Berita Balikpapan Terkini
Cerita Endang Jadi Pendamping Keluarga Stunting, Capek Terbayar dengan Peningkatan Berat Badan Anak
Andi Endang Kharsuni kader Keluarga Berencana (KB) Tim Pendamping Keluarga stunting di Balikpapan, menceritakan pengalaman menariknya selama menangani
Penulis: Ary Nindita Intan R S | Editor: Mathias Masan Ola
TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Andi Endang Kharsuni kader Keluarga Berencana (KB) Tim Pendamping Keluarga stunting di Balikpapan, menceritakan pengalaman menariknya selama menangani keluarga stunting.
Salah satunya, harus bisa bersabar dalam menghadapi sikap dari keluarga berisiko stunting.
Selama menjadi tim pendamping keluarga stunting, kata Endang, berbagai respon positif dan negatif selalu mengiringi masa pendampingan pada keluarga stunting.
Baca juga: DP3AKB Balikpapan Terapkan Dapur Sehat untuk Atasi Permasalahan Stunting di Balikpapan
Endang bahkan kerap bertemu dengan keluarga yang gampang tersinggung, hingga enggan untuk diberikan edukasi perihal stunting.
"Kadang tuh kalau kita ketok-ketok (pintu rumah) ada yang tidak mau buka. Ada juga yang kita baru datang, malah marah-marah karena liat kita terlalu ikut campur masalah di keluarganya katanya," ungkap Endang, Sabtu (15/7/2023).
"Ada juga yang sudah buka pintu tapi tidak welcome dengan kami, dijudesin gitu. Tapi kalau liat anaknya tuh kami jadi lupa dengan hal-hal yang seperti itu," imbuhnya.
Namun dari banyaknya cerita selama mendampingi keluarga berisiko stunting, Endang menguraikan dari peningkatan berat badan anak, menjadi obat penyemangat tersendiri.
"Rasa capek pasti ada. Tapi kalau lihat ada perkembangan dan peningkatan berat badan anak itu bisa jadi obat dari segala rasa lelah kami," ucapnya.
Baca juga: Kasus Stunting di Samarinda Seberang Masih Tinggi, Wawali Rusmadi: Harus Tangani dari Hulu ke Hilir
"Semoga dengan pendampingan dari kami, gizi anak terkena stunting bisa segera tercukupi," tambahnya.
Demikian, Endang turut menyampaikan alasan yang membuatnya ikhlas menjadi tim pendamping keluarga stunting.
"Karena sudah tugas kita untuk membantu sesama, paling tidak kita bisa mengambil ini pengalaman hidup dan pembelajaran," ucapnya.
"Yang bikin kami bertahan dan betah tuh karena kami dari satu tim ke tim yang lain merasa keluarga. Jadi rasa kekeluargaan itu yang membuat kita tidak pernah menyerah menjadi tim pendamping," pungkasnya. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.