Pilpres 2024
Kata Pengamat Soal Elektabilitas Anies Selalu di Bawah Prabowo dan Ganjar, Singgung Partai Loyal
Elektabilitas Anies Baswedan yang selalu di bawah capres lainnya yakni Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto menimbulkan tanda tanya.
TRIBUNKALTIM.CO - 3 bulan jelang pendaftaran calon presiden (capres), tiga bakal capres Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo, dan Anies Baswedan makin getol menyapa masyarakat.
Relawan dan partai politik pun mulai bergerak memperkenalkan bakal capres yang mereka dukung untuk berkompetisi dalam Pilpres 2024.
Upaya para bakal capres dan pendukungnya tersebut, tak lain dalam rangka meningkatkan elektabilitas jelang Pemilihan Presiden atau Pilpres 2024.
Menurut dugaan pengamat, dugaan penyebab suara Anies Baswedan selalu di bawah Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo.
Elektabilitas Anies Baswedan yang selalu di bawah capres lainnya yakni Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto menimbulkan tanda tanya.
Dari sejumlah lembaga survei yang merilis hasilnya, nama Anies Baswedan selalu jadi juru kunci.
Menurut, Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah berpandangan bahwa elektabilitas bakal calon presiden (bacapres) Anies Baswedan yang berada di bawah bacapres Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo terjadi karena belum terlihatnya suara pemilih Partai Nasdem dan Partai Demokrat sebagai partai pengusungnya.
Hal ini ia sampaikan merespons survei Indikator Politik terkini yang memprlihatkan elektabilitas Anies di posisi ketiga, atau di bawah Prabowo dan Ganjar.
"Artinya, bisa saja pemilih Nasdem, Demokrat belum mengemukakan pendapat akan memilih Anies, ini menjadi alternatif asumsi mengapa Anies terkesan stagnan," kata Dedi dilansir dari Kompas.com, Senin (24/7/2023).
Sementara itu, menurut Dedi, satu-satunya partai politik yang memiliki basis massa pemilih untuk Anies hanya Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
Namun, partai itu dinilai termasuk yang sulit diterka elektabilitasnya dibanding parpol lain.
"PKS dalam banyak kontestasi antara hasil pemilihan dan survei banyak berbeda, misalnya suara di DKI dan Jabar, suara PKS jarang bisa ditangkap oleh survei," ujar Dedi.
Oleh karena itu, Dedi menilai Anies didukung oleh partai-partai yang tidak miliki basis massa loyal kecuali PKS.
Hal ini, kata dia, berbanding terbalik dengan Prabowo dan Ganjar yang didukung partai besar.
"Ganjar dan Prabowo sudah didukung oleh partai mayoritas, sehingga pemilih partai yang loyal bisa diarahkan secara langsung," kata dia.

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.