Mata Lokal Memilih
Selisih Suara Tipis! Ini Pemenang Pilpres 2024 Bila Berlangsung 2 Putaran Versi Hasil Survei Terbaru
Inilah pemenang Pilpres 2024 andai pemilu hanya berlangsung 2 putaran versi hasil survei terbaru.
Survei melibatkan 1.200 koresponden di 34 Provinsi di Indonesia dengan Confidence Interval/margin of error sebesar ± 2,83persen.
Confidence Level/ tingkat kepercayaan sebesar 95,0persen. Usia responden 16 tahun ke atas.
Survei lain
Berbeda dengan survei SSI, Survei nasional yang dilakukan lembaga survei Voxpol Center periode 22 Oktober - 8 November 2022 menunjukkan pasangan calon presiden dan calon wakil presiden (Capres-cawapres) Anies Baswedan dan Agus Harimurti Yudhoyoho (AHY) menang terhadap pasangan-pasangan Capres-cawapres lainnya dalam skenario empat, tiga, dan dua poros koalisi.
Dalam simulasi dua poros, pasangan Anies-AHY jika didukung NasDem-Demokrat-PKS unggul telak dengan elektabilitas 50,7 persen melawan pasangan Ganjar Pranowo-Puan Maharani yang memperoleh elektabilitas 32,6 persen walaupun didukung koalisi besar PDI-P, Gerindra, Golkar, PKB, PPP dan PAN.
Pasangan Anies-AHY juga menang dengan elektabilitas 49,4 persen saat dihadapkan dengan pasangan Prabowo Subianto-Puan Maharani yang memperoleh elektabilitas 32,8 persen.
Ini berarti pasangan Anies-AHY berpotensi menang Pilpres satu putaran.
Dalam simulasi tiga poros, pasangan Anies-AHY yang didukung Nasdem-Demokrat-PKS unggul dengan elektabilitas 37,3 persen.
Itu jika melawan pasangan Ganjar Pranowo - Airlangga Hartarto yang didukung Golkar-PAN-PPP dengan elektabilitas 28 persen.
Atau dengan pasangan Prabowo - Puan yang didukung koalisi PDI-P-Gerindra-PKB, dengan elektabilitas 23,4 persen.
Dalam simulasi empat poros, pasangan Anies-AHY kembali unggul dengan elektabilitas 38,4 persen, melawan pasangan Puan - Andika Perkasa (6,9 persen) yang didukung PDI-P, pasangan Airlangga - Ridwan Kamil (5 persen) yang didukung koalisi KIB Golkar-PAN-PPP, dan pasangan Prabowo - Khofifah Indar Parawansa (33,8 persen) yang didukung koalisi Gerindra-PKB.
Pasangan Anies-AHY tetap unggul dengan elektabilitas 32 persen ketika kombinasi pasangan Capres-cawapres dari KIB diganti menjadi Ganjar-Erick Thohir (29,5 persen) dan pasangan Gerindra-PKB menjadi Prabowo-Muhaimin Iskandar (25,5 persen).
Pasangan Puan-Andika yang didukung PDI-P memperoleh 3,1 persen.
Dalam paparannya, Direktur Eksekutif Voxpol Center Syarwi Pangi Chaniago menjelaskan bahwa Anies dipilih karena alasan rasional.
"Anies dianggap berprestasi saat menjadi Gubernur DKI Jakarta," kata Pangi dalam publikasi survei, Jumat (18/11/2022) seperti dilansir Tribunnews.com di artikel berjudul Pengamat Prediksi Jika Pilpres 2024 Dua Putaran Prabowo Keluar Sebagai Pemenang, Berikut Analisanya
Dalam Pilpres 2024 nanti, Pangi menegaskan Cawapres menjadi faktor penentu karena elektabilitas para kandidat Capres tidak ada yang menonjol.
"Kandidat berlatar belakang militer seperti AHY unggul karena alasan psikologis, yaitu tegas," jelas Pangi.
Prediksi kemenangan pasangan Anies-AHY ini menguatkan temuan dengan hasil serupa dari lembaga-lembaga survei lainnya seperti SMRC, Indostrategic dan lain-lain.
Survei Voxpol Center ini dilakukan terhadap 1.220 responden di 34 provinsi di seluruh Indonesia, yang dipilih berdasarkan TPS dan DPT 2019.
Survei ini memiliki tingkat kepercayaan 95 persen dan margin of error 2,81 persen.
Survei Indo Barometer: Cawapres Jadi Penentu Pemenang Pilpres 2024
Direktur Eksekutif Indo Barometer M. Qodari menyebut posisi calon wakil presiden (cawapres) akan menjadi penentu pemenang Pilpres 2024.
Menurut survei Indo Barometer, kata dia, tiga nama calon presiden (capres) teratas yaitu Ganjar Pranowo, Anies Baswedan, dan Prabowo Subianto, memiliki kekuatan yang relatif sama.
"Kami membuat proyeksi hasil Pemilu 2024 berdasarkan hasil survei kami. Angkanya itu, Ganjar 36 persen, Prabowo 33 persen, Anies 30 persen. Semuanya kepala tiga," kata Qodari dalam Sapa Indonesia Malam Kompas TV, Kamis (23/3/2023).
"Jadi ibaratnya pemilih 100 persen itu dibagi rata. Sementara syarat untuk pemenangan presiden, suara harus di atas 50 persen."
"Jadi untuk memenangkan posisi satu, posisi dua, di putaran pertama, maupun memenangkan pilpres di putaran kedua - saya yakin pilpres dua putaran - itu posisi wakil presiden sangat menentukan," jelasnya.
Bahkan Qodari juga menyebut 2024 adalah "pemilunya" wakil presiden karena kunci untuk memenangi pilpres ada di posisi cawapres.
"Bahkan saya mau mengatakan begini, 2024 ini akan unik karena akan menjadi pemilunya wakil presiden karena saking ketatnya calon-calon presiden yang sudah ada. Maka dari itu, kuncinya ada di wakil presiden," ucapnya.
Dalam survei yang dilakukan Indo Barometer, calon wakil presiden yang memiliki elektabilitas paling tinggi adalah Erick Thohir dengan 22,9 persen, disusul Khofifah Indar Parawarsa 15,8 persen.
Lalu ada nama Muhaimin Iskandar atau yang akrab disapa Cak Imin, di angka 6,7 persen serta nama Ketua DPR RI Puan Maharani 6,3 persen.
Qodari menjelaskan, Erick mempunyai elektabilitas tertinggi karena kinerjanya sebagai Menteri BUMN yang dinilai bagus oleh masyarakat.
"Kalau yang kelihatan langsung dari hasil survei adalah penilaian kepada Pak Erick sebagai salah satu menteri terbaik atau memiliki kinerja yang baik di kabinet Pak Jokowi hari ini, di bawah Pak Prabowo," terang Qodari.
"Walaupun menurut saya, Pak Erick ini sudah berproses di dalam ranah publik. Ketika misalnya menjadi Ketua Panitia Asian Games yang sukses secara prestasi dan penyelenggaraan."
"Kemudian umum mengenal Erick Thohir sebagai pemilik Inter Milan misalnya. Kemudian dia bagian dari Nahdlatul Ulama, bagian dari Ansor, bahkan kemarin menjadi Ketua Panitia dari 100 Tahun Nahdlatul Ulama."
"Tetapi saya melihat memang poin pokoknya, kalau kita bicara calon presiden/calon wakil presiden ya, memang itu jabatan-jabatan publik."
"Jadi yang menjadi tolok ukur masyarakat, kalau berbicara soal calon presiden/calon wakil presiden, itu terutama adalah di jabatan pemerintahan," tuturnya.
Dalam survei Indo Barometer, tidak ada nama-nama lain yang sebelumnya sempat muncul sebagai cawapres seperti Ridwan Kamil atau Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Qodari mengatakan, hal itu dikarenakan survei yang dilakukan pihaknya melihat dari kacamata capres yang akan memilih cawapres.
"Misalnya Pak Prabowo, partainya Gerindra koalisi dengan PKB. Otomatis Pak Muhaimin menjadi calon. Tetapi menurut saya, Pak Muhaimin dipertimbangkan untuk tidak (maju). Karena kalau Pak Muhaimin, seharusnya sudah deklarasi dari kemarin."
"Pak Prabowo ini kan kelihatannya mau menggarap suara Jawa Timur dan Nahdlatul Ulama. Dan karena itulah kemudian, dia sering kelihatan dengan Khofifah."
"Pada hari ini, saya melihat, Khofifah itu calon yang lebih dipertimbangkan oleh Prabowo," tuturnya.
Qodari juga melihat adanya kedekatan antara Ganjar dan Erick sehingga sangat mungkin keduanya menjadi pasangan.
Sedangkan untuk Anies, Qodari menyebut mantan Gubernur DKI Jakarta itu masih bimbang untuk memilih antara AHY dari Demokrat dan Ahmad Heryawan dari PKS, sebagai cawapres. Anies, kata dia, takut akan ditinggalkan oleh salah satu partai apabila memilih sosok dari pihak satunya.
"Kalau begini, biasanya akan muncul nama ketiga. Dan itu yang dipilih. Maka muncul nama Chairul Tanjung yang dekat dengan Pak SBY dan juga dekat dengan PKS," tuturnya.
IKUTI BERITA LAINNYA DI SINI
Join Grup Telegram Tribun Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/tribunkaltimcoupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.