Berita Viral
Tutup Semua Outletnya, Toko Buku Gunung Agung Trending, Ini Sejarahnya: Berawal dari Kios Rokok
Tutup semua outletnya di akhir 2023 ini, Toko Buku Gunung Agung trending di Twitter dan Google. Simak sejarah toko yang berawal dari kios rokok.
Dengan kios sederhana di Jakarta, Thay San Kongsie mampu menyediakan berbagai jenis buku.
Thay San Kongsie menyadari, keuntungan menjual buku dan majalah jauh lebih banyak daripada keuntungan menjual rokok dan bir.
Mereka kemudian fokus pada usaha toko buku dan menutup penjualan rokok dan bir.
Pada 1951, Tjio Wie Tay membeli rumah sitaan Kejaksaan di Jalan Kwitang Nomor 13, Jakarta Pusat.
Rumah itu kemudian ditata dan dibuat percetakan kecil di bagian belakang.
Baca juga: Viral ASN Terkaya di Banten, Ati Pramudji Punya Harta Rp 24 Miliar Lebih Kaya dari Kadinkes Lampung
Berdirinya Firma Gunung Agung
Seiring berjalannya waktu, Tjio Wie Tay mendirikan perusahaan bernama Firma Gunung Agung pada tahun 1953.
Ide ini ditolak oleh Lie Tay San, sehingga ia mundur dari Thay San Kongsie.
Kemudian, berdirilah Firma Gunung Agung yang ditandai dengan pameran buku di Jakarta pada 8 September 1953.

Pameran Buku Pertama
Dengan modal Rp 500.000, Gunung Agung mampu memamerkan 10.000 buku.
Pameran itu menjadi momentum awal bisnis Toko Buku Gunung Agung pada tahun 1953.
Setahun kemudian, Tjio Wie Tay kembali menggelar pameran buku lebih megah bernama Pekan Buku Indonesia 1954.
Di pameran buku ini, Gunung Agung memulai tradisi penyusunan bibliografi (daftar buku lengkap) dalam bentuk katalog.
Bahkan, Gunung Agung membentuk tim khusus bernama Bibliografi Buku Indonesia yang dipimpin oleh Ali Amran yang menjadi kepala Bagian Penerbit PT Gunung Agung.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.