Pilpres 2024

Ditawari oleh 3 Partai, Denny Indrayana Pilih Jadi Caleg Demokrat dan Dukung Anies di Pilpres 2024

Ditawari oleh 3 partai, Denny Indrayana pilih jadi caleg Demokrat dan dukung Anies Baswedan di Pilpres 2024.

Tribunnews/Mario Christian Sumampow
Pakar Hukum Tata Negara Denny Indrayana. Ditawari oleh 3 partai, Denny Indrayana pilih jadi caleg Demokrat dan dukung Anies Baswedan di Pilpres 2024. 

Ketika sama-sama mahasiswa UGM, Denny kerap menyapa Anies dengan sebutan Mister President

"Saya tahu pribadi dan gaya kepemimpinan Anies sejak sama-sama di UGM, sejak dia menjadi Ketua Senat Mahasiswa pada level universitas, dan Ganjar Pranowo menjadi Ketua Mahasiswa Pencinta Alam Majestic 55, pada level Fakultas Hukum UGM," kata dia.

"Saya Denny Indrayana, anggota Partai Demokrat, menjadi caleg DPR RI di Dapil II Kalimantan Selatan, dan sekaligus memperjuangkan Anies Baswedan sebagai Presiden Republik Indonesia," pungkasnya.

Baca juga: Dituding Bocorkan Rahasia Negara, Denny Indrayana Dilaporkan, Kuasa Hukum Sebut soal Kriminalisasi

Berikut versi lengkap surat terbuka dari Denny Indrayana:

Surat ini saya sampaikan kepada seluruh Rakyat Indonesia, agar bisa lebih adil membaca sikap kritis dan perjuangan hukum yang akhir-akhir ini lebih saya tegakkan dan tegaskan. Karena itu, saya meminta kepada rekan media massa, untuk berkenan memuat utuh, keseluruhan penjelasan ini, tanpa dipotong-potong, agar tidak menimbulkan bias pemahaman yang tidak perlu.

Kalau hanya sekedar ingin hidup nyaman dan tenang, saya tidak akan masuk politik yang penuh intrik dan tetap bergelut di dunia akademik, menjadi dosen dan Guru Besar di Fakultas Hukum UGM. Tetapi saya memilih berjuang, bertarung di episentrum kekuasaan, di Istana, menjadi Staf Khusus Presiden Bidang Hukum, HAM, dan Pemberantasan Korupsi, Kolusi dan Nepotisme; lalu Wakil Menteri Hukum dan HAM.

Kalau hanya sekedar ingin hidup tenang dan senang, saya tidak akan maju dalam Pemilihan Gubernur Kalimantan Selatan, berhadapan dengan incumbent, bertemu dengan kesulitan dan kerumitan mengelola parpol dan relawan, menolak tegas praktik politik uang, sambil melawan kekuatan oligarki para mafia batubara yang telah lama bergelimang harta, hidup nyaman.

Kalau hanya sekedar ingin hidup bahagia, semata dengan ukuran kaya harta, saya tidak akan berpolitik yang sering saling sikut-saling usik. Lebih baik, saya tetap menjadi advokat internasional punya izin praktik di Australia selain Indonesia, berkantor di Melbourne, selain Jakarta.

Insya allah penghasilan saya selaku profesional international lawyer, jauh lebih memadai ketimbang gaji di DPR. Terutama, karena saya hanya akan menerima gaji saja, tanpa cawe-cawe mencari tambahan sampingan.

Denny Indrayana
Denny Indrayana (KOMPAS.com/SANDRO GATRA)

Kalau hanya sekedar memikirkan kepentingan diri dan kantor sendiri, saya tidak akan berpolitik praktis. Lebih baik saya menikmati kerja lawyering bolak-balik Jakarta-Melbourne, dan INTEGRITY lebih banyak punya kesempatan mendapatkan klien korporasi, yang kebanyakan tidak mau berhubungan dengan kantor hukum yang bersikap kritis kepada negara (pemerintah). Saat ini sangat sedikit klien yang mau berjuang bersama, 90 persen perkara kami probono (gratis) membantu buruh dan masyarakat. Namun, kami sangat yakin rezeki ada yang mengatur, tidak akan salah alamat.

Kalau hanya memikirkan keluarga, saya akan memilih tinggal saja sebagai penduduk tetap (permanent residence) di Australia, selain Indonesia, sebagaimana permintaan istri dan anak-anak tercinta. Ibu saya pun sebenarnya berat melepaskan saya kembali ke tengah hiruk-pikuk politik, di tengah status hukum saya yang masih tersangka, sudah lebih 8 tahun disandera.

Bagi keluarga, melepaskan saya berpolitik ke ruang publik, berarti makin sulit bercengkerama bersama, dan makin banyak serangan politik yang tidak jarang membuat luka, karena kami juga manusia biasa.

Namun, setelah melalui pemikiran yang panjang, perenungan yang dalam, saya, istri, dan anak-anak berdiskusi beberapa malam, akhirnya mereka memutuskan mengikhlaskan saya, kembali maju berjuang.

Baca juga: Terungkap Alasan Mahfud MD Minta Denny Indrayana Jaga Anies Baswedan Maju Capres di Pilpres 2024

Saya sudah “berpolitik” ketika masuk Istana. Saya sudah berpolitik ketika maju pemilihan gubernur Kalsel. Sekarang hanyalah penegasan lagi sikap politik saya untuk masuk Partai Demokrat. Tidak masuk partai pun, saya sudah lama dicap stempel Demokrat. Sudah lama dianggap,“Orangnya SBY”.

Banyak partai yang menawarkan saya bergabung. Tiga partai pengusung di Kalsel selain Demokrat adalah Gerindra dan PPP. Ketiga-tiganya menawarkan bergabung, belum lagi partai-partai lainnya. Saya memilih Demokrat, karena sudah lama berjuang bersama.

Halaman
123
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved