Pilpres 2024

Tak Ada AHY saat Anies Baswedan dan Tim 8 Koalisi Perubahan Bertemu SBY, Penjelasan Sudirman Said

Tak ada Agus Harimurti Yudhoyoni atau AHY saat Anies Baswedan dan Tim 8 Koalisi Perubahan bertemu SBY di Cikeas. Penjelasan Sudirman Said.

Editor: Amalia Husnul A
Tribunnews.com/ Igman Ibrahim
Anies Baswedan selepas menemui Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di Kediaman SBY di Cikeas, Jawa Barat pada Jumat (25/8/2023) malam. Tak ada Agus Harimurti Yudhoyoni atau AHY saat Anies Baswedan dan Tim 8 Koalisi Perubahan bertemu SBY di Cikeas. Penjelasan Sudirman Said. 

Pada saat bersamaan, bacapres yang didukung Partai Demokrat bersama Partai Nasdem dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Anies Baswedan, juga belum menetapkan kandidat pendamping.

Di koalisi ini juga, sejumlah nama sudah diusulkan untuk menjadi bakal cawapres Anies, termasuk AHY.

Karena itu, PPP kini bergerilya membuka kemungkinan lainnya, menduetkan Sandiaga dengan AHY.

"Mungkin ada bisik-bisik politik. Mungkin lahir pemikiran-pemikiran itu. Tetapi kalau yang secara konstitusi, yang menjadi keputusan akhir, belum ada pemikiran-pemikiran itu.

Tapi sekali lagi bahwa wacana itu ada, ya mungkin ada," ucapnya.

Namun, Mardiono menyadari bahwa jika PPP dan Demokrat berkongsi, koalisi tersebut belum mampu memenuhi presidential threshold atau ambang batas pencalonan presiden.

Jumlah kursi Parlemen yang dikuasai kedua parpol tersebut masih di bawah 20 persen dan raihan suara mereka pada Pemilu 2019 juga masih di bawah 25 persen.

Oleh karenanya, dibutuhkan amunisi suara dari partai lainnya untuk dapat mewujudkan duet Sandiaga dan AHY.

"Jadi, saling mengajak itu sudah pasti. Namanya juga lagi usaha. Namanya juga lagi berjuang," tutur Mardiono.

Rangkul Demokrat dan PKS

Sandiaga mengaku akan merangkul Demokrat dan PKS menyusul bergulirnya isu duet Ganjar dan Anies. Sandiaga mengatakan, setiap potensi politik yang ada harus disatukan menjadi sebuah kekuatan.

Karena itu, kata Sandiaga, PPP harus bisa menerima dengan tangan terbuka dan memastikan bahwa ini memang betul-betul yang diinginkan oleh masyarakat.

Sandiaga juga menekankan, jika Anies dan Ganjar bersatu, maka akan membawa semangat baru dalam kontestasi demokrasi di Pilpres 2024.

Dia mengaku akan berkomunikasi dengan Koalisi Perubahan guna merespons atas wacana duet Ganjar dan Anies.

"Tentunya saya juga ingin mengajak berbicara lebih dekat teman-teman dari PKS dan juga dari Demokrat, khususnya Mas AHY," kata Sandiaga dalam siaran pers, Kamis (24/8/2023).

Guyon politik Ketua DPP PPP

Achmad Baidowi atau Awiek membantah wacana duet Sandiaga dan AHY.

Menurutnya, wacana tersebut hanyalah guyonan politik belaka.

"Ya kalau di fraksi kan guyon-guyon politik itu kan. Ya biasalah guyon-guyon politik," kata Awiek saat dihubungi Kompas.com, Jumat.

Awiek menyatakan, jika memang ada diskusi mengenai wacana tersebut, tentu tidak bisa diartikan sebagai sikap dari PPP.

Dengan demikian, ia menepis jika wacana itu dimunculkan dari elite PPP.

"Jadi, kami menganggapnya itu hanya diskusi informal aja mungkin di antara kader-kader partai, terus ketemu, ngobrol. Tapi bukan menjadi sebuah keputusan," katanya.

Awiek menegaskan, hingga kini partainya tetap konsisten menjalankan amanat Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) 5 dan 6.

Keputusan dua Rapimnas PPP itu, jelas Awiek, memutuskan Ganjar didukung sebagai capres. Sedangkan Sandiaga sebagai cawapres.

"Nah dua keputusan rapimnas itu yang kita amankan. Kalau pun ada perubahan sikap politik, tentu harus melalui rapimnas lagi," imbuh dia.

Imajinasi liar

Kepala Badan Komunikasi Strategis Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra wacana duet Sandiaga dan AHY merupakan respons dari imajinasi liar atas wacana bersatunya Ganjar dan Anies.

"Wacana Sandi-AHY mungkin ini muncul sebagai respons dari imajinasi liar Ganjar-Anies.

Berpikirnya dengan bersamanya Ganjar dan Anies, berarti PDIP dan Nasdem bergabung.

Meninggalkan PPP, Partai Demokrat, dan PKS," ujar Herzaky, Jumat.

Atas munculnya wacana duet Ganjar dan Anies, Herzaky menyebut wajar apabila muncul anggapan lebih baik PPP, Demokrat, dan PKS membentuk koalisi sendiri.

Dengan begitu, wacana duet Sandiaga dengan AHY pun muncul, terlepas siapa yang menjadi capres dan cawapresnya.

"Jadi, hati-hati kalau melempar wacana ke publik. Publik bisa berimajinasi dan meresponsnya dengan lebih kreatif lagi," kata dia.

Herzaky juga mempertanyakan sikap Sandiaga yang mau merangkul PKS dan Demokrat.

Sikap ini apakah sebagai pesan bahwa Sandiaga ingin menggaet Demokrat dan PKS untuk bekerja sama dalam mendukung Ganjar dan Anies.

Atau sebaliknya, Sandiaga mengajak Demokrat dan PKS untuk membentuk koalisi baru, dalam hal ini Sandi meminang AHY.

"Kita fokus pada semangat perubahan dan perbaikan. Bukan pada sosok. Ada aspirasi dan harapan kuat yang dititipkan oleh masyarakat pro perubahan kepada kami untuk diperjuangkan," kata Herzaky.

Baca juga: Daftar 10 Kandidat Cawapres Anies Baswedan dari Jawa Timur, Ada Yenny Wahid, AHY dan Yaqut Cholil

(*)

Update Pilpres 2024

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved