IKN Nusantara

Deretan Potensi Ancaman Kejahatan dan Militer yang Dipetakan TNI di IKN Nusantara

Deretan potensi ancaman kejahatan dan militer yang dipetakan TNI di IKN Nusantara

Penulis: Rafan Arif Dwinanto | Editor: Sandrio

TRIBUNKALTIM.CO - Ibu Kota Nusantara atau IKN Nusantara di Kalimantan Timur akan menjadi Ibu Kota Indonesia.

Berbagai infrastruktur pun kini dibangun di IKN Nusantara.

Termasuk dari sisi keamanan.

Pasalnya, sebagai wilayah baru, IKN Nusantara tak luput dari ancaman kejahatan maupun ancaman militer.

Terbaru, Kodam VI/Mulawarman memetakan potensi gangguan ancaman baik saat pembangunan maupun pasca IKN Nusantara telah berjalan secara efektif.

Ada perkiraan ancaman militer yang memungkinkan masuk dan bahkan menyulap IKN Nusantara menjadi zona pertempuran seketika.

Staf Ahli Bidang Ideologi dan Politik Pangdam VI/Mulawarman, Kolonel Inf Musa Haris merincikan setidaknya ada 4 prediksi ancaman militer.

Diantaranya konflik laut China Selatan, konflik China-Taiwan, perbatasan Malaysia, gangguan keamanan di wilayah ALKI II, dan IKN yang berada dalam radius jelajah ICBM Korea Utara.

ICBM Korea Utara merupakan rudal jelajah antar benua.

Baca juga: 3 Skema Biaya Pembangunan Hunian ASN di IKN Nusantara, Super Jumbo Capai Rp 51 T

Baca juga: Skema Pemenuhan Energi Terbarukan di IKN Nusantara, Ada Wind Farm Hingga PLTA

Sebagai informasi, dari jarak titik IKN Nusantara ke utara hingga Malaysia, berjarak 573 kilometer. Sementara ke arah barat daya, jarak IKN Nusantara ke Malaysia berkisar 354 kilometer.

"Kemudian juga kemungkinan arah manuver kekuatan lawan masuk ke wilayah Kodam VI/Mulawarman. Ada dari darat, udara, maupun laut," papar Musa, Rabu (10/5/2023).

Misalnya, dari darat. Seperti jalur perbatasan Seimanggaris, jalur perbatasan Seliku, dan jalur perbatasan Krayan. Kemudian dari laut, Musa melanjutkan, dari ALKI II Utara dan ALKI II Selatan.

"Kalau koridor udara, itu lewat Kabupaten Mahulu," sambung Musa.

Lebih lanjut terkait ancaman di daratan, Musa mencontohkan, semakin dekat dengan perbatasan, peluang ancaman semakin besar.

Sebaliknya ancaman dari lautan, semakin dekat dengan pesisir, maka peluang ancaman semakin besar.

Kata dia, Kodam VI Mulawarman mempunyai konsep 3 RTRW untuk menyikapi ancaman, tergantung potensi ancaman datang dari mana.

Diantaranya seperti daerah pertempuran, daerah komunikasi, dan daerah belakang.

"Kalau ancaman atau serangan datang dari perairan, maka IKN Nusantara itu mau tidak mau langsung menjadi daerah operasi. Karena posisinya sangat nempel dengan pesisir," ungkap Musa.

Sebab itu dia mengatakan bahwa dari setiap garis perbatasan, pengamanan perlu dipertebal dan meningkatkan kapasitas markas yang tersebar di beberapa daerah.

Sebelumnya, Tentara Nasional Indonesia atau TNI telah memetakan beberapa potensi ancaman kejahatan terhadap pembangunan Ibu Kota Nusantara atau IKN Nusantara di Kalimantan Timur.

Adapun potensi ancaman kejahatan yang muncul dari pemetaan tersebut yakni mulai dari radikalisme dan terorisme hingga penyelundupan narkoba dan manusia.

Dilansir dari Kompas TV, demikian hal tersebut disampaikan Kepala kelompok staf ahli Pangdam VI Mulawarman Brigjen TNI Ivancius Siagian.

Ivan menyampaikan hal itu dalam webinar dengan tema, IKN dan mitigasi radikalisme terorisme, yang digelar Sekolah Kajian Stratejik dan Global (SKSG) Universitas Indonesia.

"Sudah menjadi tugas pokok TNI untuk mengamankan pembangunan IKN, karena IKN merupakan lambang dan simbol kedaulatan negara," kata Ivan dalam webinar tersebut yang dipantau secara online di Jakarta, Selasa (21/3/2023).

Sebagai Pangdam Mulawarman, Brigjen Ivancius mempunyai wilayah penugasan di tiga provinsi. Itu antara lain Kalimantan Utara (Kaltara), Kalimantan Timur (Kaltim), dan Kalimantan Selatan (Kalsel). (*)

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved