Berita DPRD Kalimantan Timur
Jalan Nusyirwan Ismail Dibuka, Sosialisasi Ganti Rugi Lahan Dimulai Besok
Akses utama Jalan Nusyirwan Ismail atau Ring Road sejak sudah bisa dilalui kendaraan setelah dibuka pemblokiran jalan oleh Dinas PUPR Provinsi Kaltim
Kepada pemerintah, Baharuddin Demmu mengingatkan agar sebelum membuat jalan, harus dilakukan penyelesaian masalah ganti rugi lahan.
"Ini mengingatkan pemerintah ke depan. Kalau ingin membuat jalan, jangan lagi dibuat jalan kalau tanahnya belum clear, sehingga tidak menimbulkan masalah. Karena seperti ini posisi rakyat dirugikan, " katanya.
Menurut dia, Komisi I telah berkomunikasi dengan Dinas PUPR Kaltim dan Biro Hukum Setprov Kaltim terkait anggaran yang disiapkan untuk pergantian ganti rugi lahan warga.
"Kami sudah diskusi dengan Pak Kadis PU dan Biro Hukum, Pak Isran juga sudah merestui ada pergeseran anggaran. Tapi catatannya semua harus clear juga administrasi suratnya, jangan sampai tidak lengkap, karena pergeseran lari ke APBD Perubahan, apalagi besok ada sosialisasi," katanya.
Mengenai jumlah pemilik lahan, Demmu mengatakan pihaknya belum mendapatkan data pasti.
"Sebelumnya informasi pemilik ada 33 orang, kurang lebih lahan 5,6 hektare. Tapi pastinya sosialisasi kita tidak tahu, apakah ini bertambah atau berkurang, " sebutnya.
Baca juga: Puji Setyowati Hadiri Gelar Teknologi Tepat Guna Tingkat Kaltim, Pemerintah Perlu Support Pelaku TTG
Sementara itu, ahli waris almarhum Amir Hamzah, mengaku pihaknya mengikhlaskan tanah miliknya yang terkena jalan dan tidak akan menuntut ganti rugi pada pemerintah.
"Yang kena jalan ada tiga tempat, surat ada lengkap. Tapi kami tidak akan menuntut ganti rugi pada pemerintah, supaya ini tuntas, tidak ada persoalan di keluarga saya. Supaya orangtua kami yang menghibahkan jalan ini sebagai amal jariah, " katanya.
Yudi, pengguna jalan mobil truk pengangkut material mengaku bersyukur dengan dibukanya Jalan Nusyirwan Ismail.
Dirinya berharap ke depan tidak ada lagi penutupan jalan.
"Kami senang dibuka jalan ini, lalulintas lebih lancar dan lebih cepat daripada lewat kota. Karena lewat kota juga risikonya besar. Kami yang bawa mobil truk begini rawan juga, apalagi ketika lewat di Jalan MT Hariyono, turunan gunung, banyak motor, kami takut juga, " katanya.
Demikian halnya yang dirasakan Ojan, supir truk pengangkut logistik.
Dirinya berterima kasih telah dibuka akses jalan tersebut.
"Sebagai pengguna jalan seperti truk pengangkut logistik ini jalan sangat diperlukan. Harapannya supaya pemerintah cepat menyelesaikan masalah sengketanya supaya tidak terulang lagi. Karena waktu ditutup, kami lewat kota dan itu rawan truk seperti kami lewat sana. Jadinya malah bahaya. Selain itu waktu kami banyak terbuang, BBM juga dan membuat macet jalan, " katanya. (adv)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.