Fenomena Alam
Ada Berapa Fase Bulan? Mengapa Bentuk Bulan Berubah-ubah? Ini 4 Fase Utama dan Tambahan
Ada berapa fase bulan? Mari mengenal perubahan Bulan dari waktu ke waktu.
TRIBUNKALTIM.CO - Ada berapa fase bulan? Mari mengenal perubahan Bulan dari waktu ke waktu.
Fase Bulan adalah bentuk Bulan yang selalu berubah-ubah jika dilihat dari Bumi.
Dilansir dari Wikipedia, fase Bulan juga disebut sebagai aspek Bulan.
Dari sejumlah fase Bulan, terdapat empat fase utama, yaitu fase bulan baru, fase setengah purnama awal (perempat pertama), fase purnama, dan fase setengah purnama akhir (perempat akhir).
Baca juga: Fenomena Gerhana Matahari Hibrid di Samarinda, Diprediksi Berlangsung 2 Jam 55 Menit
Anda tentu menyadari bahwa setiap malam bulan menunjukkan bentuk yang berbeda. Ya, bulan terlihat berubah-ubah bentuknya.
Terkadang bentuknya bulat, setengah lingkaran, atau tidak terlihat sama sekali.
Perubahan penampakan Bulan dari waktu ke waktu disebut fase bulan.
Fase bulan
Perubahan bentuk Bulan terjadi berdasarkan posisi Bulan di orbitnya terhadap Bumi dan posisi Bumi pada orbitnya terhadap Matahari.
Posisi ini membuat bulan mengalami 4 fase utama, yaitu bulan baru, kuartal pertama, bulan purnama, dan kuartal ketiga.
Selain 4 fase tersebut, Bulan juga mengalami 4 fase tambahan yang lebih detail.
Sehingga, total Bulan melewati 8 fase sebelum mengulang kembali ke fase yang pertama.
Dilansir dari Observatorium Bosscha ITB, berikut adalah pembahasan detail mengenai fase-fase Bulan secara berurutan.

1. Bulan baru
Fase bulan baru dikenal juga dengan fase new moon.
Pada fase ini, Bulan terlihat gelap sama sekali. Bulan baru terjadi ketika Bulan berada di antara Bumi dan Matahari.
Bagian Bulan yang menghadap ke Bumi tidak mendapatkan cahaya Matahari sama sekali dan hanya mendapat cahaya dari Bumi.
Ini sebabnya Bulan terlihat gelap sama sekali.
2. Bulan sabit awal
Fase kedua adalah bulan sabit awal atau waxing crescent.
Bulan sabit awal terlihat bagian sangat kecil bersinar dari sisi kanan.
Cahaya mulai terlihat karena Bulan mulai bergerak mengelilingi Bumi sehingga mulai tampak sedikit cahaya Matahari.
Baca juga: Apa Itu Fenomena Solstis? Akan Terjadi Besok 22 Desember 2022, Ini Penyebab dan Dampaknya
3. Kuartal pertama
Kuartal pertama adalah fase dimana setengah bagian sisi kanan Bulan terlihat bersinar.
Posisi Bulan pada fase ini berada 90 derajat dari Matahari sehingga setengah permukaannya yang menghadap ke Bumi terlihat.
Disebut kuartal pertama karena posisi ini seperempat jalan sejak bulan baru.
4. Cembung awal
Cembung awal bisa juga disebut dengan waxing gibbous.
Kita bisa melihat hampir seluruh bagian Bulan bersinar dan hanya sebagian kecil permukaan sebelah kiri yang gelap.
Semakin banyak bagian bulan yang mendapat cahaya Matahari.
5. Bulan purnama
Bulan purnama terjadi ketika Bulan 180 derajat dari Matahari.
Namun, karena orbit Bulan tidak selalu lurus dengan Bumi dan Matahari, Bulan masih bisa terlihat.
Ada kalanya orbit Bulan berada tepat satu garis lurus dengan Bumi dan Matahari.
Inilah ketika terjadinya fenomena gerhana bulan.
6. Cembung akhir
Mulai dari fase ini cembung akhir, penampakan Bulan tampak terbalik dari fase-fase sebelumnya.
Kali ini, sebagian besar permukaan kiri Bulan tampak bersinar. Hanya sebagian kecil bagian kanan yang gelap.
7. Kuartal ketiga
Sesuai dengan namanya, proses ini menandakan tiga per empat jalan fase Bulan.
Penampakan Bulan yang bisa kita lihat adalah setengah Bulan bagian kiri tampak bersinar.
Baca juga: Penyebab dan Dampak Fenomena Solstis, Benarkah Tidak Boleh Keluar Rumah?
8. Bulan sabit akhir
Fase ini disebut juga dengan waning crescent. Hanya sebagian kecil Bulan sebelah kiri yang terlihat oleh kita.
Setelah kedelapan fase bulan tersebut, maka Bulan akan mengulang fase dari fase 1, yaitu bulan baru dan kembali tampak gelap di langit. (*)
IKUTI BERITA LAINNYA DI SINI
Join Grup Telegram Tribun Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/tribunkaltimcoupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.