Anies Baswedan Sindir Ganjar Pranowo, Capres NasDem Pilih Bicara dengan Buruh Tanpa Undang Media

TRIBUNKALTIM.CO - Simak informasi seputar Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo dalam bursa capres jelang Pilpres 2024 terkini.

Terbaru capres Koalisi Perubahan, Anies Baswedan sindir Ganjar Pranowo.

Capres NasDem, Anies Baswedan mengatakan lebih pilih bicara dengan buruh tanpa undang media.

Tak seperti yang dilakukan Ganjar Pranowo yang dianggap mencitrakan diri dengan kaum buruh.

Ya, Anies Baswedan menyindir Ganjar Pranowo dan PDIP usai menggelar pertemuan dengan para buruh belum lama ini.

Anies Baswedan menggelar pertemuan dengan para buruh guna menyerap aspirasi.

Pertemuan-pertemuan dengan buruh itu dilakukannya saat masih menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta.

Selengkapnya ada dalam artikel ini.

Baca juga: Reaksi Anies Baswedan Terima Laporan Deklarasi Relawan di Senayan Disabotase, Capres NasDem Terkejut

Dia mengklaim pertemuan itu dilakukan tanpa gembar-gembor ke publik untuk atraksi politik.

"Banyak sekali yang kami kerjakan, bukan sebagai atraksi politik. Saya datang kepada tokoh-tokoh buruh, bicara, enggak ada postingnya. Tidak ada mengundang media," ujarnya dalam konferensi pers acara May Day PKS pada Sabtu (6/5/2023).

Menurutnya, pertemuan yang tidak dipublikasi itu menunjukkan itikadnya memberi solusi tanpa pencitraan.

"Gubernur diskusi dengan para buruh untuk mencari solusi keadilan. Bukan untuk menciptakan persepsi di luar sana tentang si gubernur," katanya dengan tegas.

Dia pun menyinggung agar para pemilih nanti melihat rekam jejak dari capres yang bertarung di Pilpres 2024.

"Apakah rekam jejaknya membela kepentingan semua. Apakah rekam jejaknya memprioritaskan keadilan atau sebaliknya," kata Anies.

Baca juga: Anies Baswedan Janji Lanjutkan Proyek Jokowi yang Baik, Termasuk IKN Nusantara?

Terkhusus untuk buruh, dia bepesan agar turut mempertimbangkan rekam jejak partai yang mengusung capres tersebut.

"Jadi bagi para buruh, para pekerja seluruh Indonesia, ketika akan menitipkan amanat lihatlah rekam jejak, baik itu pribadi, maupun kepartaian."