Berita Balikpapan Terkini
Grup Musik Swarataman, Soundgarden ala Balikpapan
Dalam berkarya, kata ATM atau "Amati, Tiru, dan Modifikasi" pasti sangat familiar terdengar. Setiap karya adalah hasil inspiratif.
Penulis: Ardiana | Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Dalam berkarya, kata ATM atau "Amati, Tiru, dan Modifikasi" pasti sangat familiar terdengar. Setiap karya adalah hasil inspiratif yang terbuat dari referensi keseharian.
Seperti grup musik Balikpapan, Swarataman yang menjadikan Soundgarden band asal Amerika menjadi 'kiblat' bermusiknya.
Dengan digawangi Volti (gitar dan vocal), Roland (gitar), Tenny (bass), dan Rafi (Drum), Swarataman terbentuk di tahun 2108.
Sang Vokalis, Volti mengatakan awal penamaan band-nya memang terkesan unik.
Baca juga: Grup Musik Swarataman Balikpapan Ceritakan Kehidupan Sehari-hari Lewat Lagu
Karena mengambil dari nama salah satu musisi luar negeri yang kebetulan lagunya mereka cover saat jamming.
"Itu moniker gitu dari Soundgarden. Waktu itu, mau nge-band. Mikir pake nama apa ya, terus kebetulan ngecoverin lagu Soundgarden. Terus kepikiran, di Indonesian aja. Sound yang artinya suara, garden artinya taman. Jadi yaudah, Swarataman," ucapnya kepada TribunKaltim.co pada Kamis (1/6/2023).
Meski begitu, mereka tentu punya warna dan karakter sendiri yang tidak sepenuhnya meniru grup musik tahun 80-an tersebut.
"Kami memang terinsipirasi dari Soundgarden. Inspirasiku dalam vocal juga ngikutin warna musiknya mereka. Meski gak ngikutin banget," tambah Volti.
Baca juga: Terinspirasi Chairil Anwar, Grup Musik Biru Tamaela Asal Balikpapan Siap Rilis Single Baru di 2023
Kini, mereka tengah merilis album digital sejak November 2019 lalu. Juga sedang proses mengeluarkan single terbarunya.
Menjadi musisi daerah yang telah melalang buana manggung di kota Balikpapan, mereka tentu memiliki pengalaman manggung yang tak terlupakan.
Memori Kala di Samarinda
Seperti Volti, Roland, dan Rafi yang selalu mengingat moment manggung di acara Gigs Para Pekerja di Samarinda.
Menurut mereka, pengalaman manggung di luar kota tersebut dibarengi dengan antusias dan crowded penonton yang sangat beda dari panggung biasanya.
Bahkan, menurut Rafi, moment itu sempat membuatnya sakit pinggang.
"Semua panggung berkesan semua. Tapi yang paling berkesan di Samarinda. Karena sakit pinggang waktu itu," katanya diakhiri dengan tawa.
Sedangkan menurut Tenny, setiap panggung yang dilalui dengan Swaratama selalu berkesan baginya.
"Ketemu mereka intimate itu yang berkesan. Istilahnya ketemu mereka ini kemauan sudah tercapai," pungkasnya. (*)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/kaltim/foto/bank/originals/20230601_Swarataman-Kiblat-Bermusik.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.