Breaking News

Berita Berau Terkini

Profil Kepala Kampung Labanan Makmur, Mupit Datusahlan Jadikan Desa Digital Mandiri di Berau

Kampung Labanan Makmur menjadi kampung berstatus mandiri pertama di Berau. Dibalik itu semua ada pemimpin yang mendukung kemajuan kampung hingga diken

Penulis: Renata Andini Pengesti | Editor: Mathias Masan Ola
HO
Kepala Kampung Labanan Makmur, Mupit Datusahlan. HO 

TRIBUNKALTIM.CO, TANJUNG REDEB - Kampung Labanan Makmur menjadi kampung berstatus mandiri pertama di Berau. Dibalik itu semua ada pemimpin yang mendukung kemajuan kampung hingga dikenal sebagai kampung melek digital.

Pimpinan kampung itu akrab dipanggil Mupit Datusahlan. Ia sudah menjabat sebagai kepala kampung Labanan Makmur selama 6 tahun.

Lahir pada Oktober 1988 di Kampung Labanan Makmur menjadikan dirinya hingga saat ini mengabdi dan membangun kampung sendiri. Itu menjadi salah satu tujuan besar, sebelum memutuskan berhenti mengajar di Universitas Nadlatul Ulama di Samarinda.

Baca juga: Wakil Bupati Gamalis, Resmikan Gedung Olahraga dan Kampung Digital di Kampung Merancang Ilir

“Iya saya kembali ke kampung dengan harapan membangun kampung tercinta. Saya anak seorang petani transmigran yang memang lahir di Labanan Makmur,” jelasnya kepada Tribunkaltim.co, Senin (10/7/2023).

Padahal untuk menjadikannya sebagi pengajar di universitas juga tidak mudah. Ia perlu mengenyam pendidikan hingga ke Negeri Pahang, Malaysia. Itupun diperolehnnya dari keberanian diri mendaftar pada program Kaltim Cemerlang.

Mupit mengakui menjadi kepala kampung tidak pernah terbesit menjadi suatu cita-cita. Apalagi hal itu menjadi suatu kehormatan dan pengalaman yang sangat luar biasa baginya.

Sebab, memimpin juga berarti membawa amanah dan kepercayaan untuk memimpin warga masyarakat yang beragam. Mulai dari suku yang beragam, tingkat pendidikan yang berbeda dan banyak hal.

“Tapi tetap saya sebagai anak muda sangat mengapresiasi dan mengucapkan terimakasih atas kepercayaan dan pengalaman berharga yang telah ada di dalam hidup saya, ada banyak hal yang mampu menjadi pelajaran baik dalam memfasilitasi menyelesaikan masalah, menyusun mimpi warga masyarakat kampung, melaksanakan untuk mewujudkannya,” tegasnya.

Baca juga: Percepat Digital Payment, Bank Indonesia Balikpapan Launching Kampung Digital Kebun Sayur

Disinggung mengenai Kampung Digital, Mupit menjelaskan digitalisasi sudah menjadi kebutuhan yang tidak dapat dihindari.

Sebab itu pihaknya mengarahkan kepada produktifitas kerja dengan memanfaatkan, mengadopsi dan memaksimalkan tekhnologi untuk mencapai berbagai hal yang sistematis, cepat dan tepat.

Hal itu diterapkan dibidang pelayanan digital, onemap onedata, aplikasi UMKM berbasis kemasyarakatan, usaha kelontong dan pedagang kecil mampu meningkatkan transaksi usahanya karena kemudahan dan fasilitas yang terus sesuai dengan kebutuhan.

Tidak selalu berjalan mulus, menjadi Kepala Kampung juga memliki tantangan tersebdiri.

“Tentu banyak banget tantangannya, utamanya adalah tantangan pandangan masyarakat yang tidak semuanya mampu kita bawa kepada arah modern, mampu menyiapkan kebutuhan dalam jangka panjang, adaptasi perubahan informasi dan perkembangan zaman yang tidak bisa di hindarkan,” bebernya.

Lanjutnya pun kebutuhan antara masyarakat berbagai kelas yang berbeda-beda juga menjadi tantangan tersendiri, dari mulai lansia, pra lansia, dewasa, muda, remaja dan anak-anak.

“Semuanya memeliki singgungan informatif dan kebutuhan yang sangat berbeda dan kita harus mampu meramu menjadikan sebuah pembangunan yang komprehensif, inklusif dan ramah serta berdayasaing,” tuturnya. (*)

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved