Ibu Kota Negara

Tim Ahli Transisi Siapkan Pemuda dan Anak-anak yang Akan Tinggal, Bekerja dan Memimpin IKN Nusantara

Indonesia pada 2045 memiliki momentum bersejarah karena genap berusia 100 tahun alias satu abad, dengan bonus demografi yang meningkat.

Penulis: Mohammad Fairoussaniy | Editor: Mathias Masan Ola
TRIBUNKALTIM.CO/MOHAMMAD FAIROUSSANIY
Tim Ahli Transisi Otorita IKN yang juga Dosen Perencanaan Wilayah dan Kota Universitas Gadjah Mada, Tri Mulyani Sunarharum saat berada di Kota Samarinda. 

TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Indonesia pada 2045 memiliki momentum bersejarah karena genap berusia 100 tahun alias satu abad, dengan bonus demografi yang meningkat.

Inilah yang menjadi salah satu alasan munculnya ide, wacana, dan gagasan Generasi Emas 2045.

Indonesia 2045 memang masih 25 tahun lagi, tetapi bibit-bibit unggul itu mestinya sudah ada dari sekarang.

Baca juga: IKN Nusantara Bakal Punya Bandara VVIP dan Diapit Dua Airport Besar di Balikpapan dan Samarinda

Cita-cita menuju Indonesia Emas 2045 sebagai negara maju dan sejahtera menuntut sumber daya manusia yang berkualitas dan memiliki penguasaan pada bidang teknologi.

Bonus demografi yang memuncak pada 2045 akan berbalik menjadi ancaman jika pendidikan dan kesehatan sebagai dasar membangun manusia Indonesia tidak dibenahi mulai sekarang.

Apalagi, Ibu Kota Negara atau IKN Nusantara kini tengah dibangun, akan diteruskan oleh generasi saat ini yang masih berusia balita hingga anak-anak.

Tim Ahli Transisi Otorita IKN yang juga Dosen Perencanaan Wilayah dan Kota Universitas Gadjah Mada, Tri Mulyani Sunarharum saat berada di Kota Samarinda mengatakan, sebenarnya pemuda dan pemudi yang kini ada harus menjadi Co-kreator atau kolaborator.

Begitu yang diharapkan IKN dengan sifatnya kota yang inklusif, kota untuk semua, yang berarti pemuda juga menjadi bagian dari pembangunan.

Baca juga: Tahun 2035 Diproyeksikan Pertambahan Penduduk Terkonsentrasi di PPU dan Kukar, Efek IKN Nusantara?

"Jadi seharusnya tidak kemudian menunggu kesempatan datang, tetapi bagaimana caranya pemuda-pemudi Indonesia ini juga bisa menciptakan kesempatan untuk bisa berkolaborasi dengan Otorota IKN karena kan sekarang sudah ada diawali dengan berkunjung ke kampus-kampus," jelasnya, Senin (14/8/2023).

Menurut Tri Mulyani, nantinya cara Otorita IKN untuk mengikutsertakan pemuda dan pemudi Indonesia juga tepat dengan menggandeng perguruan tinggi.

Namun demikian, kampus tidak hanya menjadi acara seremonial, hanya sekedar jadi tempat untuk acara, tetapi setelah selesai, akan berkelanjutan.

Mahasiswa atau pemuda-pemudi harus bisa menyoroti kreativitas atau inovasi yang mungkin bisa menjadi masukan atau saran kepada Otorita IKN.

"Misalnya, saran kita perlu fasilitas untuk ruang para seniman dalam membuat film, konten kreator, itu bisa disampaikan karena kan perencanaan ini kan masih belum sepenuhnya direncanakan secara mendetail sudah ada rencana untuk kawasan inti pusat pemerintahan tapi yang lainnya kan belum dibuat secara detail, ini masih bisa mengakomodir masukan-masukan," sambungnya.

Baca juga: Menteri PUPR Pastikan Upacara 17 Agustus 2024 Bisa Digelar di IKN Nusantara

Tri Mulyani menegaskan, pemuda-pemudi ini jua yang nanti ke depannya akan tinggal di IKN, bekerja dan kemudian memimpin di sana, serta ini bentuk kesiapan menuju 2045.

Terutama peranan dari kawasan sekitar, Kota Samarinda dan Balikpapan terutama yang jadi 3 cities serta juga daerah.

Kabupaten Penajam Paser Utara kemudian Kutai Kartanegara, semuanya adalah kawasan mitra, jadi sama pentingnya.

"Tentu harus ikut berpartisipasi, pemuda-pemudi yang nanti memimpin di IKN terutama kawasan mitra harus bisa menjadi tuan rumah dalam pembangunan peradaban baru ini," tandas Tri Mulyani. (*)

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved