Berita Nasional Terkini

Prabowo Subianto Bakal Dipanggil Jokowi, Menhan Diminta Jelaskan Soal Proposal Damai Rusia-Ukraina

Prabowo Subianto bakal dipanggil Jokowi, Menhan diminta jelaskan soal proposal damai Rusia-Ukraina.

Editor: Ikbal Nurkarim
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Presiden Joko Widodo berjabat tangan dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto usai mengadakan pertemuan di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (11/10/2019) - Prabowo Subianto bakal dipanggil Jokowi, Menhan diminta jelaskan soal proposal damai Rusia-Ukraina. 

Meutya Hafid Ingatkan Prabowo Hati-hati Bicara Konflik Rusia-Ukraina

Ketua Komisi I DPR RI Meutya Hafid mengingatkan Menteri Pertahanan (Menhan) setelah usulan proposal perdamaian yang diajukan Prabowo Subianto ditolak.

Menteri Pertahanan (Menhan) RI Prabowo Subianto meminta para pejabat pertahanan dan militer dari seluruh dunia yang bertemu dalam pertemuan pertahanan Shangri-La Dialogue ke-20 di Singapura, Sabtu (3/6/2023) untuk mengeluarkan deklarasi yang meminta penghentian kekerasan.

Prabowo mengusulkan rencana multi-poin, termasuk penerapan gencatan senjata terhadap posisi kedua pihak yang bertikai dan membentuk zona demiliterisasi dengan mundur 15 kilometer dari posisi depan masing-masing pihak.

Ketua Komisi I DPR RI Meutya Hafid, meminta Menteri Pertahanan RI, Prabowo Subianto, untuk berhati-hati dalam menyampaikan opini, khususnya terkait konflik geopolitik antara Ukraina dan Rusia.

Baca juga: AS Panas Dingin Cuma Punya 200 Nuklir Taktis Sedangkan Rusia 2.000, Ukraina Terancam

"Posisi Indonesia dalam konflik ini sudah jelas, apalagi dalam Sidang Umum PBB Februari 2023 lalu, Indonesia termasuk ke dalam 141 negara yang menentang invasi Rusia ke Ukraina dan mendukung kedaulatan dan integritas teritorial Ukraina," kata Meutya Hafid, dalam keterangannya Senin (5/6/2023).

Ketua DPP Partai Golkar ini menjelaskan, Resolusi PBB telah dikeluarkan dan Indonesia menyetujui resolusi yang meminta Rusia mengakhiri permusuhan dengan Ukraina dan menarik mundur pasukannya dari Ukraina.

"Indonesia mendukung Resolusi yang menjunjung tinggi penegakan Rule of Law khususnya Piagam PBB, Hukum Internasional dan penghormatan terhadap Hak Asasi Manusia" ujar Meutya.

"Sebagai negara yang menganut Politik Luar Negeri Bebas Aktif, Indonesia terus mendorong dialog dan diplomasi antara Ukraina dan Rusia melalui berbagai forum multilateral, serta meminta negara-negara di dunia menyerukan penghentian perang di Ukraina agar tidak berakhir pada konflik yang berbahaya seperti perang nuklir yang bisa mengancam keberlangsungan hidup umat manusia," tandasnya.

Baca juga: Meutya Hafid Ingatkan Prabowo Usai Proposal Damai Ditolak: Hati-hati Bicara Konflik Rusia-Ukraina

Ukraina Tolak Usulan Perdamaian dari Indonesia

Sebelumnya, Menteri Pertahanan Ukraina, Oleksii Reznikov menolak usulan perdamaian Rusia-Ukraina yang disampaikan oleh Menteri Pertahanan Indonesia, Prabowo Subianto.

Prabowo Subianto mengusulkan gencatan senjata yang diikuti dengan demiliterisasi dan sejumlah poin lainnya.

Oleksii Reznikov menilai isi proposal itu aneh dan terkesan pro-Rusia.

"Saya akan berusaha bersikap sopan, (proposal itu) kedengarannya seperti rencana Rusia, bukan rencana Indonesia," kata Oleksii Reznikov, Sabtu (3/6/2023).

Halaman
123
Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved