Waisak 2023

Membangun Budaya Altruis: Peduli, Kebaikan tanpa Pamrih dan Semangat Saling Berbagi

Semangat dan hikmah Waisak menempa kita agar wajib menjaga perilaku hidup sehat, sederhana, hemat, dan wajar alami, menjaga relasi kemanusiaan.

Editor: Fransina Luhukay
HO/Dok Pribadi
Pandita Hendri Suwito, S.Pd.,M.M, Ketua Pusdiklat & Maha Vihara Sejahtera Maitreya Samarinda 

RENUNGAN HARI RAYA WAISAK 2567 BE 

Oleh: Pandita Hendri Suwito, S.Pd.,M.M.
Ketua Pusdiklat & Maha Vihara Sejahtera Maitreya Samarinda

UMAT Buddha senantiasa mengenang tiga peristiwa penting tentang kelahiran, pencerahan, dan wafatnya Sang Buddha. Tema perayaan Waisak adalah "Menjaga Moral, Menjaga Keluhuran Bangsa". Umat Buddha wajib membangun budaya Altruisme, yaitu budaya yang senantiasa menguntungkan orang lain. Makna Maitri adalah Kasih, dengan Kasih memberikan kebaikan, memberikan semangat, semangat membagi kebaikan, dan kebahagiaan kepada sesama, dan akhirnya akan membawa energi yang positif bagi kehidupan masyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Tiga konsep kehidupan manusia adalah naturalis, humanis, dan altruis. Konsep naturalis mengajarkan kepada kita pentingnya hidup yang mengasihi alam semesta, belajar menghargai, dan mencintai semua eksistensi kehidupan, tidak peduli apa kebangsaan, warna kulit, agama, ideologi, berbeda adat, bahasa, aksara, jenis kelamin, status sosial, intinya tindakan, dan pemikirannya harus mempunyai konsep mencintai alam. Memandang bahwa langit, bumi, manusia, dan segala sesuatunya ada sebagai satu keluarga, karena masing-masing memberikan kontribusinya untuk memberikan keseimbangan di bumi tempat kita tinggal, maka kita harus merawat segala isinya dengan baik.

Manusia dikatakan sebagai jiwa dari semua makhluk, oleh karenanya kita wajib menjaga kesehatan semua makhluk hidup dengan memastikan bahwa keberagaman hidup mereka dihargai secara serius. Jika kita berhasil membawa kesatuan yang harmonis, maka dunia dipenuhi welas asih dan estetika Surgawi yang dekat dengan kita.

Konsep Humanis mengingatkan kita bahwa prinsip persaingan hidup siapa yang kuat, dialah yang menang, yang kuat akan bertahan hidup, sedangkan yang lemah akan dimangsa yang kuat, menunjukkan betapa rapuhnya spesies manusia yang tidak ada bedanya lagi dengan spesies hewan, sehingga hukum rimba menjadi tidak beradab, karena senantiasa berupaya untuk mengalahkan lawan, agar diri sendiri dapat tetap hidup selamanya.

Kesadaran ini harus secara kolektif dibangun agar kita memiliki karakter kepribadian yang terdidik, memiliki watak yang mulia, dan tumbuhnya sikap saling menghormati martabat manusia menuju kehidupan yang harmonis. Konsep humanis mengajarkan kita untuk melindungi kehidupan, mengasihi kehidupan, dan memuliakan kehidupan.

Konsep Altruis mengingatkan kepada kita untuk membangun sikap peduli, memberikan kebaikan tanpa pamrih, semangat untuk saling berbagi tanpa rasa egois, menghindarkan diri dari perbuatan tidak bermoral, menghindarkan diri dari tindakan kekerasan, sehingga mampu mewujudkan pesona keindahan kodrati manusia seutuhnya, bahwa hidup harus menjadi agung, mulia, dan berwibawa.

Semangat dan hikmah Waisak menempa kita agar wajib menjaga perilaku hidup sehat, sederhana, hemat, dan wajar alami, menjaga relasi kemanusiaan, bersikap positif, respek, toleran, dan membangun wawasan dunia satu keluarga. Sang Buddha telah mencapai pencerahan dengan meninggalkan banyak Mutiara Dharma untuk umat manusia, dan kemanusiaan. Siapakah Buddha? Buddha adalah pribadi yang hidupnya selalu menguntungkan orang banyak (altruis), tidak ada kebuddhaan yang dicapai tanpa menguntungkan orang lain.

Selamat Hari Tri Suci Waisak 2567 BE (Buddhis Era)/2023
Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta,
Semoga Semua Makhluk hidup berbahagia.
Sadhu...Sadhu...Sadhu...

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved