Tahun Baru Islam
15 Puisi Tahun Baru Islam 2023 - 1 Muharram 1445 H yang Menyentuh Hati dan Penuh Doa
Simak contoh puisi Tahun Baru Islam 2023 - 1 Muharram 1445 H yang menyentuh hati dan penuh doa.
Penulis: Amilia Lusintha | Editor: Amilia Lusintha
TRIBUNKALTIM.CO - Simak contoh puisi Tahun Baru Islam 2023 - 1 Muharram 1445 H yang menyentuh hati dan penuh doa.
Bagikan puisi 1 Muharram pada malam Tahun Baru Islam.
Lewat puisi Tahun Baru Islam, ucapan 1 Muharram kamu akan lebih menyentuh hati.
Diketahui, Tahun Baru Islam atau 1 Muharram akan diperingati pada Rabu, 18 Juli 2023.
Dalam rangka merayakan 1 Muharram, bagikan ucapan berbentuk puisi penuh doa pada Tahun Baru Islam.
Kamu bisa membagikan puisi 1 Muharram ini kepada pacar, sahabat, hingga keluarga.
15 Puisi Tahun Baru Islam
Melansir dari berbagai sumber, inilah kumpulan puisi Tahun Baru Islam:
Puisi 1.
Malam telah berganti
hari datang yang dinanti
tabun baru islam kini
sudah hadir kembali
1445 hijriah
sudah terlalu jauh
dari dulu rasulullah hijrah
hingga kini ajarannya tetap terjaga
sampai pada kita yang berlumur dosa
Ambil semua pelajaran
kenapa ada hijriah
harus buka sejarah
biar tahu jawabnya
Muharram telah tiba
datang sebagai pengingat
bagi jiwa yang lemah
agar kembali bersemangat
Baca juga: 110 Twibbon Bergerak Tahun Baru Islam 2023, Cocok untuk Caption Ucapan 1 Muharram 1445 H
Puisi 2.
Telah sampai waktunya
Diawal kembali dimulai
Segala harapan dan impian
Di wujudkan dengan doa
Setelah 1 tahun
Semua berjalan sudah
Lama tak disangka
Ternyata banyak yang tak sesuai
Aku berdoa pada Ilahi
Agar bisa menjadi
Apa yang seharusnya
Sesuai dengan benar-Nya
Semua yang dituliskan
Ku tak banyak lakukan
Dan ternyata hasil sesuai
Dengan apa yang dikerjakan
Puisi 3.
Di awal Muharram
Tuhan memberi kesempatan
Kepada angin untuk mengubah arah
Kepada hujan untuk membanjiri telaga
Kepada belalang untuk menjajah
Kepada daun untuk berganti warna
Dan kepada orang-orang
Untuk bersyukur, bersyukur, dan bersyukur
Puisi 4.
Satu Muharam telah tiba
Hatiku tak lagi iba
Bahagia kami bersama keluarga
Duduk rapi membaca firman-Nya
Muharam mengajarkanku cinta
Cinta dengan Islam sebagai agama sempurna
Cinta dengan para penduduknya yang elok iman dan takwa
Juga cinta dengan diri sendiri yang bermanfaat untuk semua
Muharam menegurku untuk kembali berdoa
Ingatlah kembali kepada Pencipta
Memohon ampun atas melimpahnya dosa
Juga pantang berputus asa atas upaya
Satu Muharam sejuta cinta
Aku tiada berhenti atas daya
Berkah keringat ini akan menghadirkan pahala
Sebagai bekal menuju surga
Satu Muharam sejuta cinta
Sisa umur ini sangatlah berbahaya
Jika tidak dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya
Aku termasuk golongan yang hina
Satu Muharam sejuta cinta
Jemput momentum untuk takwa
Perbanyak sujud sedikitkan kisah dunia
Tata pribadi untuk berakhlak mulia
Puisi 5.
Gembira terasa dalam jiwa
yang kosong akibat termakan dunia
kesibukan membuat lupa
kan tujuan hidup yang mulia
keras hati jadi dirasa
karena jauh dari pencipta
berbagai nafsu dunia dituruti
hingga tak bisa bedakan benar dan salah
kulihat di depan rumah
orang berjalan ramai-ramai
menuju mushola dekat rumah
untuk mengingat tahun hijriah
aku sibuk bertanya
untuk apa semua
ku tanyakan pada diri
ternyata tak kunjung temukan
adik di seberang pintu
sedang membaca buku
ku tanya tentang hari ini
dan ternyata tahun baru
ini waktu berbenah
agar jadi insan baik
karena kita lemah
tanpa tolong dari pencipta
mungkin ini yang terlupa
dari tiap jejak langkahku
yang sudah jauh berjalan
tapi salah arah tuju
ya Allah
jadikan lah aku hambamu
yang bisa berbenah diri
untuk jadi hamba yang benar
jangan kau kunci hati
jadikan dunia sebagai teman
raup semua hingga habis
tanpa pikir akhirat nanti
semoga ini menjadi
momentum pengingat diri
untuk tetap menjadi
manusia yang diatur illahi
Puisi. 6
Dulu di sana sekarang di sini
Mengupayakan untuk menggapai mimpi
Mimpi yang tak pasti apakah benar-benar akan terjadi
Mengikuti omongan orang yang menyuruh ke kanan dan ke kiri
Satu Muharam kembali diperingati
Tapi tak kunjung menemukan atas apa yang dicari
Waktu terasa cepat berlalu
Ilmu dan pengetahuan serasa tidak ada yang baru
Hanya kesibukan yang seakan-akan terus memburu
Mengesampingkan bantu-membantu
Muharram yang dinanti
Akankah tahun depan nanti
Dapat berjumpa denganmu lagi
Dengan dambaan yang masih dicari
Dengan harapan yang terus meninggi
Puisi 7.
Selamat datang fajar baru Muharram yang agung
Bersyukur Islam tetap agamaku, Allah adalah tuhan satu
Mengawali dengan kata maaf dariku
Untuk teman-teman telah mengisi hariku
Memulai dari kata-kata maaf memperbaiki kesalahanku
Memanfaatkan kesempatan juga kesempatan yg telah diberikan padaku
Memperbaiki melalui ucapan syukur kepada Tuhanku
Atas kesempatan satu muharam lewat doa
Puisi 8.
Langkah yang terus berjalan
Membawa sebuah titik harapan
Awal baru menjadi semangat yang baru
Membawa ribuan kebaikan yang baru
Muharram pertanda kebaikan
Awal baru adalah sebuah perjalanan
Kebaikan selalu menjadi tujuan
Awal baru adalah sebuah harapan
Menjalani kehidupan penuh keberkahan
Muharram kali ini dititipi harapan
Awal jutaan kebahagiaan
Awal titian menata masa depan
Semoga Muharram tahun ini
Ridho ilahi tergapai
Menjadi langkah menuju arah baru
Dengan semangat yang menderu
Puisi 9.
Hari terus bergulir
Melupakan hari kemarin
Bulan menggantikan semangat baru
Melahirkan sejarah baru
Tersadar makin singkat perjalanan kehidupan
Habis kata kata untuk mengucapkan
Masihkah ada keselamatan atas perbuatan
Haruskan mengisi tahun baru dengan kemeriahan
Ataukah menjadi sebuah kesedihan
Selamat datang satu Muharram
Puisi 10.
Muharam hari yang agung
Langkah kaki semakin bersemangat
Bukan sekadar merebus jagung
Tapi berteriak Islam dengan semangat
Muharram bulan yang indah
Sampai tak berkedip mata memandangnya
Bersyukur atas nikmat dan karunia Allah
Bahagia diri diberi kesempatan umur menikmatinya
Muharram yang agung juga terlihat murung
Di sore hari tidak lagi ada burung-burung
Pandemi mengundang sepi
Hingga bersahabat dengan sunyi
Puisi 11.
Hari demi hari kita lalui
Bulan ke bulan kita jalani
Waktu terus beranjak
Tak terasa sudah akhir Zulhijjah
Tibalah tahun baru Islam
Tahun baru awal yang baru
Tahun baru kehidupan yang baru
Sungguh kesenangan yang menyelimuti Muslim
Terlepas dari kesenangan tersebut
Tahun baru harusnya diiringi doa
Doa memohon ampunan segala dosa
Doa memohon petunjuk di kemudian hari hingga di tahun baru
Sehingga kehidupan kita lebih bermakna dari tahun sebelumnya
Puisi 12.
Di awal Muharram
Tuhan memberi kesempatan
Kepada angin untuk mengubah arah
Kepada hujan untuk membanjiri telaga
Kepada belalang untuk menjajah
Kepada daun untuk berganti warna
Dan kepada orang-orang
Untuk bersyukur, bersyukur, dan bersyukur
Puisi 13.
Awal Muharram telah tiba
Alhamdulillah
Satu tahun lainnya kita telah bertahan
Tahun ini kita berusaha untuk menjadi jauh lebih baik
Lakukan semua salat kita tepat waktu
Lakukan banyak perbuatan baik di masa jaya kita
Beri zakat tanpa ragu
Sering-sering membaca Alquran
Perlakukan semua yang kita temui dengan kebaikan
Terus-meneruslah meminta pengampunan
Selamat Muharram untukmu
Jika Tuhan mengizinkan
Semoga semua doamu menjadi kenyataan
Puisi 14.
Kini telah tampak hilal Muharam
Menyisakan kenangan masa silam
Telah memasuki gerbang kehidupan baru
Baik atau buruk pun belum tentu
Kehidupan silam hanya bisa dikenang
Sisa hidup pun kian berkurang
Tantangan hidup kian menjulang
Perjalanan hidup tak selalu senang
Doa dan nasihat terus mengalun
Menguntai makna yang penuh harap
Jalani hidup dengan semangat
Semoga Allah selalu menuntun
Menjauh dari hidup yang gelap
Hingga selamat dunia-akhirat
Puisi 15.
Setiap terbit fajar tahun baru Hijriah
Terkadang aku senyum ceria tanpa keluh kesah
Terkadang juga menangis histeris sendiri
Entah kenapa
Tanpa perlu mencari jawaban entah mengapa
Terkadang senyum ceria tanpa keluh kesah
Menyaksikan matahari dan bulan masih tetap utuh sejak dulu hingga kini
Terkadang ku menangis histeris sendiri
Teringat akan jejakku berufuk makin melampui matahari
Akan kekeliruan mungkin belum jua mampu lapuk termakan usia
Esok, masih adakah bulan purnama menjadi harapan baru
Akan bersemi bersama matahari pada tahun depan
Atau hanya namaku tertulis indah
Terpesona pada batu nisan
Selamat datang tahun Hijriah
Nan tak lekang seiring waktu mesti berlabuh
Bulan dan matahari juga mesti terus bertasbih
(*)
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.