Badminton
Hari Bulu Tangkis Sedunia 2023: Siapa yang Pertama Kali Menciptakan Permainan Bulutangkis?
Hari Bulu Tangkis Sedunia 2023: Siapa yang pertama kali menciptakan permainan bulutangkis?
TRIBUNKALTIM.CO - Hari Bulu Tangkis Sedunia 2023: Siapa yang pertama kali menciptakan permainan bulutangkis?
Jelang Hari Bulu Tangkis Sedunia, pertanyaan soal asal-usul dan sejarah badminton ini muncul di Google.
Hari Bulu Tangkis Sedunia 2023 diperingati setiap tanggal 5 Juli.
Baca juga: 20 Link Twibbon Hari Bulu Tangkis Sedunia 5 Juli 2023, Cocok Dibagikan ke Media Sosial
Dilansir dari Kompas.com, bulu tangkis memiliki sejarah panjang hingga menjadi cabang olahraga yang mengharumkan nama Indonesia di pentas internasional
Bulu tangkis merupakan salah satu cabang olahraga populer di dunia termasuk Indonesia. Di ajang Olimpiade, bulu tangkis atau badminton mulai dipertandingkan pada 1992.
Sejak saat itu, Indonesia hingga kini telah meraih tujuh medali emas, enam medali perak, dan enam medali perunggu Olimpiade dari cabang olahraga bulu tangkis.
Indonesia pun dikenal sebagai negara yang melahirkan banyak pebulu tangkis hebat semisal Susi Susanti, Rudy Hartono, hingga atlet bulu tangkis masa kini Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon.
Asal-usul Bulu Tangkis
Menurut sejarah, permainan bulu tangkis berasal dari permainan yang bernama poona.
Dalam modul Shuttlecock/Kock Menari Indah di Udara (2017) terbitan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, olahraga kompetitif bulu tangkis diciptakan oleh tentara Inggris yang ditempatkan di Pune, India, pada abad ke-19.
Baca juga: Hari Bulu Tangkis Sedunia 2023, Fakta Badminton Indonesia: Sejarah Klub Pertama hingga Tradisi Juara
Pada saat itu, mereka memainkan sebuah permainan yang disebut dengan battledores and shuttlecocks.
Permainan ini sangat populer di kalangan anak-anak Inggris. Permainan itu dimainkan dengan memakai dayung/tongkat (battledores) lalu mereka bersiasat untuk menjaga shuttlecocks (kok) agar tetap berada di udara alias tidak menyentuh tanah.
Para tentara Inggris yang bertugas di Pune kemudian membuat permainan itu menjadi kompetitif dengan menambahkan jaring dan memainkannya secara bersaing.
Lantaran kota Pune sebelumnya juga dikenal dengan nama Poona, permainan itu pun dikenali sebagai "poona".
Tentara Inggris kemudian membawa permainan itu kembali ke negaranya pada 1850-an.

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.