Ibu Kota Negara
Kisah Guru Honorer di Paser, Harapan dan Cita-cita Luhur Kala IKN Nusantara Hadir
Mengajar di SD Negeri 008 Desa Muara Andeh, Kecamatan Muara Samu, Kabupaten Paser, Kaltim, memang keinginannya.
Penulis: Mohammad Fairoussaniy | Editor: Budi Susilo
Menggunakan motornya, dia menuju Kecamatan Muara Samu untuk mengumpulkan hasil ujian, sehingga bisa terinput di data Dinas Pendidikan Kabupaten Paser.
Jaraknya sendiri dari SD Negeri 008 Desa Muara Andeh ke Kantor Kecamatan Muara Samu sekitar kurang lebih 40 kilometer tanpa jalan beraspal atau beton.
Jika hujan lebat atau angin kencang, Ruspendy musti menginap agar berkasnya tak rusak, sekelumit kendala ini saat ditanya, ia tak sedikitpun mengeluh.
Malah menganggap ini sebuah perjuangan, agar anak-anak didiknya tetap bisa mengetahui nilai yang telah diraih selama menempuh pendidikan dibawah asuhannya.
"Berpacu sama alam, kondisi cuaca juga. Bisa nginap juga di jalan. Kalau hujan, jalan tanah merah itu (sudah mendapat pengerasan) akan berbahaya dilalui. Pengumpulan naskah UN di Kecamatan, 40 kilometer bisa dilintasi, didampingi kepala sekolah," jelasnya.
Ada pula alasan menyentuh Ruspendy yang diutarakannya, mengapa terus menjadi pengajar di daerah paling ujung Bumi Etam ini.
Ia melihat, ada 4 RT di Desa Muara Andeh yang rata-rata merupakan orang tua murid-muridnya.
Semuanya juga terlihat punya semangat untuk membangun Indonesia dan Kaltim, termasuk usaha-usaha sektor pertanian orang tua murid yang ingin maju.
"Bersemangat menjaga hutan dan belajar, mereka ini yang membuat saya juga termotivasi terus mengajar," tegasnya
"Ya memang kalau saya masih tenaga honor, tetapi selama ini saya tidak membeda-bedakan biarpun saya honor kinerja saya terus tingkatkan seperti PNS. Saya tidak memilih-milih kerjaan, selagi saya masih bisa membantu untuk negara ini saya akan terus membantu," sambung Ruspendy.
Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur dan Kabupaten Paser sempat rombongan berbondong-bondong datang ke Desa Muara Andeh pada 2022 silam.
Selama Ruspendy menjadi guru, ia sangat senang ada kunjungan Wakil Gubernur Kaltim Hadi Mulyadi, Bupati Paser Fahmi Fadli beserta jajaran OPD kala itu.
"Masyarakat sini pengen melihat Gubernur ternyata batal. Seperti tidak percaya kami diujung kampung ini didatangi dulu," ucapnya.
Baca juga: Insentif Guru Honorer Turun, Komisi IV DPRD Samarinda Carikan Formulasi Untuk Menaikan Kembali
Sempat disampaikannya terkait impiannya dan masyarakat Desa Muara Andeh sejak dahulu, memiliki infrastruktur jalan yang mulus.
Selama ini, hal tersebut menjadi barang mewah, karena menurutnya sangat sulit didapat dengan hanya berharap tanpa berusaha.
Usahanya, terus berdoa agar suaranya didengar dan mendapat keniscayaan adanya jalan mulus untuk akses ke Desa Muara Andeh.
Daerah yang berada di ujung Kaltim ini berharap ada dukungan infrastruktur dasar berupa kemantapan jalan agar segera dibangun, demi kelancaran mobilitas warga dan sektor-sektor krusial seperti pendidikan, kesehatan serta air bersih hingga listrik.
"Sukses tergantung dengan jalan, jalan kalau tidak baik, anak-anak juga tidak bisa pintar," ungkapnya.
Ruspendy juga memikirkan dimana dahulu, orang tuanya buta huruf dan ini yang tidak diinginkannya terjadi di Indonesia termasuk tempatnya mengajar, Desa Muara Andeh.
Seluruhnya, anak-anak MHA Paring Sumpit ke depan bisa menempuh pendidikan hingga tercapai cita-citanya.
Kebiasaan unik Ruspendy, meminta anak-anak didiknya menempelkan secarik kertas tertuliskan cita-cita sang murid.
Sebelum pulang dari pekerjaannya mengajar Ruspendy membaca satu persatu, tertulis cita-cita muridnya ada yang ingin menjadi Dokter, Polisi, TNI, Kepala Desa, Anggota DPR, Bupati, bahkan Gubernur.
"Segala macam cita-citanya. Ditempel lah nama-nama orang hebat di Indonesia. Ada IKN semoga anak-anak Muara Andeh ada yang menjadi orang penting di negeri ini," harap Ruspendy.

Untuk pendidikan jenjang SMP, Desa Muara Andeh memang serba kekurangan, Ruspendy mengatakan bahwa selepas lulus, anak muridnya banyak menyebrang ke Kalsel untuk bersekolah.
Disana ada bantuan dari pemerintah yang membangunkan suatu asrama serta orang tua murid yang sebagian ikut bekerja ke perbatasan agar anak-anaknya tidak putus sekolah.
Tak sedikit juga anak muridnya sudah menjadi orang dan ada yang ikut mengabdi di Desa Muara Andeh, membuat ada rasa bangga Ruspendy bisa sukses mendidik murid-muridnya.
"Daerah Sengayam, Kalsel, untuk jenjang SMP-nya. Banyak orang tua menyekolahkan kesana. Saya sering membanggakan diri, saya sukses membuat anak menjadi orang, satu guru disini jebolan asli sini, menjadi guru, ada juga pegawai desa," pungkasnya. (*)
Beda Respons PDIP dan NasDem Soal Kebijakan Prabowo: IKN Jadi Ibu Kota Politik Tahun 2028 |
![]() |
---|
Istilah IKN Jadi Ibu Kota Politik 2028 Disorot, Golkar sebut tak Ada di Undang-undang, Respons Puan |
![]() |
---|
Prabowo Jadikan IKN Ibu Kota Politik, Beda Konsep dari Jokowi, Ini Penjelasan Istana |
![]() |
---|
Perpres IKN Jadi Ibu Kota Politik 2028 sudah Ditandatangani Prabowo, Kapan Resmi Jadi Ibu Kota? |
![]() |
---|
Embung Muhammad Basuki Hadimuljono jadi Kunci Pengelolaan Air dan Ketahanan Pangan di IKN |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.