Berita MHU

MHU Gandeng PKBM Karang Mlenu Gelar Program Pendidikan Kesetaraan

MHU menggandeng PKBM Karang Mlenu menggelar program kesetaraan kejar paket A, B, dan C kepada masyarakat sekitar wilayah perusahaan.

Penulis: Ary Nindita Intan R S | Editor: Diah Anggraeni
HO/PT Multi Harapan Utama
MHU menggandeng PKBM Karang Mlenu menggelar program kesetaraan kejar paket A, B, dan C kepada masyarakat sekitar wilayah perusahaan. 

TRIBUNKALTIM.CO - Di Indonesia, akses pendidikan belum sepenuhnya merata masuk ke pelosok-pelosok daerah.

Termasuk beberapa desa di Kecamatan Loa Kulu, Kutai Kartanegara.

Imbasnya, program wajib belajar sembilan tahun belum bisa dinikmati sebagian masyarakat.

Baca juga: Sinergi MHU dan TNI, Ratusan Warga Desa Lung Anai Kukar Kini Bisa Nikmati Air Bersih

Pendidikan penyetaraan melalui kejar paket menjadi solusi demi memberi kesempatan warga memperoleh pendidikan yang layak.

Persoalan pendidikan ini juga menjadi perhatian PT Multi Harapan Utama (MHU), terutama di daerah sekitar tambang.

Community Development Superintendent MHU, Panji Bangun Swasono mengatakan, pihaknya juga mengidentifikasi dua desa yang tingkat pendidikannya tergolong masih rendah, yaitu Desa Jembayan dan Jembayan Tengah di Kutai Kartanegara, Kecamatan Loa Kulu.

MHU pun turut tergerak untuk berkontribusi mengentaskan hal ini dengan membebaskan biaya pendidikan kejar paket.

MHU juga menggandeng Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Karang Mlenu yang ada di Desa Loa Kulu Kota.

"Selain turut mendukung upaya peningkatan pendidikan formal di area sekitar area perusahaan, MHU juga mencanangkan agenda pendidikan non formal, melalui program Kelompok Belajar Kejar Paket A, B dan C, yang menyasar dalam lini tingkat SD, SMP dan SMA," ungkap Panji.

Ketua PKBM Karang Mlenu, Loa Kulu, Rachmat menguraikan bahwa PKBM mulai digandeng MHU sejak tahun 2019.

Kerja sama ini khususnya untuk program kesetaraan kejar paket A, B, dan C kepada masyarakat sekitar wilayah PT MHU yang tidak memiliki ijazah SD, SMP dan SMA.

Setelah selesai mengikuti program Kejar Paket, warga diperbolehkan melanjutkan ke jenjang pendidikan selanjutnya.

Sedangkan mereka yang sudah di tahap terakhir, bisa melamar pekerjaan dengan kualifikasi yang setara dengan ijazah Sekolah Menengah Atas.

Baca juga: Dukung Keberlanjutan Upaya Peningkatan SDM Kukar, MHU akan Kirimkan 2 Siswa ke SMK Wikrama Bogor

Pada akhirnya, impian untuk mendapat pekerjaan layak yang sebelumnya terhadang karena kendala ijazah, kini bisa mereka gapai lewat program pendidikan kesetaraan itu.

Sudah 3 alumnus yang lulus dari PKBM sejalan dengan mitra MHU dengan jumlah total keseluruhan 365 warga dari usia 20 tahun hingga 50 tahun.

Rinciannya, dari Paket A yang berjumlah 8 orang, terdiri dari 6 laki-laki dan 2 orang perempuan.

Kemudian untuk Paket B kelas 7 berjumlah 43 orang, yang terdiri dari 33 orang laki-laki dan 10 orang perempuan.

Pada Paket B di kelas 8 terdapat 10 orang, di antaranya, 9 laki-laki dan 1 orang perempuan.

Selanjutnya pada Paket B di kelas 9 terdapat 104 orang, di antaranya 74 laki-laki dan 30 perempuan.

Untuk Paket C di kelas 10 berjumlah 45 orang, di antaranya, 32 laki-laki dan 13 perempuan.

Pada Paket C kelas 11 terdapat 38 orang yakni, 31 laki-laki dan 7 perempuan.

Paket C untuk kelas 12 terdapat 117 orang, di antaranya, 81 laki-laki dan 36 perempuan.

Syarat kenaikan kelas dalam PKBM dinilai dari ujian, ulangan, evaluasi, tugas-tugas, serta kehadiran juga turut menjadi syarat kenaikan kelas.

"Biasanya ujian kenaikan kelas dimulai pada Bulan April hingga Mei, mengikuti kurikulum sesuai dengan pendidikan normal pada umumnya," ujar Rachmat.

"Mulai tahun ini ujian negara, supaya mampu menujukkan bahwa lulusan paket bisa setara dengan sekolah normal," imbuhnya.

Baca juga: Kembangkan SDM Kukar, MHU Berikan Beasiswa Bersekolah di Sekolah Unggul SMK Wikrama Bogor

Masyarakat yang mengikuti kelas Kejar Paket ini hadir dari beberapa daerah diantaranya dari desa Loa Kulu Kota, Loh Sumber, Jembayan, Jembayan Tengah, Jembayan Dalam, Sungai Payang, dan Lung Anai.

Rachmat menguraikan, terdapat 2 metode cara untuk mengimbangi proses pembelajaran, yakni secara daring melalui Zoom dan luring atau datang ke lokasi masyarakat langsung.

"Biasanya setiap 2 minggu sekali, kami mengadakan sistem pembelajaran dengan meninjau dan mendatangi lokasi masyarakat secara bergantian. Misal, minggu ini di Loa Kulu Kota, dua minggu kemudian kami di Loh Sumber, begitu seterusnya secara bergantian," katanya.

Menurut Rachmat, dengan adanya program pendidikan kesetaraan ini banyak masyarakat yang termotivasi untuk mengikuti kelas paket.

"Berkat PT MHU, masyarakat jadi banyak yang minat untuk mengikuti kelas paket, karena kan tidak dipungut biaya. Terima kasih MHU, semoga kerja sama ini bisa terus berjalan, karena dengan adanya program kejar paket ini masyarakat jadi punya harapan untuk meraih cita-cita mereka," ucapnya.

 

 

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved