Posyandu. Kita sudah Posyandu terintregrasi di BKB (Bina Keluarga Balita) dan BKR (Bina Keluarga Remaja).

Ini sudah kami jalankan, artinya kami tinggal mengoptimalkan karena mungkin kita belum optimal karena kemarin terkendala Covid.

Di tahun 2023 ini kami harus lakukan percepatan karena kami juga tidak berharap lagi ada kenaikan. Tahun 2023 ada survey status gizi.

Mudah-mudahan pemerintah kota bisa mengawal di tempat mana yang sebenarnya di survei. Sehingga menambah angka prevalensi stunting di kota Balikpapan.

Jadi kami harap seperti itu. Karena yang di survei di 2022 itu ada 638 keluarga yang terbagi pada 10 blok sensus sehingga itu yang mewakili 745.000 Balikpapan penduduk.

Kita memang harus legowo menerima data ini tapi kami butuh by name by address.

Kami butuh by name by address karena yang kami punya hanya pada EPPGBM.

Inilah yang kami bagikan pada Eksternal, stakeholder dari penta helix. Kami bagikan kepada mereka, misalnya terkait dengan akses sanitasi yang kurang bagus.

Dinas PU baru saja menyurat kepada kami untuk memberi data keluarga mana yang membutuhkan akses sanitasi yang layak. Karena itu juga terkait dengan program yang harus amanah untuk kementrian PU.

Sumber: Tribun Kaltim
Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved