Berita Kutim Terkini
Investasi di KEK Maloy Terkendala Infrastruktur tapi Diuntungkan Ada IKN Nusantara
Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Maloy di Kabupaten Kutim yang potensial masih terkendala infrastruktur.
Penulis: Mohammad Fairoussaniy | Editor: Budi Susilo
"Tapi KEK Maloy diharapkan bisa mendukung pengembangan IKN, termasuk Kariangau dan Buluminung," tandasnya.
Dihidupkan oleh IKN Nusantara
Berita sebelumnya. Pemerintah Provinsi Kaltim akan menghidupkan investasi di KEK Maloy Kutai Timur dan Kawasan Industri Buluminung, di Kabupaten Penajam Paser Utara.
Selain itu, juga akan menghidupkan Kawasan Industri Kariangau di Kota Balikpapan.
Hal ini dilakukan Pemprov Kaltim karena kawasan industri tersebut terkoneksi dengan Ibu Kota Negara atau IKN Nusantara.
Sekretaris Daerah Provinsi (Sekdaprov) Kaltim, Sri Wahyuni menegaskan bukan hanya energi terbarukan saja, beberapa sektor untuk meningkatkan ekonomi juga kini mulai perlahan dilakukan percepatan.
Baca juga: Hunian ASN Hingga Instalasi Air Bersih Masuk Gelombang 2 Pembangunan IKN Nusantara
"Kita tidak bicara di sektor hulu-hilir saja, kita punya atensi untuk menghidupkan investasi di Maloy, Buluminung, Kariangau dan itu semua terkoneksi dengan IKN Nusantara," ungkapnya, Jumat (23/6/2023).
Pengembangan rumah-rumah produksi dan memberi pelatihan untuk para produsen juga akan menjadi program ke depan.
Seperti, adanya potensi bahan baku lokal tetap ada kesulitan peralatan maupun modal untuk jadi bahan baku hilir.
"Kita intervensi di sana. Kita siapkan peralatannya apa saja yang akan dibutuhkan. Ini juga sedang dipetakan nanti rumah produksinya apa saja. Pertanian kah atau perikanan," terang Sri Wahyuni.
"Setidaknya, kita mengajak orang. Pasar ada kalau barangnya ada. Nah bagaimana kita menghasilkan produk hilir itu, produk olahan," sambungnya.
Tidak hanya menyiapkan hulu tetapi siapa yang membuat produk dan bagaimana supaya mempunya nilai tambah.
Produk tersebut diolah dan punya nilai jual dan nilai tambah. Otomatis jika ini dilakukan, pertumbuhan ekonomi juga akan meningkat. Sehingga, tak berpikir di hal-hal yang sifatnya tidak terbarukan.
Baca juga: Februari 2024, Target Progres IKN Nusantara 80 Persen dan Siap untuk Ditempati
"Kalau bicara produk, misalnya hasil-hasil pertanian. Nanas, salak yang ada di Samboja, Pisang. Selama ini kan kita ekspor pisang. Nah diharapkan, rumah produksi pisang bisa dikelola. Diolah jadi keripik pisang misalnya," kata Sri Wahyuni.
Menurutnya, produk apapun yang diolah dari bahan baku lokal akan diminati pasar jika memang memiliki nilai jual lebih.
Jika memungkinkan, produk akan semakin punya nilai lebih jika memenuhi standar.
"Kalau memenuhi standar itu ya kenapa tidak? Yang penting pasarnya itu ada. Mau di pasar lokal, nasional yang penting pasokan bahan baku, produksi, dan pasar. Itu lagi kami coba," tandasnya
"Bertransformasi memang perlu waktu, harus dimulai dari yang kecil tapi harus bisa running," imbuh Sri Wahyuni.
(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.