Amalan dan Doa

Benarkah Hewan Kurban Menjadi Kendaraan Bagi yang Berkurban di Akhirat? Penjelasan Ustaz Adi Hidayat

Benarkah Hewan Kurban Menjadi Kendaraan Bagi yang Berkurban di akhirat? Penjelasan Ustaz Adi Hidayat

Editor: Nur Pratama
Capture Kanal youtube Adi Hidayat Official
Ustadz Adi Hidayat beri penjelasan. 

"Seperti ulama Ibnu Hajar Al-Asqalani juga menyebut riwayat ini sangat lemah sekali, demikian dengan as-Sakhawi, pakar di bidang penelitia hadist, juga senada dengan Ibnu Hajar Al-Asqalani, menilai hadistnya sangat lemah sekali," ujar Ustaz Adi Hidayat.

"Demikian juga Al-Munawi, beliau menyebut bahwa inipun sangat lemah sekali," sambung Ustaz Adi Hidayat.

Kendati demikian, ada pula pendangan lain dari beberapa ulama yang mengatakan bahwa bisa jadi riwayat ini berkaitan erat dengan pahala.

Semakin baik dan semakin bagus hewan yang hendak dikurban, maka semakin baik pula pahala yang akan di dapat.

"Namun ada yang menarik, beberapa komentar para ulama sekalipun pandangan mereka menyebut bahwa riwayat-riwayat ini lemah,"

"namun demikian, ada komentar yang sangat juga cukup bagus dari sebagian kalangan ulama yang menyebutkan bahwa boleh jadi perkataan-perkataan ini sesungguhnya bukan ingin menunjukan maksud dari real, alsinya ini menjadi kendaraan,"

"tapi berupa majas atau kiasan, karna ungkapan-ungkapan dalam bahasa Arab itu sering kali juga bisa bermakna kiasan," kata Ustaz Adi Hidayat."

"Maksudnya adalah hewan-hewan ini yang jika memang kita bisa mencari yang paling bagus, mencari yang paling baik , maka dimungkinkan pahalanya semakin bagus, semakin baik, semakin banyak,"

"dengan banyaknya pahala ini, ini yang akan memudahkan kita melewati Al-Shirath, karena timbangannya semakin besar, timbangan semakin banyak," jelas Ustaz Adi Hidayat.

"Bukankan kurba pertama yang diterima oleh Allah SWT. dari anak Nabi Adam A.S adalah kurban yang terbaik, kurban yang paling bagus," kata sang Ustaz.

Hal ini sesuai dengan Surah Al-Maidah ayat 27, yang artinya :

Dan ceritakanlah (Muhammad) yang sebenarnya kepada mereka tentang kisah kedua putra Adam, ketika keduanya mempersembahkan kurban, maka (kurban) salah seorang dari mereka berdua (Habil) diterima dan dari yang lain (Qabil) tidak diterima.

Dia (Qabil) berkata, “Sungguh, aku pasti membunuhmu!” Dia (Habil) berkata, “Sesungguhnya Allah hanya menerima (amal) dari orang yang bertakwa.”

"Ketika mereka diminta oleh Allah SWT. untuk menunaikan ibadah kurban, maka diterima yang satu, yang lainnya di tolak," jelas Ustaz Adi Hidayat.

"Siapa yang diterima ini? Adalah anak Adam A.S yang berkurban dengan hewan ternaknya, dipilih yang paling bagus, yang paling gemuk, yang paling indah tampilannya, itu yang diterima,"

Halaman
123
Sumber: Pos Belitung
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved