Pembangunan Fasilitas Air Bersih KEK Maloy Dianggarkan Rp2,7 miliar

TRIBUNKALTIM.CO,SAMARINDA- Pembangunan fasilitas infrastruktur air bersih di KEK Maloy Batuta Trans Kalimantan (MBTK) di Kutai Timur dianggarkan Rp2,7 miliar.

Seperti diketahui, Dewan Nasional Kawasan Ekonomi Khusus (DN KEK) beberapa kali memberi atensi karena belum maksimalnya keberadaan KEK Maloy.

Gubernur Kaltim, Isran Noor mengatakan belum maksimalnya kinerja KEK Maloy kareba infrastruktur di KEK MBTK masih belum memadai.

Khususnya untuk akses jalan masuk, air bersih, listrik dan telekomunikasi.

"Saya minta Bappeda dan Dinas PUPR terus ingatkan pusat untuk membangun infrastruktur Maloy dengan APBN," ujar Isran Noor beberapa waktu lalu.

Baca juga: Dewan Nasional KEK Atensi KEK Maloy, Gubernur Kaltim Optimis MBTK Jadi Pusat Kawasan Ekonomi Baru

Baca juga: Hadi Mulyadi Menanti Investasi Malaysia di IKN Nusantara dan KEK Maloy Kaltim

Sementara itu, Kepala Dinas PUPR Kaltim, Aji Muhammad Fitra Firnanda mengungkapkan bahwa sembari menunggu dana APBN pihaknya turut bergerak membenahi fasilitas di KEK MBTK.

"Untuk air minumnya sudah disiapkan, tetapi karena bertahun-tahun tidak dipakai, tentunya perlu peremajaan," ujarnya, Kamis (26/1/2023).

"Dicek ulang semua sampai dia bisa berfungsi semula, itu untuk instalasi air minum, bidang cipta karya sudah mengalokasikan Rp2,7 miliar," sambung Nanda, sapaan akrabnya.

Tak hanya itu, pengolahan air minum dan sumur bor untuk air bersih akan dikerjakan pada tahun 2023 ini.

"Air minum termasuk intake, sumur bor disana, kita optimalkan dan perbaiki tahun ini secepatnya bisa diperbaiki," lanjut Nanda.

Disampaikan juga, bahwa nantinya telah berfungsi IPA Maloy yang akan mendistribusikan air bersih dengan kapasitas 200 liter per detik.

Baca juga: Nilai Investasi PT PSI di KEK Maloy Tahap I Capai Rp 55 M, Awal Tahun Tangki Timbun CPO Rampung

Fasilitas air ini ditarget selesai tahun ini, untuk maksimalnya kawasan strategis yang diproyeksikan menjadi pelabuhan untuk kawasan Indonesia Timur.

"Sementara ini ada instruksi, untuk rehabilitasi air minum, karena sudah ada mulai dari sumur bornya, intakenya, spamnya termasuk IPA dan jaringan distribusi 200 liter per detik," pungkas Nanda. (*)