Kesehatan
Apa Itu Antraks? Efek dan Ciri-ciri jika Manusia Tertular, Spora Antraks Bertahan 60 Tahun di Tanah
Apa itu antraks? Kenali penyakit ini, mulai dari efek dan ciri-ciri jika manusia tertular. Spora antraks bisa bertahan hingga 60 tahun di tanah.
TRIBUNKALTIM.CO - Apa itu antraks? Belakangan penyakit antraks ini kembali jadi perhatian.
Untuk diketahui antraks adalah penyakit menular yang disebabkan olah bakteri bernama Bacillus anthracis.
Bakteri penyebab antraks ini kemudian menghasilkan spora, nah spora inilah yang kemudian menularkan penyakit berbahaya.
Bagaimana kemudian manusia bisa tertular antraks dan bagaimana mengatasinya?
Cek fakta selengkapnya tentang antraks di artikel ini.
Penularan antraks dimulai dari spora antraks biasanya hidup di tanah, lalu menyebar ke hewan ternak seperti sapi, kambing, domba, atau hewan herbivora lainnya.
Selanjutnya, penularan antraks dari hewan ke manusia bisa terjadi ketika mereka melakukan kontak dengan hewan yang sudah terinfeksi, baik kontak langsung atau tak langsung.
Dikutip TribunKaltim.co dari kompas.com, ketika manusia menyentuh permukaan benda yang sudah terkontaminasi spora antraks, mereka juga tertular penyakit tersebut.
Jika spora dari bakteri antraks masuk ke tubuh melalui kulit, kondisi tersebut bisa membuat kulit mengalami pembengkakan dan muncul benjolan.
Ketika spora masuk melalui mulut (misalnya saat kita makan daging sapi yang terkena antraks), kita bisa menagalami mual, muntah, dan berbagai masalah pencernaan lainnya.
Nah, saat spora masuk melalui pernapasan, kita juga bisa mengalami sesak napas.
Seperti yang disebutkan sebelumnya, bakteri antraks bisa menghasilkan spora yang menyebarkan penyakit.
Spora ini sangat tahan dalam berbagai cuaca.
Spora yang dihasilkan oleh bakteri antraks tersebut bersifat non aktif dan dapat hidup di tanah atau air.
Baca juga: Jadi Endemik Penyakit Antraks, Dua Ekor Sapi Desa Marumpa Maros Mati Mendadak
Bahkan, spora tersebut bisa hidup hingga 50 tahun di tanah.
Di tanah yang kering, spora antraks bisa bertahan hingga 60 tahun.
Pada hewan yang sudah mati, spora antraks bahkan bisa hidup hingga dua abad atau 200 tahun.
Spora tersebut akan aktif saat memasuki tubuh lalu menyebar dan menghasilkan racun yang memicu penyakit.
Sumber penularan antraks
Antraks menyebar ketika hewan merumput atau berada di area yang telah terkontaminasi spora antraks.
Spora tersebut masuk ke mulut, hidung, atau luka terbuka pada kulit.
Setelah tertelan atau terhirup, organisme menyebar dengan cepat ke seluruh tubuh.
Hewan yang mati akibat antraks harus dibakar dan tidak boleh dikubur begitu saja.
Sebab, spora antraks bisa bertahan hingga puluhan tahun lamanya.
Selain itu, hujan deras dapat menyebabkan spora yang terkubur jauh di dalam tanah bergerak lebih dekat ke permukaan.
Baca juga: Terbaru! Terjawab Sudah Kenapa Bayi Sering Gumoh, IDAI Jelaskan Penyebab dan Cara Mengatasi
Jika tidak memungkinkan untuk membakar hewan tersebut, bangkai hewan yang mati harus dikubur sedalam mungkin jauh dari permukaan tanah.
Membanjiri padang rumput dengan air yang terkontaminasi atau membuang bangkai yang terinfeksi di sungai atau kolam juga dapat menyebarkan spora antraks.
Untuk pencegahan antraks, hewan ternah juga perlu divaksinasi setidaknya selama 10 tahun setelah kasus antraks terakhir diketahui.
Bagaimana manusia bisa tertular antraks?
Menurut CDC, manusia bisa tertular antraks ketika dia menghirup spora, mengonsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi, atau spora penyebab antraks masuk melalui luka dan goresan di kulit.
Ada beberapa aktivitas yang bisa membuat seseorang berisiko tinggi mengalami antraks, berikut di antaranya:
- Menangani hewan atau produk hewani
Kebanyakan orang terkena antraks saat menangani hewan yang terinfeksi atau menangani produk hewani seperti kulit atau bulu tanpa perlindungan memadai.
Spora dari bakteri penyebab antraks tersebut masuk saat mereka menghirupnya selama bekerja.
Jika Anda memiliki luka terbuka di kulit dan harus menangani hewan atau produk hewani, Anda berisiko tinggi mengalami antraks.
- Mengonsumsi daging yang belum matang
Mengonsumsi daging mentah atau setengah matang dari hewan yang terinfeksi antraks juga bisa membuat Anda mengalami penyakit ini.
Gejalanya biasanya berupa gangguan pencernaan, seperti mual, muntah, dan sakit perut.
Karena itu, hewan yang disembelih untuk konsumsi harus diperiksa terlebih dahulu untuk memastikan bahwa tidak ada bakteri antraks di dalamnya.
Baca juga: Kenali 7 Tanda Anak Mengalami Obesitas, Dosen dari Unair Berikan Cara Pencegahan
Efek antraks pada tubuh
Bakteri penyebab antrak akan membuat spora. Jika masuk ke tubuh saat kita menghirup udara, spora ini akan aktif dan berkembang biak, lalu menghasilkan racun dan menyebabkan penyakit parah.
Saat pertama kali masuk ke tubuh, spora akan menyebar ke kelenjar getah bening di dada dan menyebabkan masalah pernapasan.
Lambat laun, spora akan menyebar ke seluruh tubuh dan membuat badan kita menjadi shock.
Selain itu, kita juga bisa mengalami demam dan menggigil, nyeri dada, sakit kepala, mual, muntah, kelelahan, dan nyeri tubuh.
Spora dari bakteri penyebab antraks juga bisa masuk melalui luka di kulit.
Pada akhirnya, hal ini memicu infeksi, seperti munculnya benjolan dan bengkak di sekitar luka.
Jika spora dari bakteri antraks tertelan, maka pencernaan kita bisa berada dalam bahaya.
Biasanya, kondisi ini terjadi setelah kita mengonsumsi daging mentah atau setengah matang dari hewan yang terinfeksi.
Gejala yang bisa muncul saat spora penyebab antraks tertelan, di antaranya pembengkakan leher, sakit tenggorokan, diare, hingga pingsan.
Munculnya gejala antraks bisa membutuhkan waktu berhari-hari atau berminggu-minggu setelah Anda terinfeksi.
Apa yang harus dilakukan saat terinfeksi antraks?
Untuk mendeteksi adanya infeksi antraks, biasanya dokter akan melakukan tes darah, antibodi, atau tes rontgen dada.
Jika infeksi yang terjadi serius, Anda perlu mendapatkan perawatan di rumah sakit.
Pengobatan antraks biasanya dilakukan dengan pemberian antibiotik, prosedur khusus untuk membersihkan luka, atau penggunaan alat bantu pernapsan.
Untuk mencegah antraks, Anda bisa melakukan vaksinasi.
Sayangnya, vaksinasi antraks biasanya disediakan untuk orang yang berisiko tinggi terkena penyakit tersebut, seperti anggota militer atau pekerja ternak.
Anda juga bisa menghindari antraks dengan menghindari makan daging mentah atau kurang matang.
Anda juga perlu menghindari kontak dengan ternak, produk hewan, dan bangkai hewan.
Baca juga: Faktor Penyebab Sang Ibu tak Bisa Berikan ASI Eksklusif, Khasiat Airnya Cegah Stunting
(*)
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
5 Fakta Unik Paru-paru Manusia, Ternyata Kiri dan Kanan Memiliki Ukuran yang Berbeda |
![]() |
---|
8 Manfaat Bagi Kesehatan jika Rajin Makan Petai, Mencegah Kematian Akibat Stroke hingga 40 Persen |
![]() |
---|
Apa Itu Pembuluh Darah Pecah yang Dialami Indra Bekti? Ini Penyebab, Gejala, dan Cara Pengobatannya |
![]() |
---|
Apa Itu Amoeba Pemakan Otak yang Muncul di Korea Selatan? Ini Cara Amoeba Masuk ke Tubuh Manusia |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.