Berita MHU

Sulap Lahan Jadi Hutan, MHU Kembangkan Arboretum Busang untuk Lestarikan Flora Endemik Kalimantan

Luas kawasan Arboretum Busang ini sekitar 16 hektar dan terletak di Kelurahan Loa Ipuh Darat, Kecamatan Tenggarong Kabupaten Kutai Kartanegara

|
Penulis: Ardiana | Editor: Samir Paturusi
HO/MHU
PT Multi Harapan Utama (MHU) menginisiasi hutan lindung Arboretum Busang, yang bekerjasama dengan Ecositrop guna melestarikan flora dan fauna endemik di kawasan reklamasi dan pasca tambang. 

TRIBUNKALTIM.CO,BALIKPAPAN - PT Multi Harapan Utama (MHU) menginisiasi hutan lindung Arboretum Busang, yang bekerjasama dengan Ecositrop guna melestarikan flora dan fauna endemik di kawasan reklamasi dan pasca tambang.

Luas kawasan Arboretum Busang ini sekitar 16 hektar dan terletak di Kelurahan Loa Ipuh Darat, Kecamatan Tenggarong Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur.

Sebelum terbentuknya Arboretum Busang, kawasan lingkup tersebut merupakan area reklamasi MHU yang dikembangkan oleh MHU sejak tahun 2018.

Kepala Teknik Tambang MHU, Aris Subagyo menyampaikan bahwa adanya Arboretum Busang ini adalah sebagai bukti bahwa, tidak semua lahan pascatambang berdampak buruk terhadap kelangsungan hidup populasi di area sekitar pascatambang.

Baca juga: Sambut Lebaran, MHU Bagikan 1240 Paket Sembako bagi Warga Tidak Mampu

Baca juga: MHU Gandeng PKBM Karang Mlenu Gelar Program Pendidikan Kesetaraan

"Hal ini sebagai bentuk konservasi keanekaragaman hayati oleh MHU supaya bisa berkelanjutan, sehingga dapat memancing spesies baru atau spesies langka untuk bisa kembali ke habitat aslinya," ujar Aris.

Fakta bertambahnya berbagai jenis flora dan fauna di kawasan Arboretum Busang ini termonitoring secara faktual karena adanya fasilitasi kamera tersembunyi dalam kawasan Arboretum Busang.

"Dengan adanya hidden camera ini, berguna untuk mengidentifikasi dalam mode kegelapan, sehingga dapat mengetahui adanya identitas satwa tersebut apakah langka atau tidak," tukas Aris.

Setiap tahunnya, terdapat kegiatan monitoring adanya spesies baru, baik dari flora maupun fauna, yang terhitung sudah sekitar 43 tanaman di Arboretum Busang, serta terdapat 79 tanaman herbal dan epifit.

Terdapat beberapa flora endemik yang hidup dan dilestarikan MHU dalam Arboretum Busang, salah satunya adalah Pohon Sungkai atau Pohon Jati asli Kalimantan.

Berkat pelestarian hutan lindung dalam Arboretum Busang yang dikelola oleh MHU, hutan kawasan pascatambang tersebut mendatangkan satwa-satwa liar hampir punah.

"Secara tidak langsung dengan adanya tindakan melestarikan hutan, akan turut mendatangkan satwa liar masuk," ujar Community Development Superintendent MHU, Panji Bangun Swasono.

"Sempat ada Burung Enggang juga, padahal burung tersebut kan sudah nyaris punah," imbuhnya.

Ia menambahkan, satwa lain yang jarang dijumpai di Kalimantan nampak beberapa kali terlihat di Arboretum Busang, salah satunya datang dari kelompok satwa Biodiversitas Avifauna atau Burung.

Terdapat beberapa jenis burung di antaranya, Elang Bondol (Haliastur Indus), Cabai Bunga-api (Dicaeum trigonostigma), Bentet Kelabu (Lanius Schach), Cabai Merah (Dicaeum c.nigrimentum), Dara Laut Biasa (Sterna Hirundo, Cucak Kutilang (Pycnonotus Aurigaster), Bangau Tongtong (Leptoptilos Javanicus), Pekaka Emas (Pelargopsis Capensis) dan masih banyak lagi jenis burung yang ditemui dalam Arboretum Busang.

Selain itu, dapat juga dijumpai satwa jenis invertebrata yakni, Biodivertas Odonata atau biasa dikenal dengan capung.

Baca juga: Dukung Keberlanjutan Upaya Peningkatan SDM Kukar, MHU akan Kirimkan 2 Siswa ke SMK Wikrama Bogor

Halaman
12
Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved