Liga Italia

3 Poin Kebijakan Transfer di Era Giorgio Furlani, AC Milan Adopsi Keberhasilan Toulouse di Prancis

AC Milan dipastikan punya gara baru dalam mendatangkan pemain baru, setelah Paolo Maldini didepak dari jabatan Direktur Teknik.

FRANCK FIFE / AFP
Toulouse juara Coupe de France 2023. Setelah era Paolo Maldini berakhir, AC Milan akan mengadopsi cara yang diterapkan seperti di Toulouse. 

TRIBUNKALTIM.CO - AC Milan dipastikan punya gara baru dalam mendatangkan pemain baru, setelah Paolo Maldini didepak dari jabatan Direktur Teknik.

Untuk sementara waktu, posisi Paolo Maldini dan Ricky Massara di AC Milan, akan diisi Giorgio Furlani serta Geoffrey Moncada.

Sebelum didepak dari AC Milan, diskusi telah dimulai dengan melibatkan Maldini dan Massara mengenai jendela transfer musim panas dan ada beberapa target yang sudah mulai dikerjakan.

Itu berarti AC Milan tidak bisa membuang-buang waktu seperti yang terjadi tahun lalu dengan saga perpanjangan kontrak yang berlarut-larut.

Dan dapat diasumsikan bahwa AC Milan sudah memiliki rencana untuk menggantikan kepergian Maldini dan Massara.

CEO Giorgio Furlani akan memiliki peran utama dalam pemasukan dan pengeluaran.

Sementara kepala pemandu bakat Geoffrey Moncada mungkin tidak akan memiliki jabatan resmi seperti Massara, namun akan menjadi direktur olahraga secara de facto.

AC Milan akan mengubah cara mereka beroperasi dan akan memiliki modus operandi yang lebih sesuai dengan ide-ide Cardinale, yang diimplementasikan terutama oleh pengalamannya dalam olahraga Amerika.

Baca juga: Melihat Peluang Jadi Striker Utama, Folarin Balogun Condong Pilih AC Milan daripada Inter Milan

Dalam tiga hal, manajemen baru Rossoneri dapat diringkas sebagai berikut: pemain muda, pemandu bakat, dan algoritma.

Poin pertama telah menjadi hak prerogatif utama sejak masa kepemimpinan Elliott Management, yang juga diadopsi oleh Maldini dan Massara.

Namun, dengan beberapa pengecualian seperti Zlatan Ibrahimovic dan Simon Kjaer.

Kedua, sebagai prasyarat untuk kebijakan pemain muda, proses pemanduan bakat yang sudah sangat aktif dalam beberapa musim terakhir akan ditingkatkan dan akan menjadi lebih sentral dalam pemilihan profil yang akan difokuskan.

Terakhir, algoritme dan analisis data akan menjadi hal yang sangat penting.

Sesuai dengan metodologi guru Amerika Billy Beane yang pada awal tahun 2000-an telah merevolusi cara mengelola waralaba bisbol.

Filosofinya telah digunakan, seperti dengan Toulouse, dan telah membuahkan hasil yang menarik karena mereka dipromosikan dari Ligue 2 dan memenangkan Coupe de France.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved