IKN Nusantara

Bangun 15 Tower Apartemen ASN di IKN Nusantara, 2 Investor Kucurkan Rp 3,2 Triliun

Bangun 15 tower apartemen ASN di IKN Nusantara, 2 investor kucurkan Rp 3,2 triliun

Penulis: Rafan Arif Dwinanto | Editor: Djohan Nur

TRIBNKALTIM.CO - Konsorsium PT Perintis Triniti Properti Tbk (Konsorsium Triniti) dan PT Nindya Karya bakal ikut membangun rumah susun (rusun) atau apartemen Aparatur Sipil Negara (ASN) di Ibu Kota Nusantara atau IKN Nusantara, Kalimantan Timur.

Ini ditandai lewat pemberian letter to proceed atau Surat Izin Prakarsa Proyek (SIPP) dari Otorita IKN (OIKN).

Dilansir dari Kompas.com, Konsorsium Triniti menanamkan modal Rp 1,8 triliun untuk mengerjakan tujuh tower dan Nindya Karya menginvestasi Rp 1,42 triliun untuk delapan tower.

Kedua investor tersebut akan membangun hunian ASN di wilayah yang berbeda.

Konsorsium Triniti membangun di wilayah West Residence WP1A-1 dan Nindya Karya membangun di wilayah West Government WP1A-1.

Skema bisnis untuk kedua investor tersebut adalah Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU).

"Dengan skema KPBU, akan ada pembagian risiko antara pihak Pemerintah dan investor beserta insentif dan penalti pada pelaksanaannya dalam penyediaan layanan dan atau infrastruktur publik," kata Kepala OIKN, Bambang Susantono dalam keterangan resminya.

Sebelumnya, terdapat tiga investor yang telah menyatakan komitmennya untuk membangun apartemen ASN IKN.

Ketiganya meliputi PT Summarecon Agung Tbk (Summarecon), Konsorsium Nusantara (RBN CCFG) dan Korean Land and Housing Corporation (KLHC).

"Dengan ada tambahan dua investor yang membangun hunian ASN, diyakini dapat mempercepat pembangunan Nusantara sehingga tahun depan, ASN dapat mulai pindah," imbuh Bambang.

Terkait hal ini, Presiden Direktur dan CEO PT Perintis Triniti Properti Tbk Ishak Chandra menjelaskan, proyek IKN sejalan dengan visi pihaknya yang tengah mengembangkan kawasan hunian berkelanjutan.

"Mudah-mudahan dengan dukungan semua pihak dan stakeholder, kami bisa memberikan kontribusi yang positif kepada Pemerintah dalam ikut berpartisipasi membangun Ibu Kota Negara," harap Ishak.

Direktur Utama PT Nindya Karya Haedar A Karim menjelaskan, Nindya Karya mendapat dukungan dana dari Danareksa sebagai induk holding-nya.

"Nindya berinvestasi Rp 1,42 triliun di mana Nindya sebagai Member Holding Danareksa sepenuhnya mendapat dukungan financial dari Induk Holding Danareksa," tandas Haedar.

Kebutuhan pembiayaan untuk pembangunan hunian bagi ASN dan Hankam di IKN Nusantara, Kalimantan Timur, sangat besar.

Hal itu dikemukakan Menteri PUPR dalam Basuki Hadimuljono dalam Rapat Koordinasi Tingkat Menteri dalam rangka Pembahasan Prioritas Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2024 bersama dengan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Suharso Monoarfa, pada Rabu (29/03/2023).

Basuki menyampaikan, terdapat beberapa skenario skema pembiayaan penyediaan perumahan di IKN.

Karena jika ditotal, kebutuhan anggarannya mencapai Rp 51,4 triliun.

"16.990 unit rumah untuk ASN dan Hankam, hingga Januari 2023 yaitu 2.585 unit diusulkan dibangun menggunakan APBN dengan estimasi biaya sebesar Rp 9,4 triliun," ujar Basuki dikutip dari laman Kementerian PUPR.

Berikutnya, untuk pembangunan sebanyak 9.295 unit rumah direncanakan melalui skema Kerjasama Pemerintah Badan Usaha (KPBU) dengan estimasi biaya sebesar Rp 35,8 triliun.

"Serta, 5.110 unit rusun milik perlu mengajak investasi swasta/pengembang perumahan dengan estimasi biaya sebesar Rp 6,2 triliun," jelasnya. (*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved