Anak Demam Tak Kunjung Turun? Coba Cek Perbedaan Gejala Demam Biasa Dan DBD

Gejala DBD pada anak sering kali diartikan sebagai gejala flu biasa. Hal ini dapat menyebabkan penundaan dalam diagnosis yang dapat berakibat fatal

Penulis: Fransisca Andeska | Editor: Content Writer
shutterstock
Gejala DBD pada anak, seperti demam tinggi, sering kali diartikan sebagai gejala flu biasa atau infeksi yang disebabkan oleh virus lainnya, sehingga seringkali sulit untuk membedakannya hanya berdasarkan gejala awalnya. Hal ini dapat menyebabkan penundaan dalam diagnosis dan pengobatan yang tepat yang dapat berakibat fatal. 

TRIBUNKALTIM.CO - Demam berdarah dengue (DBD) merupakan salah satu penyakit berbahaya yang membutuhkan penanganan segera. Di Indonesia, kasus DBD banyak ditemui khususnya ketika musim hujan tiba, tak terkecuali di Kalimantan Timur (Kaltim). 

Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes), jumlah kasus DBD di seluruh Indonesia pada periode Januari-Mei 2023 mencapai 35.694 kasus. Dari total angka kasus di Indonesia yang terjangkit DBD tersebut, Dinkes Provinsi Kaltim menyebutkan bahwa ada 2.022 warga yang positif terjangkit DBD di 10 kabupaten dan kota dengan 11 orang diantaranya dinyatakan meninggal dunia. 

Melihat terus meningkatnya kasus dan minimnya pengetahuan tentang gejala DBD, Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) terus berupaya untuk menekan prevalensi kasus DBD. Maka itu penting bagi masyarakat Indonesia untuk mengenali dengan baik gejala penyakit DBD tersebut.  

Kenali Gejala DBD

Demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue. Virus ini menular dari satu orang ke orang lain melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti. Untuk menginfeksi seseorang, virus dengue yang dibawa oleh nyamuk betina ini akan masuk ke dalam tubuh manusia melalui gigitan nyamuk. 

Melansir dari Mayo Clinic, pada fase awal DBD, banyak orang tidak mengalami tanda atau gejala infeksi dengue yang spesifik. Biasanya para penderita akan mengalami beberapa gejala yang berbeda, berikut gejala DBD yang patut untuk diwaspadai. 

  1. Demam tinggi hingga suhu badan mencapai 40 derajat celcius. Pada tahap ini, demam berdarah sulit dibedakan dengan demam pada penyakit flu biasa. Namun, bedanya demam pada DBD akan mengalami naik turun (demam bifasik) yang terjadi selama 2-7 hari. 

  2. Mual hingga muntah-muntah. 

  3. Nyeri pada persendian, tulang, dan otot. 

  4. Sakit kepala hingga membuat bagian belakang mata akan terasa sakit, terutama saat menggerakkan bola mata. 

  5. Muncul ruam atau bintik-bintik merah di seluruh badan. 

Melansir dari Kompas.com, beberapa kasus gejala DBD pada anak, seperti demam tinggi, sering kali diartikan sebagai gejala flu biasa atau infeksi yang disebabkan oleh virus lainnya, sehingga seringkali sulit untuk membedakannya hanya berdasarkan gejala awalnya. Hal ini dapat menyebabkan penundaan dalam diagnosis dan pengobatan yang tepat yang dapat berakibat fatal.

Namun, berbeda dengan gejala flu, setelah digigit nyamuk, anak dapat mengalami demam tinggi dalam kurun waktu 3-14 hari, mual, muntah, nyeri di seluruh tubuh, dan muncul ruam pada kulit, serta pembengkakan pada kelenjar getah bening. 

Pada fase berikutnya, 1 dari 20 orang akan mengalami gejala yang semakin parah. Hal itu dikarenakan adanya perembesan plasma darah dengan gejala seperti bengkak, sesak, perut besar, dan muncul pendarahan spontan pada beberapa bagian tubuh, seperti pada hidung dan gusi. 

Munculnya gejala yang makin parah ini disebabkan karena terlambatnya penanganan, sekaligus imunitas anak yang tidak kuat dalam menerima paparan virus. Maka itu, pastikan Anda mengetahui perbedaan gejala DBD dengan demam flu biasa. 

Cegah penyakit DBD dengan 3M 

Sebagai bentuk kewaspadaan terhadap DBD, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI senantiasa menggalangkan upaya pencegahan lewat PSN 3M Plus. Selain menguras dan menutup tempat penampungan air serta mendaur ulang berbagai barang yang menumpuk, terdapat poin ‘Plus’ dalam gerakan 3M Plus sebagai bentuk upaya pencegahan tambahan, seperti bergotong royong membersihkan lingkungan, memeriksa tempat penampungan air hingga menggunakan obat anti nyamuk.

Anda juga dapat menggunakan obat nyamuk semprot yang bisa membunuh seketika. Penggunaan obat ini terbukti efektif membunuh nyamuk Aedes Aegypti sebagai vektor pembawa virus dengue penyebab DBD.  

Saatnya untuk selalu waspada terhadap Gejala DBD! Dengan langkah 3M Plus serta penggunaan obat nyamuk semprot yang bisa membunuh seketika, lindungi diri dan keluarga dari bahaya nyamuk Aedes Aegypti. 

Penulis: Andeska Gladiaventa | Editor: Anniza Kemala

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved