Berita Viral
Terungkap Alasan Elon Musk Mengganti Logo Twitter dari Burung Biru jadi X, Banjir Kritikan
Elon Musk ganti logo Twitter yang semula berbuntuk burung biru menjadi huruf kapital X. Keputusan Musk pun mendulang kritik pengguna Twitter.
Memikat pengiklan sangat penting untuk Musk dan Twitter setelah banyak yang melarikan diri pada bulan-bulan awal setelah pengambilalihannya.
Musk takut merusak merek dalam kekacauan yang dia buat.
Pengiklan telah berkurang karena perubahan yang dilakukan Musk yang memungkinkan lebih banyak konten kebencian berkembang dan menyinggung sebagian besar audiens platform.
Musk mengatakan pada akhir April bahwa pengiklan telah kembali, tetapi dia tidak memberikan rinciannya.
Twitter juga menghadapi persaingan dari aplikasi baru Meta, Threads, yang diluncurkan bulan ini. Itu telah dilihat sebagai alternatif bagi mereka yang masam di Twitter.
Utas sedang ditagih sebagai versi berbasis teks dari aplikasi berbagi foto Meta, Instagram, yang menurut perusahaan menawarkan "ruang baru dan terpisah untuk pembaruan waktu nyata dan percakapan publik."
Dalam lima hari pertama peluncurannya, 100 juta orang mendaftar ke Threads, kata kepala Instagram Adam Mosseri di Threads.
Baca juga: Scroll Twitter Dibatasi, Penjelasan Elon Musk Soal Penyebab dan Alasan Rate Limit Exceeded
Sebagai informasi, sejak Elon Musk mengakuisisi Twitter pada Oktober tahun lalu, platform media sosial itu mendapatkan tantangan dari kemunculan platform-platform baru.
Sebut saja Mastodon dan Bluesky, platform alternatif yang didukung oleh mantan CEO Twitter, Jack Dorsey.
Namun, Twitter tidak terancam akan kemunculan platform-platform tersebut.
Hal berbeda dialami oleh Threads. Pada hari perdana peluncurannya, Mark Zuckerberg melaporkan, sudah terdapat 30 juta pengguna yang mendaftar ke platformnya.
Bahkan, pada Kamis (6/7/2023) waktu setempat, Threads memuncaki daftar aplikasi gratis di iOS App Store.
Elon Musk kebakaran jenggot, ancam menuntut Meta atas aplikasi Threads barunya.
Perusahaan milik Mark Zuckerberg itu dianggap mencontek ide dari Twitter sehingga melanggar hak kekayaan intelektual.
Bahkan, pengacara yang mewakili Twitter dikabarkan telah mengirimkan surat ke CEO Meta, Mark Zuckerberg.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.