Virus Corona

WHO Akhiri Darurat Covid-19, Inilah Kisah Virus Corona Masuk ke Indonesia dan Kasus Kematian Pertama

WHO menyatakan Covid-19 tak lagi menjadi darurat kesehatan global, inilah kisah virus Corona masuk ke Indonesia dan kasus kematian pertama.

Editor: Doan Pardede
drtedros.com via uicc.org
Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus. WHO menyatakan Covid-19 tak lagi menjadi darurat kesehatan global, inilah kisah virus Corona masuk ke Indonesia dan kasus kematian pertama. 

TRIBUNKALTIM.CO - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan Covid-19 tak lagi menjadi darurat kesehatan global, inilah kisah virus Corona masuk ke Indonesia dan kasus kematian pertama.

WHO menyatakan pada Jumat (5/5/2023), bahwa Covid-19 tidak lagi menjadi darurat kesehatan global.

Pengumuman ini menjadi langkah besar menuju akhir pandemi Covid-19 yang telah menewaskan jutaan orang, mengganggu ekonomi global, dan memperdalam kesenjangan masyarakat.

“Kemarin, Komite Darurat bertemu untuk ke-15 kalinya dan merekomendasikan kepada saya agar saya menyatakan berakhirnya darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional. Saya telah menerima saran itu. Oleh karena itu, dengan harapan besar, saya menyatakan Covid-19 berakhir sebagai darurat kesehatan global," kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus.

Baca juga: Mudik Lebaran 2023 di Kaltim tak Lagi Ada Tes Covid-19

WHO pertama kali menyatakan bahwa Covid-19 mewakili tingkat kesiagaan tertinggi pada 30 Januari 2020 atau lebih dari tiga tahun lalu.

Status darurat kesehatan global tersebut membantu memusatkan perhatian internasional pada ancaman kesehatan dari Covid-19, serta memperkuat kolaborasi dalam vaksin dan pengobatan penyakit itu.

Mencabut status darurat kesehatan global kali ini adalah tanda kemajuan yang telah dibuat dunia di bidang-bidang ini.

Tetapi, WHO memperingatkan, Covid-19 akan tetap ada, bahkan jika itu tidak lagi dalam status darurat.

Menurut data WHO, tingkat kematian akibat Covid-19 telah melambat dari puncak, yakni 100.000 lebih orang per minggu pada Januari 2021 menjadi lebih dari 3.500 dalam seminggu hingga 24 April 2023.

“Namun, bukan berarti Covid-19 sudah berakhir sebagai ancaman kesehatan global,” kata Ghebreyesus, sebagaimana dikutip dari Reuters.

WHO tidak mengumumkan awal atau akhir dari pandemi.

Walau begitu, istilah Covid terdata mulai digunakan pada Maret 2020.

Dirjen WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus
Dirjen WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus. WHO menyatakan Covid-19 tak lagi menjadi darurat kesehatan global, inilah kisah virus Corona masuk ke Indonesia dan kasus kematian pertama. (Fabrice Coffrini/AFP/Getty Images via CNN)

Pada tahun lalu, di Amerika Serikat (AS), Presiden Joe Biden mengatakan pandemi telah berakhir.

Seperti sejumlah negara lain, ekonomi terbesar di dunia itu telah mulai membongkar keadaan darurat Covid-19 di dalam negeri, yang berarti AS akan berhenti membayar untuk hal-hal seperti vaksin.

Pandemi Covid-19 Tewaskan 20 Juta Orang, 3 Kali Lipat dari Data Resmi

Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus pada Jumat (5/5/2023) mengungkapkan perkiraaan bahwa pandemi Covid-19 telah menewaskan setidaknya 20 juta orang.

Angka ini hampir tiga kali lipat dari jumlah kematian yang tercatat secara resmi yakni mencapai 6,9 juta.

Tedros mengatakan hal tersebut kepada wartawan saat mengumumkan bahwa pandemi Covid-19 tak lagi menjadi darurat kesehatan global.

"Dengan harapan besar saya menyatakan Covid-19 berakhir sebagai darurat kesehatan global," kata dia, sebagaimana dikutip dari AFP.

Baca juga: Arus Mudik Lebaran Diprediksi Meningkat Dampak Pencabutan PPKM Covid-19

Keputusan itu disampaikan Tedros setelah komite darurat independen WHO untuk krisis Covid-19 mengadakan pertemuan ke-15 pada Kamis (4/5/2023).

Dalam pertemuan itu, komite darurat sepakat menganggap Covid-19 tidak lagi memerlukan tingkat kewaspadaan tertinggi WHO.

Namun, Tedros memperingatkan, keputusan tersebut tidak berarti bahaya telah berakhir.

Dia pun memperingatkan bahwa status darurat dapat dipulihkan jika situasinya berubah sewaktu-waktu.

"Hal terburuk yang dapat dilakukan negara mana pun sekarang adalah menggunakan kabar ini sebagai alasan untuk lengah, untuk membongkar sistem yang telah dibangunnya, atau untuk mengirim pesan kepada rakyatnya bahwa Covid-19 tidak perlu dikhawatirkan," ungkap Tedros.

2 Maret 2020, Saat Indonesia Pertama Kali Dilanda Covid-19

Sebenarnya, sulit untuk memastikan kapan virus Covid-19 yang mulanya beredar di Wuhan, China, masuk ke Indonesia.

Namun, pengumuman kasus pertama Corona menjadi rujukan awal pandemi Covid-19.

Dari catatan Kompas.com, kasus pertama warga Indonesia terinfeksi Covid-19 diumumkan langsung oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Foto Sita Tyasutami (kanan). Ia adalah pasien 01 Covid-19 Indonesia, sedangkan Maria Darmaningsih (tengah) adalah pasien 02.(Instagram @sitatyasutami)
Foto Sita Tyasutami (kanan). Ia adalah pasien 01 Covid-19 Indonesia, sedangkan Maria Darmaningsih (tengah) adalah pasien 02.(Instagram @sitatyasutami) (Kompas.com via Instagram)

Pada Senin, 2 Maret 2020, Presiden mengumumkan dua kasus pertama Covid-19.

Dua kasus itu adalah seorang ibu berusia 64 tahun beserta putrinya yang berumur 31 tahun.

“Minggu yang lalu ada informasi bahwa ada orang Jepang yang ke Indonesia, kemudian tinggal di Malaysia dan dicek di sana ternyata positif Corona. Tim dari Indonesia langsung menelusuri orang Jepang ini ke Indonesia bertamu ke siapa, bertemu dengan siapa. Ditelusuri dan ketemu,” kata Jokowi di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (2/3/2022).

Baca juga: Batasan Penggunaan Ponsel di Sekolah, Disdikbud Samarinda: Kita Kembalikan Kebiasaan Pasca Covid-19

WN Jepang itu disebut kontak dengan dua kasus pertama Covid-19 tersebut.

“Dicek dan tadi pagi saya mendapatkan laporan dari Pak Menkes bahwa Ibu ini dan putrinya positif Corona,” lanjutnya.

Saat mengumumkan, Jokowi tidak menyebutkan identitas warga yang menjadi kasus awal Covid-19.

Sang ibu dan putrinya itu kemudian dilabeli sebagai pasien 1 dan pasien 2.

Informasi kemudian berkembang ketika menteri kesehatan saat itu, Terawan Agus Putranto, menyebut bahwa dua pasien Covid-19 itu tinggal di Depok, Jawa Barat.

Lalu, informasi menyebar cepat di masyarakat hingga diketahui pasien 1 merupakan Sita Tyasutami dan pasien 2 adalah ibunya yang bernama Maria Darmaningsih.

Terawan mengatakan WN Jepang yang positif Covid-19 sempat berkunjung ke rumah Sita dan Maria.

Pengumuman dari Jokowi pun membuat masyarakat panik.

Panic buying terjadi di tengah-tengah masyarakat.

Bahkan ketika itu, harga masker dan hand sanitizer tiba-tiba melambung tinggi karena banyak dicari.

Kasus ketiga Covid-19 diumumkan 4 hari setelahnya oleh Achmad Yurianto yang saat itu menjadi Juru Bicara Pemerintah Khusus Penanganan Covid-19.

Dari pengumuman pada 6 Maret 2020, diketahui ada penambahan dua pasien Covid-19 lagi.

Pasien 3 dan pasien 4 itu merupakan rekand dari pasien 1 dan pasien 2.

Sejak saat itu, pengumuman penambahan kasus Covid-19 dilakukan oleh juru bicara setiap harinya dengan penambahan angka akumulatif kasus.

Sita dan Maria tidak tahu

Sita dan Maria yang teridentifikasi virus Covid-19 di Indonesia pertama kali awalnya tidak mengetahui mereka positif Corona.

Ketika itu, keduanya tengah menjalani perawatan di Rumah Sakit Sulianti Saroso, Jakarta Utara,

Sita dan ibunya tak pernah mendapat pemberitahuaan dari dokter, pihak rumah sakit, atau Kementerian Kesehatan sebelum adanya pengumuman dari Jokowi.

Mereka justru baru mengetahui terinfeksi Covid dari hebohnya pemberitaan.

Identitas Sita dan Maria tersebar luas di masyarakat.

"Karena telanjur heboh, saya tanya ke dokter yang merujuk ke sini, dia bilang bahwa saya dan anak saya positif corona, sambil bilang enggak apa-apa, semua sudah ditangani kok," ujar Maria dalam wawancara khusus kepada Kompas yang ditayangkan dalam Kompas.id, Selasa (3/3/2020).

Melalui saluran telepon, Kompas mewawancarai Maria yang sedang berada di ruang isolasi.

Sebelum ada pengumuman tersebut, Maria menjelaskan bahwa dia didiagnosis tifus.

Sedangkan anaknya yang merupakan Pasien 1 didiagnosis bronkitis pneumonia.

"Saat itu juga dokter meminta kami untuk opname. Kami sempat satu ruangan, walau kemudian minta dipisah," tuturnya.

Maria kemudian membantah pernyataan Presiden dan Terawan.

Ia menegaskan anaknya tak mengenal WN Jepang yang terinfeksi Corona dari Malaysia.

Ia mengatakan, Sita meluruskan informasi dari Pemerintah.

Menurut Maria, Sita menjadi host dalam sebuah acara yang diselenggarakan di daerah Kemang.

Kebetulan, saat itu ada seorang perempuan WN Jepang yang dimaksudkan Terawan di acara tersebut.

"Sehabis acara itu, besoknya, anak saya menggigil seperti demam. Sempat periksa bolak-balik ke dokter, enggak sembuh juga. Sampai akhirnya kami berdua memeriksakan diri ke RS di Depok itu," ucap dia.

Sementara itu Sita mengaku terus menangis selama diisolasi di RSPI Sulianto Saroso.

Hal tersebut lantaran identitasnya terbongkar, dan pemberitaan tentang ia dan ibunya cenderung bernada negatif.

Rumah Sita dan Maria bahkan sempat didatangi banyak orang yang penasaran.

Terlebih lagi soal pemberitaan yang tak benar mengenai dirinya dan sang ibu.

"Saya tahu yang dibicarakan beberapa media dan orang yang menyebarkan mengenai saya dan ibu saya dan menyerang profesi kami sebagai penari, pegiat seni, dan pejuang budaya yang selama hidup kami sekeluarga selalu berbuat apapun yang kami bisa untuk Indonesia dalam hal seni budaya" ungkap Sita.

Hal tersebut disampaikan Sita usai dinyatakan sembuh dari Covid-19, dalam konferensi pers di RSPI Sulianti Saroso, Jakarta, Senin (16/3/2020).

Sita juga mengatakan mendapat banjir pesan di WhatsApp dan media sosial begitu namanya tersebar sebagai penderita Covid-19.

Untuk itu, ia mengingatkan masyarakat untuk tidak menghakimi pasien positif Covid-19.

Justru pasien Corona butuh dukungan moral agar lekas pulih.

"Semuanya harus ingat, virus ini tidak pandang bulu, tidak pilih ras, agama, profesi, ini bisa menular ke siapapun," kata Sita

Penjelasan pemerintah

Pihak pemerintah tidak membantah pernyataan Maria yang mengaku tidak mendapat penjelasan soal kondisi keduanya sebelum Jokowi menyampaikan pengumuman.

Juru Bicara Presiden Fadjroel Rachman saat itu mengatakan, kabar soal adanya warga Indonesia yang terjangkit virus Covid-19 merupakan situasi luar biasa sehingga Jokowi merasa harus segera mengumumkannya begitu mendapat informasi dari Menkes.

"Pada intinya kan kenapa Presiden harus menyampaikan langsung, karena beliau menganggap bahwa ini sangat serius. Karena dalam kondisi ini kan tidak main-main. Harus Presiden yang menyampaikan secara langsung dan secara teknis ditangani oleh Menkes," ungkap Fadjroel.

Tak hanya itu, Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto membenarkan keterangan pasien sekaligus meralat keterangan Presiden Jokowi dan Menkes.

Yurianto mengakui bahwa penularan terjadi di sebuah acara dansa di Jakarta yang dihadiri banyak orang, bukan di rumah pasien di Depok.

Ia juga membenarkan bahwa kedua pasienlah yang berinisiatif melapor dan memeriksakan diri ke rumah sakit.

Kasus kematian pertama Covid-19 Pemerintah melaporkan kasus kematian pertama akibat Covid-19 di Indonesia pada Selasa (10/3/2022).

Pasien tersebut merupakan seorang Warga Negara Asing (WNA) yang mendapat identitas sebagai pasien nomor 25.

"Pasien ini adalah seorang perempuan. Usianya 53 tahun dan dia adalah WNA," ujar Yurianto saat memberi pengumuman.

WNA paruh baya yang menjadi korban pertama kematian akibat Covid-19 di Indonesia dipastikan tidak tertular virus corona di Indonesia.

Ia teridentifikasi sebagai imported case.

Selain itu, WNA ini memiliki komorbid sehingga virus Corona dinyatakan bukan menjadi penyebab utama pasien meninggal dunia.

"Pasien ini memang masuk ke rumah sakit sudah dalam keadaan sakit berat. Karena memang ada faktor penyakit yang mendahuluinya," jelas Yuri,

IKUTI BERITA LAINNYA DI SINI

Join Grup Telegram Tribun Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/tribunkaltimcoupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved