Berita Balikpapan Terkini

BPKN RI Kritik Sistem War Tiket Konser Coldplay Karena Rentan Penipuan

Badan Perlindungan Konsumen Nasional Republik Indonesia (BPKN RI) telah menerima ratusan pengaduan terkait kerugian konsumen, Rabu (31/5/2023)

Penulis: Ardiana | Editor: Samir Paturusi
TRIBUNKALTIM.CO/ARDIANA
Ketua BPKN RI, Rizal E Halim mengatakan, pihaknya menemukan modus penipuan yang dilakukan pihak ketiga dalam konser Coldplay mendatang.TRIBUNKALTIM.CO/ARDIANA 

TRIBUNKALTIM.CO,BALIKPAPAN- Badan Perlindungan Konsumen Nasional Republik Indonesia (BPKN RI) telah menerima ratusan pengaduan terkait kerugian konsumen, Rabu (31/5/2023).

Bahkan meninjau beberapa urgensi khusus yang marak terjadi, termasuk modus penipuan tiket konser Coldplay.

Ketua BPKN RI, Rizal E Halim mengatakan, pihaknya menemukan modus penipuan yang dilakukan pihak ketiga dalam konser Coldplay mendatang.

"Untuk tiket konser Coldplay, kita sudah coba membedah merajut dan memilah-milah. Disana ternyata ada modus penipuan yang dilakukan oleh pihak ketiga dengan memanfaatkan situasi," jelasnya, saat Konferensi pers terkait Penguatan Perlindungan Konsumen di Hotel Novotel Balikpapan.

Untuk diketahui, penjualan tiket Coldplay dibuka mulai tanggal 17 hingga 19 Mei 2023 melalui lama Coldplayinjakarta.com.

Baca juga: Ada Perubahan? Cek Kapan Coldplay Konser di Jakarta, Jumlah dan Harga Tiket hingga Kapasitas GBK

Baca juga: Bocoran Harga Tiket Timnas Indonesia vs Argentina, PSSI: Tak Semahal Tiket Konser Coldplay

Rizal mengatakan, promotor konser yang digelar di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta pada 15 November 2023 ini menggunakan sistem war tiket.

Baginya, sistem tersebut adalah hal yang biasa. Dengan membuat masyarakat seolah saling berebut demi memenangkan sayembara langka.

"Mereka membeli secara online kemudian ada war sistem. Berperang pada satu titik yang sama, berebut disana dan dari situ, kesannya dibuat seperti sayembara yang langka. Kalau dia langka, maka value nya naik, dan sebenarnya ini hal biasa," terangnya.

Meski begitu, menurut Rizal, terdapat beberapa masalah yang mengarah pada resiko kerugian hingga penipuan yang terjadi akibat sistem war tiket.

Seperti tak bisa mendeteksi antara manusia dengan robot, kurangnya pertimbangan kapasitas tempat dan tiket yang dijual, hingga mekanisme jastip (jasa titip) yang mengharah pada penipuan. Sehingga, imbuhya, sistem war tiket perlu dievaluasi.

Baca juga: Cholil Nafis Protes Tersangka Penipuan Tiket Coldplay Dipakaikan Hijab: Agar Tidak Ada Stigma Buruk

"Misalnya setelah beli, antri dan dapat dua tiket, dijual ke media sosial dengan menipu. Dijual 20, padahal cuma punya 2 tiket sedangkan 18 orang lain tidak kebagian, dan duitnya sudah diambil. Itu penipuan. Kalau yang penipuan, kita serahkan pada kepolisian," tuturnya.

"Saya rasa, war sistemnya perlu dievaluasi karena sangat rentan,"pungkasnya. (*)

 

 

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved